Tiga Puluh Persen Tim Pendahulu Layanan Umrah Positif COVID-19
Mereka mengaku sebelum kembali ke tanah air telah melakukan tes PCR dan hasilnya negatif namun setiba di Bandara Soetta hasil PCR mereka ternyata positif COVID.
JERNIH-Sejumlah anggota tim pendahulu dari biro penyedia layanan perjalanan umrah dinyatakan positif terserang COVID-19 setelah pulang dari Arab Saudi. Informasi tersebut disampaikan Ketua Umum Sarikat Penyelenggara Umrah Haji Indonesia (Sapuhi) Syam Resfiadi.
“Terus terang saja kami dari tim advance ini sekitar 30 persen sudah terpapar,” kata Syam saat dihubungi dari Jakarta, pada Senin (17/1/2022)
Tim pendahulu itu berangkat pada 23 Desember 2021 berangkat ke Arab Saudi untuk memetakan kondisi dan mempersiapkan penyelenggaraan pelayanan bagi jemaah umrah. Jumlah rombongan tim pendahulu berbeda-beda, sebagaimana dilansir voi.id.
Syam menyebut dirinya bersama rombongan 14 orang sebelum kembali ke tanah air telah melakukan pemeriksaan dan hasilnya menunjukkan tidak ada yang tertular COVID-19.
Setibanya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada 6 Januari 2022, lanjut Syam, salah satu anggota tim terkonfirmasi terinfeksi COVID-19.
Sebanyak 13 anggota tim yang lain termasuk Syam dinyatakan tidak tertular COVID-19 dan diarahkan menjalani karantina mandiri di hotel selama tujuh hari. Namun ketika tanggal 11 Januari mereka menjalani tes PCR lagi, hasil tes menunjukkan sebanyak enam orang di antaranya positif tertular COVID-19.
“Kami yang 14 ini hampir sebagian besar merasakan kejadian yang harus kita alami, yaitu batuk dan demam, dan saya sendiri mengalami hal itu di hari kedua,” kata Syam.
Menurut Syam berbagai rombongan pendahulu juga terkonfirmasi terserang COVID-19 sepulang dari Arab Saudi. Seluruhnya kini menjalani karantina di Wisma Atlet Jakarta.
“Waktu di Saudi PCR-nya negatif, tapi turun (dari pesawat) langsung positif, membingungkan kita. Kita tidak menduga atau mencurigai, tapi inilah yang terjadi sekarang,” kata dia.
Untuk itu syam mengingatkan jamaah yang mendapat kesempatan berangkay ke Tanah Sudi untuk tepat melaksanakan protokol kesehatan agar terhindari dari serangan virus corona.
“Setiap jemaah yang ingin berangkat, selama tidak ditutup oleh Pemerintah Indonesia dan Pemerintah Arab Saudi, harus taat prokes, itu jangan diabaikan,” kata dia.
Beberapa waktu sebelumnya Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi mengingatkan jika 569 kasus dari total 748 kasus infeksi varian Omicron yang ditemukan di Indonesia hingga 15 Januari 2022 terjadi pada pelaku perjalanan dari luar negeri dan 155 kasus lainnya merupakan kasus transmisi lokal.
Adapun sumber infeksi varian Omicron ditemukan pada warga yang baru melakukan perjalanan ke Arab Saudi, Turki, Amerika, Malaysia, dan Uni Emirat Arab. (tvl)