Mustofa Pernah Shalat Subuh Bersama Ferdinand Hutahaen

Namun, terkait kasus yang menjerat Ferdinand, Mustofa meminta Polisi menjeratnya dengan pasal berlapis sebab diduga keras menghina dua agama dan satu negara.
JERNIH- Pada kampanye akbar Prabowo-Sandi di tanggal 7 April 2019, Ferdinand Hutahaen melaksanakan shalat subuh berjamaah. Hal ini disaksikan Mustofa Nahrawardaya, juru bicara Partai Ummat.
“Saya hanya pernah salat subuh berjemaah dan FH ikut di sana, tetapi salah tata cara salatnya,” kata dia.
Dalam kampanye terbesar dan terakhir tersebut, Mustofa bertindak sebagai MC. Acara diawali dengan shalat subuh bersama.
Saat shalat itu, Mustofa berada di shaf pertama begitu juga Ferdinand yang berada di sebelah kirinya. Dia bilang, di sebelah kiri Ferdinand juga ada seorang wartawa yang meliput agenda kampanye itu.
Sat takbiratul ihram, terjadi kesalahan saat Ferdinand menjalankan shalat. Seharusnya, posisi tangan kanan bersedekap menutupi tangan kiri, namun yang dilakukan Ferdinand adalah sebaliknya. Wartawan yang ada di sebelahnya pun, segera membatalkan shalat dan membetulkan posisi tangan mantan politikus Partai Demokrat itu, kemudian mengulang shalatnya.
“Dalam pemahaman umat Islam, saya rasa posisi tangan kiri menempel di dada, kanan di luar, tidak ada khilafiah. Semua juga tahu, salat pasca takbiratul ihram itu, tangan kanan memegang tangan kiri. Ini sangat dasar sekali,” jelas dia.
Namun, terkait kasus yang menjerat Ferdinand, Mustofa meminta Polisi menjeratnya dengan pasal berlapis sebab diduga keras menghina dua agama dan satu negara.
Seperti diberitakan Jpnn, Mustofa bilang, umat Kristiani pun memiliki Tuhan bernama Allah. Sementara Islam ber-Tuhan Allah Subhana Huwwata ‘ala. Selanjutnya dia bilang, dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 di alinea ketiga, tertulis kata Allah. Maka, sudah sepatutnya Ferdinand dijerat pasal berlapis.
“Dia seharusnya dibidik dengan Pasal Penodaan Agama juga, selain ITE. Karena dia diduga keras melakukan godslastering atau blasphemy menghina Tuhan,” kata Mustofa.[]