Boneka Arwah, Mungkin untuk Pengobatan Sakit Jiwa
Majelis Ulama Indonesia (MUI) mewanti-wanti agar boneka tak diperlakukan seperti anak. apalagi, jika dipersepsikan sebagai tempat menyimpan arwah maka hukumnya menjadi haram.
JERNIH- Anda mungkin pernah mengenal boneka Chucky, dalam sebuah film buatan Amerika Serikat. Kalau Chucky digambarkan sebagai boneka pembunuh dan sangat dijauhi sebab menyeramkan, kini ada boneka serupa yang kini tengah digandrungi. Spirit doll atau boneka arwah namanya.
Boneka ini, tengah menjadi perbincangan hangat di jagat maya. Sejumlah selebriti seperti Ivan Gunawan, juga sudah mengadopsi dan merawatnya seperti anak sendiri.
Kebersamaan Ivan dengan boneka arwah, sudah diunggah dalam bentuk foto di media sosial.
Keberadaan boneka arwah, sebenarnya bukan barang baru. Sejak zaman dulu, biasanya digunakan dalam ritual atau pemujaan. Namun, tren spirit doll nampaknya tak mengarah ke sana
Pada wilayah pemujaan atau ritual keagamaan, boneka arwah digunakan berkaitan dengan kegiatan doa atau meditasi. Dia, sering diletakkan di altar, di Gereja dan menjadi objek pemujaan. Bentuknya, bisa macam-macam berupa patung tokoh suci, leluhur, malaikat, dewa dan dewi.
Di masa kini, tren spirit doll digunakan sebagai metode penyembuhan psikis yang dilkukan dengan membuat sendiri boneka arwah sesuai keinginan. Dalam proses pembuatan dan perawatan itulah, boneka ini diduga mampu menyembuhkan kejiwaan yang sakit.
Dia, dirawat layaknya bayi manusia, seolah boneka ini hidup. Kalau dibayangkan lebih jauh, para pengadopsinya seperti anak kecil memainkan boneka dengan penuh penjiwaan.
Bagi orang dewasa, boneka arwah bisa jadi jembatan mengekspresikan diri. Layaknya gadis cilik yang mempunyai boneka kesayangan, dia menjadi teman seiring begitu banyaknya waktu dihabiskan bersamanya.
Bisa saja, dalam perjalanan waktu merawat boneka tersebut, segala macam rahasia yang selama ini disimpan diceritakan seluruhnya pada boneka tersebut. Sebab dia tinggal bersama pemiliknya setiap hari, baik di saat senang atau pun susah, dan menerima perlakuan dalam bentuk apapun.
Kemudian, bisa jadi pemiliknya mulai merasakan semangat hidup di boneka ini termasuk betapa besarnya penerimaan spirit doll kepada pemiliknya.
Sementara itu, Stephani Raihana Hamdan, seorang psikolog mengatakan, fenomena ini bisa muncul lantaran kebutuhan merawat dan memelihara sesuatu. Meski belum ada hasil penelitian yang merujuk ke arah sana, pada dasarnya, dia bilang, manusia memiliki kebutuhan ingin merawat generasi baru termasuk bayi.
Di sisi lain, Majelis Ulama Indonesia (MUI) mewanti-wanti agar boneka tak diperlakukan seperti anak. apalagi, jika dipersepsikan sebagai tempat menyimpan arwah maka hukumnya menjadi haram.[ ]