Presiden Iran Larang Resepsi untuk Cegah Penularan Covid

Pemerintah juga mengkhawatirkan langka-langkah pencegahan yang ketat akan menghancurkan ekonomi yang sudah terpuruk di bawah sanksi Amerika Serikat.
JAKARTA-Dengan alasan angka kasus warga terinfeksi Covid-19 kembali tinggi, Presiden Iran, Hassan Rouhani, akhirnya melarang sementara penduduknya kegiatan yang melibatkan banyak orang, termasuk diantaranya yang dilarang adalah resepsi pernikahan.
Dilansir Middle East Monitor, Rabu (15/7/2020), namun Rouhani meminta agar sektor ekonomi di Iran tak terganggu dengan larangan tersebut.
“Pilihan termudah adalah menghentikan semua (aktivitas kehidupan). Tapi kemudian orang akan turun ke jalan karena (mereka) kelaparan dan (menjadi) pengangguran,” kata Rouhani.
Seorang pejabat polisi di Teheran mengumumkan penutupan semua gedung pernikahan, tak lama setelah Rouhani menyampaikan larangan tersebut. Larangan mengadakan resepsi diberlakukan sampai ada pemberitahuan lebih lanjut.
“Kita harus melarang upacara dan pertemuan di seluruh negeri, termasuk pernikahan atau pesta. Saat ini bukan waktunya untuk (menyelenggarakan) festival atau seminar,” kata juru bicara Kementerian Kesehatan, Sima Sadat Lari, lewat siaran di stasiun televisi pemerintah.
Rouhani dan pejabat lainnya beranggapan lonjakan angka yang terinfeksi Covid terjadi lewat resepsi pernikahan dan pertemuan publik lainnya.
Sebelumnya Iran secara bertahap mulai melonggarkan penguncian wilayah (lockdown) yang telah diberlakukan sejak pertengahan April. Namun, otoritas kesehatan setempat baru-baru ini melaporkan terjadi lonjakan tajam kasus infeksi virus corona.
Bukan hanya penutupan gedung pertemuan, Sima juga menyebut kemungkinan akan menunda ujian masuk universitas.
Penasehat Satuan Tugas Virus Corona Iran telah memperingatkan segera mengambil langkah-langkah pencegahan tepat untuk mencegah sekitar 50 hingga 60 ribu orang menjadi korban akibat pandemi.
“Gelombang kedua yang akan terjadi pada musim gugur, akan jauh lebih mematikan,” kata seorang penasehat, Hossein Qenaati, dikutip kantor berita ISNA.
Saat ini kasus Covid-19 di Iran sebanyak 262.173, dengan 13.211 angka kematian, dan 225.270 orang dinyatakan sembuh.
(tvl)