Marinir AS Tiba di Kabul, Helmand Jatuh
- Kedatangan marinir dan angkatan darat AS mengindikasikan Washington tak percaya kemampuan tentara Afghanistan.
- Kini, AS berlomba dengan waktu, antara Taliban bergerak memasuki kota dan kecepatan evakuasi.
JERNIH — Batalyon pertama marinir AS, Sabtu 14 Agustus, tiba di Kabul untuk mempercepat evakuasi beberapa diplomat dan ribuan warga Afghanistan yang selama ini bekerja untuk Paman Sam.
John Kirby, juru bicara Pentagon, mengatakan batalyon pertama yang tiba di Kabul adalah satu dari tiga elemen baris depan marinir dan Angkatan Darat AS yang akan mengamankan evakuasi.
“Taliban akan mencoba mengisolasi Kabul,” kata Kirby.
Pentagon juga memindahkan 4.500 sampai 5.000 tentara tambahan ke pangkalan-pangkalan di Qatar dan Kuwait untuk mempercepat pemrosesan visa bagi penerjemah Afghanistan yang ketakutan aksi balas dendam Taliban.
Menurut Kirby, Pentago akan mengerahkan 3.000 tentara ke Kabul untuk evakuasi. Jika dibutuhkan pasukan lebih banyak, tentara yang ada di Kuwait dan Qatar akan dikerahkan.
Pengerahan ribuan tentara ini mengindikasikan betapa AS sangat khawatir akan kecepatan serangan Taliban. Kurang tiga pekan sejak AS menarik diri dari Afghanistan, Taliban dengan mudah merebut 18 dari 34 kota di sekujur negara itu.
Indikasi lain, AS tidak percaya dengan kemampuan tentara pemerintah Afghanistan menjaga jalur evakuasi, atau paling tidak memperlambat gerakan Taliban menuju Kabul. Padahal, AS yang membentuk, melatih, dan mempersenjatai pasukan itu.
Beberapa kota, yang didominasi etnis Pashtun, untuk sementara diabaikan karena diperkirakan akan diambil dengan mudah. Taliban asat ini sedang berupaya merebut Mazar-i-Sharif, kota dengan milisi Uzbek dan anti-Taliban di bawah komando Abdul Rashid Dustum.
Helmand Jatuh
Pukulan terakhir bagi pemerintah Afghanistan adalah kejatuhan Helmand. Di kota ini, selama 20 tahun terakhir, tentara AS, Inggris, dan sekutu NATO lainnya bertempur sengit melawan Taliban.
Di Helmand, Taliban menerapkan taktik perang yang relatif unik. Mereka beberapa kali dipukul mundur pasukan AS dan NATO karena kalah persenjataan.
Namun, mereka akan melakukan serangan mendadak ketika unit pasukan AS dan NATO dirotasi. Akibatnya, ratusan tentara AS dan NATO tewas, dan Helmand tercatat sebagai medan tempur paling berdarah.
Setelah Helmand tak lagi dihuni pasukan AS dan NATO, serta sepenuhnya berada di bawah kendali Afghanistan, Taliban tanpa kesulitan merebut kota itu.