Kelamaan Main Gadget, Ini Dampaknya dari Mata Hingga Otak
JERNIH – Tidak dapat disangkal bahwa orang menghabiskan lebih banyak waktu berhadapan dengan layan Ponsel saat pandemi Covid-19 ini. Baik untuk memeriksa pembaruan berita penting, melihat aplikasi percakapan atau menghabiskan waktu melihat video singkat.
Memang Ponsel telah memberikan kenyamanan mengusir kebosanan, stres dan kecemasan. Namun penting untuk menyadari dampak negatif terlalu sering berhadapan dengan layar gadget atau laptop. Penelitian baru telah menunjukkan tubuh kita membutuhkan waktu lebih lama untuk pulih dari kebanyakan waktu kita di depan layar. Dampaknya bisa kepada penurunan fungsi penglihatan hingga masalah postur tubuh.
Dampak terhadap kulit
Dr Toni Phillips, Direktur Klinis Grup di DestinationSkin, mengatakan kepada Metro.co.uk, cahaya biru yang dipancarkan dari Ponsel pintar, komputer, dan layar TV dengan paparan yang berlebihan dapat menyebabkan kerutan dan pigmentasi dini.
“Anda dapat membantu mengurangi ini dengan pelembab dan SPF dan juga menghilangkan cahaya biru dari layar. Kita juga lupa betapa kotornya ponsel, kita membawanya ke mana-mana. Ini juga bisa menjadikan Ponsel sebagai hotspot kuman,” katanya.
Dr Toni menambahkan, Ponsel juga sangat mungkin menyimpan bakteri, jadi bersihkan secara teratur untuk mencegah menumpuknya kotoran di kulit, karena ini dapat menyebabkan bintik-bintik dan pori-pori tersumbat.
Dampak terhadap postur tubuh
Yang memprihatinkan adalah kenyataan bahwa kebiasaan menelepon mengubah bentuk tubuh kita. Sebagian besar dari kita membungkuk di atas ponsel sehingga lebih dekat ke layar, yang berdampak pada postur tubuh.
Andrew Doody, seorang ahli osteopati di The Fleet Street Clinic mengatakan duduk dengan posisi membungkuk di kursi yang nyaman, cenderung menekan dada. Hal ini dapat mencegah gerakan penuh tulang rusuk saat bernapas dan menekan diafragma, yang menyebabkan pernapasan menjadi lebih dangkal dan sulit, yang pada gilirannya dapat menyebabkan kelelahan.
Andrew menjelaskan bahwa leher dan punggung atas nyeri dan dalam beberapa kasus menyebabkan punggung atas yang membulat – juga dikenal sebagai punggung bungkuk. “Postur ini juga umum saat membungkuk di atas keyboard. Hal ini sering dikaitkan dengan memiliki dada yang kencang dan punggung atas yang lemah.”
Dampak terhadap berat badan
Sungguh sederhana, semakin banyak waktu kita duduk dengan Ponsel, semakin sedikit waktu untuk bergerak. Jadi lebih banyak waktu di hadapan layar berarti peningkatan peluang untuk menambah berat badan.
Dokter Giuseppe Aragona, penasehat medis di Prescription Doctor, mengatakan hanya dua-tiga jam waktu layar sehari dapat meningkatkan risiko penambahan berat badan, diabetes, dan penyakit jantung pada orang dewasa. Ini karena ketika berhadapan dengan layar Ponsel atau menggunakan telepon, kita mengadopsi gaya hidup yang tidak banyak bergerak yang dapat membuat kita menjadi tidak aktif dan malas. Hal itu juga dapat mempengaruhi tidur dan menyebabkan kita makan lebih banyak yang selanjutnya meningkatkan kemungkinan bertambahnya berat badan.
Mempengaruhi waktu tidur
Dr Giuseppe menambahkan bahwa terlalu banyak waktu di depan layar, dengan smartphone dan komputer, kemungkinan besar akan meningkatkan masalah tidur. “Ini karena cahaya biru yang dipancarkan dari perangkat digital menekan melatonin yang merupakan hormon peningkat tidur yang berarti hal itu membuat kita tidak bisa tidur nyenyak di malam hari,” kata Dr Giuseppe.
Kurang tidur ini dapat menyebabkan sejumlah besar masalah kesehatan di masa mendatang. Seperti tekanan darah tinggi, serangan jantung, gagal jantung dan stroke atau menyebabkan depresi, obesitas, dan kekebalan rendah.
Dampak terhadap otak
Dr Giuseppe menjelaskan, menggunakan Ponsel terlalu sering dapat mendorong kecanduan dan kesenangan. Ini karena hormon perasaan senang dopamin dilepaskan saat kita merasakan kesenangan.
“Lama di depan layar Ponsel memengaruhi korteks frontal otak, yang secara mengkhawatirkan mirip dengan efek mengonsumsi kokain. Seperti obat-obatan, memicu ketagihan dan semakin Anda sering membuka layar Ponsel, semakin Anda menjadi kecanduan pada kepuasan instan dan perasaan senang.” Efek jangka panjang dari hal ini bisa berupa kecanduan dan obsesi, mudah tersinggung dan masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan.
Dampak terhadap mata
Selama pandemi, ada peningkatan ketegangan pada panca indera gara-gara teknologi, kata Dr Clare O’ Donnell, dokter mata dan kepala penelitian ilmu mata di Optegra.com. Gejala bisa berupa mata berkedut atau lebih peka terhadap cahaya, mata kering dan juga sakit kepala. Ini semua menunjukkan mata lelah dan tegang.
“Cara yang baik untuk mengatasinya adalah dengan mengikuti aturan 20-20-20, yang mengacu pada melihat sesuatu setidaknya 20 kaki dari layar Anda selama 20 detik setiap 20 menit.” Dia menambahkan ketegangan mata digital dapat berdampak signifikan pada kenyamanan visual dan bahkan produktivitas. [*]