Crispy

Tuduhan Baru untuk Aung San Suu Kyi; Terima Suap 600 Ribu Dolar AS

  • Sejak hari petama kudeta, militer berusaha mencari bukti Aung San Suu Kyi menerima dana dari luar negeri.
  • Kini, militer melayangkan tuduhan itu, tapi tidak ada bukti diperlihatkan.
  • Di Magwe, enam pengunjuk rasa tewas dengan kepala berlubang.

JERNIH — Junta militer menuduh Aung San Suu Kyi menerima dana ilegal 600 ribu dolar AS, atau Rp 8,5 miliar, plus emas batangan saat berada di pemerintahan.

Brigjen Zaw Min Tun mengatakan informasi itu telah divertifikasi. Presiden Win Myint dan beberapa menteri kabinet juga terlibat korupsi.

“Presiden Win Myint menekan Komisi Pemilihan Umum (KPU) untuk tidak menindak-lanjuti laporan kecurangan dalam pemilu,” kata Brigjen Zaw.

Sejak 1 Februari, atau ketika Jenderal Min Aung Hlaing mengambil alih pemerintahan Myanmar, militer berusaha mencari bukti Aung San Suu Kyi menerima dana dari luar negeri.

Kini, tuduhan itu muncul tapi militer sama sekali belum menunjukan bukti Suu Kyi menerima dana ilegal. Suu Kyi juga tidak diberi kesempatan berbicara di depan publik untuk membantah tuduhan itu.

Enam Tewas

Di jalan-jalan Myanmar, tentara dan polisi makin brutal menghadapi pengunjuk rasa. Di Myaing, kota di wilayah Magwe, enam orang tewas ditembak aparat keamanan selama aksi protes junta.

“Seorang pengunjuk rasa ditembak di dekat pangkal paha, lainnya ditembak di kepala,” kata seorang pengunjuk rasa kepada Myanmar Now.

Seluruh korban tewas adalah laki-laki. Tertua berusia 36 tahun, tiga berusia di bawah 30 tahun, dan lainnya di bawah 30 tahun. Tubuh-tubuh mereka dibawa ke kamar mayat.

Dua korban adalah penduduk Myaing. Empat lainnya berasal dari desa di pinggiran kota.

Untuk rasa di Magwe memperlihatkan perlawanan terhadap rejim militer tidak hanya milik penduduk kota, tapi hampir seluruh desa.

Di Myaing, protes digelar sejak hari pertama kekuasaan militer. Penduduk menghadapi teror militer dan preman bayaran, tapi aksi tak berhenti.

Tentara dan polisi meningkatkan tekanan kepada pengunjuk rasa, dengan menembak kerumunan. Setelah penembakan hari ini, Kamis 11 Maret, tentara memaksa penduduk tak keluar rumah.

Back to top button