Veritas

Hari Ini 100 Tahun Lalu: Pembantaian Kulit Hitam saat Pemilu AS

  • Pejabat lokal dan Ku Klux Klan menghapur hampir semua jejak sejarah pembantaian.
  • Sejarawan berusaha mengumpulkan kembali kisah memilukan itu.
  • Tujuan penulisan kembali adalah Pembantaian Ocee tidak boleh dilupakan.

Florida — Hari ini, 2 November 1920, penduduk Afro-Amerika di Ocoee, Florida, keluar dari rumah-rumah mereka untuk memberikan suara.

Bagi penduduk kulit putih, itu sesuatu yang ringan. Orang-orang datang berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara, antre sebentar, dan memberikan suara. Namun, tidak bagi kulit hitam.

Dalam beberapa dekade sejak Rekonstruksi, politik Florida didominasi Demokrat Putih Selatan — kelompok politik yang berjuang melestarikan perbudakan sejak 1850 dan menghalangi Afro-Amerika menggunakan hak konstitusional melalui kekerasan, intimidasi, dan undang-undang.

Jelang Pemilu 1920, orang-orang kulit putih di Ocoee memperlihatkan keberanian. Mereka mendaftar dan berbondong-bondong mendatangani tempat pemungutan suara.

Paul Ortiz, profesor sejarah di Universitas Florida, menulis dalam esai 2010 betapa situasi itu mengancam cengkeraman supremasi kulit putih.

“Pejabat negara bagian dan lokal, serta Ku Klux Klan, memahami bahwa supremasi kulit putih dalam masalah,” tulis Ortiz dan dikutip CNN. “Mereka merespon tanpa ampun.”

Untuk mencegah kulit hitam berbondong-bondong ke tempat pemungutan suara, masih menurut Ortiz, gerombolan kulit putih membunuh orang-orang kulit hitam yang bergerak mendatangi tempat pemungutan suara.

Gerombolan kulit putih lain mengeluarkan kulit hitam dari rumah-rumah mereka, membakar seluruh permukiman Afro-Amerika, seraya menyiksa yang mencoba melawan.

“Itu adalah hari paling berdarah dalam sejarah politik Amerika modern,” tulis Ortiz. “Orang mengingatnya sebagai Pembantaian Ocoee.”

Sulit menuliskan kronologi peristiwa itu, kareja pejabat lokal berhasil menutupi seluruh rangkaian kejadian. Catatan yang tersedia sangat sedikit, dan relatif berasal dari kesaksian korban selamat.

Ada yang mengatakan peristiwa dimulai ketika seorang kulit hitam secara sadar ingin menggunakan hak pilihnya. Semangat itu menular seluruh komunitas kulit hitam.

Dalam beberapa tahun terakhir, sejarawan mencoba mengumpulkan sejarah lisan, catatan tanah, dan laporan yang diterbitkan, dan mencoba mendokumentasikan peristiwa itu secara lebih akurat.

Tujuannya, memastikan pembantaian keji itu tidak boleh dilupakan. Orlando Sentinel menerbitkan laporan terbaru Pembantaian Ocoee.

Mengutip sejumlah sumber, pembantaian dimulai ketika Moses Norman — kulit hitam pemilik tanah terkemuka di komunitas Ocoee — muncul di tempat pemungutan suara dan mencoba memberikan suara.

Normal ditolak petugas pemungutan suara dengan alasan belum mendaftar atau membayar pajak pemungutan suara dengan benar. Dia membawa masalah ini ke pengacara terkemuka di Orlando, dan kandidat senat dari Partai Republik.

Pengacara itu menyarankan Norman kembali, dan menuntut diijinkan menggunakan haknya untuk memilih. Norman memenuhi anjuran itu. Dia kembali, dan menurut beberapa laporan, dia membawa senjata ketika menyambangi tempat pemungutan suara. Sumber lain mengatakan orang kulit putih menemukan pistol di mobilnya.

Norman kembali diusir penduduk kulit putih. Ia pergi dan berlindung di rumah Juli Perry, temannya dan pria kulit hitam terkemuka di komunitas.

Massa kulit putih, entah siapa yang mengorganisir, terbentuk dan berangkat mencari Norman. Mereka tiba di rumah Perry, dan pada saat sama sekelompok penduduk Afro-Amerika berkumpul.

Tidak jelas yang yang lebih dulu menembak, tapi kekerasan pecah. Dalam Florida Historical Quarterly disebutkan dua kulit putih tewas dan Perry terluka.

Setelah baku tembak awal, massa kulit putih memanggilbantuan dan kembali dengan semangat melakukan pembalasan.

Leih 250 kulit putih, di antaranya anggota Ku Klux Klan, membakar rumah-rumah tempat tinggal Afro-Amerika dan bangunan komunitas. Perry digantung di Orlando.

Tidak jelas berapa Afro-Amerika terbunuh. Perkiraan kasarnya antara 30 sampai 50.

Ada upaya Afro-Amerika melawan, tapi hampir semua yang telah tinggal sedemikian lama di Ocoee harus terusir ke luar kota, dan tidak kembali salama beberapa dekade.

Check Also
Close
Back to top button