Pengungsi Tanzania Abdulrazak Gurnah Raih Nobel Sastra 2021
- Abdulrazak Gurnah terkenal karena serangannya terhadap kolonialisme di Afrika dan Karibia.
- Pardise adalah novel yang membuat namanya dikenal dunia.
JERNIH — Tahun 1969-an, seorang anak lelaki kecil turun dari kapal yang membawanya dari Zanzibar ke Pelabuhan Kent, Inggris. Statusnya adalah pengungsi.
Kamis, 7 Oktober 2021, bocah pengungsi yang kini dikenal di Inggris dengan nama Andulrazak Gurnah diumumkan sebagai penerima Nobel Sastra 2021.
Ada sambutan kecil tapi meriah di Universitas of Kent, Canterbury, tempat ia menghabiskan waktu sebagai profesor Sastra Inggris dan Pascakolonial. Ia adalah penulis Affrika hitam pertama yang memenangkan Nobel Sastra sejak Wole Soyinka tahun 1986.
Situs spainsnews.com menulis Gurnah dikenal publik Eropa, terutama negara-negara kolonial, berkat serangan kerasnya terhadap efek kolonialisme dan nasib pengungsi di jurang budaya antarbenua.
Lahir di Zanzibar tahun 1948, Gurnah menghabiskan masa kecilnya di tempat kelahirannya. Ia datang ke Inggris akhir 1960-an sebagai pengungsi.
Ia menempuh pendidikan di Christ Church College Canterbury tahun 1960-an. Tahun 1980, ia kembali ke Afrika dan menempuh pendidikan di Universitas Bayero Kano, Nigeria.
Tahun 1982 ia kembali ke Inggris dan belajar di Universitas of Kent. Di sini pula dia memperoleh gelar Ph.D, dan mengabdi sebagai profesor dan direktur studi sarjana di departemen Bahasa Inggris.
Penelitian Gurnah befokus pada pascakolonialisme dan kolonialisme di Afrika, Karibia, dan India. Ia menerbitkan 10 novel dan sejumlah cerpen. Paradise, novel yang terbit 1994, membuat namanya dikenal dunia. Novel itu berlatar Afrika Timur pascakolonial.