Bakso Lobster dan Sapi di Hong Kong Miliki DNA Daging Lain Termasuk Babi
Bakso banyak digemari di Hong Kong. Biasanya ditawarkan dengan tusuk sate oleh penjual makanan saat makan siang dan menjadi menu populer di restoran-restoran di negara itu.
JERNIH – Bakso ada di mana-mana termasuk di Hong Kong. Namun pengawas konsumen di Hong Kong memperingatkan bagi para penggemar bakso di negara itu, bahwa bakso yang mungkin terlihat dan memiliki rasa lobster itu sebenarnya tidak berasal dari bahan seafood dari bawah laut.
Bakso banyak digemari di Hong Kong. Biasanya ditawarkan dengan tusuk sate oleh penjual makanan saat makan siang dan menjadi menu populer di restoran-restoran di negara itu.
Tetapi siapa pun yang menggemari bakso lobster mungkin akan sedikit marah dengan siaran pers dari Dewan Konsumen Hong Kong, Senin (17/1/2022) yang mengungkapkan hasil temuan penelitian mereka. Lembaga ini melakukan tes DNA pada berbagai bakso untuk pertama kalinya.
“Semua atau 10 sampel bakso lobster tidak terdeteksi DNA krustasea, termasuk sampel yang mencantumkan lobster dalam daftar bahannya,” katanya.
Hanya dua sampel yang diuji menunjukkan bahwa mereka tidak terbuat dari lobster asli. Para peneliti ini menyebut produk seperti itu “bakso rasa lobster” dan “bola lobster tiruan”.
Penemuan mengejutkan ini masih menyimpan beberapa misteri – khususnya apa yang sebenarnya disebut “bakso lobster”, kata Nora Tam Fung-yee, ketua komite penelitian dan pengujian dewan.
“Kami menemukan beberapa bahan lain … yang mungkin berupa makanan laut lain atau bahkan bahan sejenis daging,” katanya kepada South China Morning Post.
“Tetapi pengujian kami berfokus pada DNA terkait lobster sehingga kami hanya mengetahui bahwa bakso lobster tidak mengandung DNA krustasea.”
Dewan Konsumen itu juga menemukan bahwa dari 20 bakso urat daging sapi dan daging sapi yang diuji, hanya tujuh yang ditemukan mengandung 100 persen DNA sapi – sisanya ternyata berupa daging babi dan ayam yang terdeteksi di bagian-bagiannya.
“(Delapan) sampel bahkan memiliki proporsi DNA sapi yang lebih rendah dibandingkan dengan DNA babi dan ayam,” katanya, memperingatkan konsumen yang mengharamkan daging ini. [AFP]