CrispyVeritas

Penasihat Keamanan Nasional AS: Cina Terus Coba Campuri Pemilu AS

Robert O’Brien mengatakan, Beijing tanpa henti menjalankan program besar untuk mempengaruhi politik dalam negeri AS

JERNIH—Penasihat Keamanan Nasional AS, Robert O’Brien mengatakan, Cina telah mengambil peran paling aktif di antara negara-negara yang ingin ikut campur dalam Pemilu AS. Ia bahkan menunjuk Cina menjalankan program besar untuk mempengaruhi politik dalam negeri Abang Sam.

Pernyataan itu dikemukakan Robert O’Brien, Jumat (4/9) waktu setempat, tanpa memberikan rincian apa pun. “Kami tahu orang-orang Cina telah mengambil peran paling aktif (dalam upaya turut campur itu),” kata O’Brien kepada wartawan dalam sebuah pertemuan.

Dia mengatakan, Cina “memiliki program paling besar untuk mempengaruhi Amerika Serikat secara politik,” diikuti oleh Iran dan baru kemudian Rusia.

Intelijen AS menemukan bahwa Rusia telah mengatur kampanye dunia maya untuk mempengaruhi pemilihan presiden 2016 demi kepentingan Partai Republik dan Donald Trump. Saat ini disebut-sebut telah pula ada laporan bahwa mereka kembali akan  mencoba mempengaruhi pemilihan umum Presiden AS pada 3 November mendatang. Moskow sendiri telah membantah ikut campur pada Pemilu AS sebelumnya, 2016.

“Kami telah menjelaskan dengan sangat jelas kepada Cina, Rusia, Iran, dan lainnya yang belum diungkapkan kepada publik bahwa siapa pun yang mencoba mengganggu Pemilu Amerika akan menghadapi konsekuensi luar biasa,” kata O’Brien.

Dua hari sebelum O’Brien melontarkan pendapatnya itu, Jaksa Agung yang ditunjuk Trump, William Barr, berkata bahwa dia yakin Cina merupakan ancaman yang lebih besar daripada Rusia dalam hal coba-coba campur tangan (C3T) dalam Pemilihan Umum AS. Namun sebagaimana O’Brien, ia juga tidak memberikan rincian.

Pada Agustus lalu, O’Brien mengatakan Washington telah melihat orang-orang Cina telah mencoba meretas target-target infrastruktur pemilu AS.

Cina secara konsisten membantah tuduhan pemerintah AS bahwa pihaknya meretas perusahaan, politisi, atau lembaga pemerintahan Amerika Serikat. Saat dihubungi untuk mengomentari pernyataan terbaru O’Brien, Kedutaan Besar Cina merujuk pada pernyataan Kementerian Luar Negeri  Cina bulan lalu, yang menyatakan bahwa Cina tidak tertarik untuk ikut campur dalam Pemilihan Presiden AS.

Trump, yang sering kali memuji hubungan persahabatannya dengan Presiden Cina Xi Jinping ketika rekannya itu berusaha memenuhi janji kesepakatan perdagangan, telah menjadikan sikap keras kepada Beijing sebagai bagian penting dari kampanyenya untuk terpilih kembali pada bulan November. Trump juga menyalahkan Cina atas merebaknya pandemi virus corona.

Dalam pidatonya di Konvensi Nasional Partai Republik bulan lalu, Trump mengatakan bahwa Beijing mendukung lawannya dari Partai Demokrat, Joe Biden, dan “sangat ingin” rivalnya itu memenangkan pemilihan.

Diminta untuk memberikan rincian spesifik tentang campur tangan Cina dalam Pemilu AS, O’Brien berkata: “Saya tidak akan membahas semua intelijen, tetapi aktivitas besar-besaran Cina di dunia maya, sungguh hal luar biasa yang kami hadapi.”

Dia menyebut ruang lingkup aktivitas Cina  itu dengan istilah “tanpa henti.”

“Kami belum pernah melihat yang seperti ini. Tidak seperti ini dalam perang dingin dengan Soviet,” kata dia.

Awal pekan ini Reuters melaporkan bahwa kelompok-kelompok peretas telah meningkatkan upaya untuk menjatuhkan kampanye Trump dan situs-situs web bisnis AS secara offline menjelang pemilihan AS, dalam apa yang menurut perusahaan keamanan yang bekerja untuk kampanye tersebut “dapat menjadi persiapan untuk serangan digital yang lebih besar”. [South China Morning Post]

Back to top button