Crispy

Hyundai Motor Bangun Pabrik Bernilai $ 1,5 Miliar di Bekasi

Seoul — Hyundai Motor, Selasa 26 November 2019, mengumumkan telah menandatangani kesepakatan berinvestasi di Indonesia sebesar 1,5 miliar dolar AS.

Hyundai akan mendirikan pabrik di Bekasi, yang akan menjadi pabrik pertamanya di Asia Tenggara, sebagai upaya memanfaatkan peluang sempit bersaing dengan Jepang yang mendominasi pasar mobil di Indonesia.

Bersama Kia Motors, Hyundai terus mengalami penurunan penjualan berkepanjangan di pasar Cina, dan membuat keduanya menangguhkan pembangunan dua pabrik sepanjang 2019.

Di Indonesia, Hyundai akan membangun pabrik di Bekasi dengan kapasitas 150 ribu kendaraan per tahun. Pabrik akan mulai berproduksi tahun 2021. Rencananya, Hyundai akan meningkatkan kapasitas pabrik menjadi 250 ribu kendaraan per tahun.

Di Bekasi, Hyundai akan membuat kendaraan sport (SUV) kecil dan kendaraan serba guna (MPV). Namun Hyundai masih mempertimbangkan mobil listrik (EV) untuk pasar Asia Tenggara.

Tujuan lain pembangunan pabrik di Indonesia adalah menghindari tarif impor lima sampai 80 persen di kawasan ASEAN. Pabrik di Bekasi akan melayani pasar Indonesia, pasar mobil terbesar ASEAN, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya.

Kesepakatan ditanda-tangani pada acara yang dihadiri Presiden Joko Widodo dan Euisun Chung, wakil ketua eksekutif Hyundai Motor. Presiden Joko Widodo berada di Korsel untuk bertemu Presiden Korsel Moon Jae-in.

Presiden Moon sedang menjalankan ‘New Southern Policy’, yang bertujuan mempererat hubungan dagang dengan Asia Tenggara untuk memperlonggar ketergantungan pada mitra dagang tradisional; AS dan Cina.

Hyundai sampai saat ini belum bisa bersaing dengan produsen mobil Jepang di Asia Tenggara. Penjualan Hyundai di Asia Tenggara hanya 122.883 unit mobil. Toyota menjual 854.032 mobil sepanjang Januari hingga September.

LMC Automotive, lembaga riset pasar otomotif, memperkirakan terjadi penurunan total penjualan sampai empat persen di ASEAN pada kuartal keempat tahun ini. Penyebabnya, pelambatan ekonomi yang dialami Thailand dan Indonesia tidak memperlihatkan tanda-tanda akan berakhir.

Back to top button