Ridwan Kamil dan Para Tokoh Paguyuban Pasundan Dicurigai Hanya Corong Oligarki
Bezie menilai, Gubernur Ridwan Kamil dan tokoh lain di Paguyuban Pasundan seolah merendahkan tokoh dan pimpinan organisasi yang menghadiri pembacaan Maklumat Sunda di Subang, serta mengklaim hanya yang hadir di Bandung pada Sabtu lalu-lah yang layak dianggap sebagai inohong atau tokoh Sunda. Sikap inilah yang menurut dia akan memicu eskalaasi ketidak puasan, kemudian menimbulkan perpecahan di karangan Orang Sunda.
JERNIH-Bezie Galih Manggala, sebagai penanggung jawab Kepemudaan di Galuh Pakuan, tak terima kalau dirinya dan rekan-rekan yang menyampaikan Maklumat Sunda dianggap sebagai pihak yang berusaha membuat polemik serta kontroversi. Apalagi, sampai dituduh melakukan perbuatan mengancam persatuan bangsa.
Menurut dia Ridwan Kamil selaku Gubernur Jawa Barat dan tokoh lain yang berkumpul di Paguyuban Pasundan, Kota Bandung pada Sabtu 5 Februari 2022 lalu, tak memahami betul tujuan dari disampaikannya Maklumat Sunda. Sebab tak ada satu poin pun yang mendorong untuk memisahkan diri dari NKRI.
“Tokoh yang berkumpul di Paguyuban Pasundan, jelas-jelas telah salah memahami isi dari Maklumat Sunda dan tentunya menghasilkan pernyataan sikap keliru,” kata dia.
Tentu saja, enam pernyataan sikap para tokoh tersebut sangat disayangkan. Padahal, ada wakil rakyat, akademisi dan seorang Gubernur. Tapi pernnyataannya sama sekali tak nyambung dengan tujuan disampaikannya maklmuat tersebut
“Seolah terburu-buru dan tidak berdasarkan itikad untuk merespon secara rasional,” kata Bezie lagi.
Dia bilang, naskah Maklumat Sunda, tak menyebutkan sama sekali kata yang menuju pada upaya intoleransi dan disintegrasi. Malah lebih menekankan pada persatuan dan persaudaraan bangsa Indonesia. Bezie mengatakan, penekanan ada pada keinginan mewujudkan pembangunan berkelanjutan dan menjamin kesejahteraan Orang Sunda baik saat ini maupun di generasi mendatang. Tapi sudah barang tentu, pihaknya melalui maklumat itu menolak pembangunan hanya demi memuaskan keserakahan oligarki.
Bezie menilai, Gubernur Ridwan Kamil dan tokoh lain di Paguyuban Pasundan seolah merendahkan tokoh dan pimpinan organisasi yang menghadiri pembacaan Maklumat Sunda di Subang, serta mengklaim hanya yang hadir di Bandung pada Sabtu lalu-lah yang layak dianggap sebagai inohong atau tokoh Sunda. Sikap inilah yang menurut dia akan memicu eskalaasi ketidak puasan, kemudian menimbulkan perpecahan di karangan Orang Sunda.
“Bukankah Maklumat Sunda diselenggarakan dengan terlebih dahulu disebarkannya undangan terbuka terhadap siapapun yang memiliki kepedulian terhadap masyarakat Sunda? Acara ini dihadiri oleh banyak ormas dan LSM serta tokoh-tokoh yang datang jauh-jauh dari berbagai pelosok tatar Sunda, hanya berbekal poster diselenggarakannya acara Maklumat Sunda, misalnya tokoh maenpo dari Cianjur, ormas-ormas dari Bandung, tokoh-tokoh adat kabuyutan. GERPIS sepertinya telah jauh sekali melampaui pemahaman bahwa kita memerlukan adanya silaturahmi tokoh-tokoh Sunda, GERPIS mengundang semua elemen bangsa Sunda untuk rempugan dalam menentukan nasib bangsa Sunda,”kata Bezie menyebutkan.
Bezie curiga, jangan-jangan Ridwan Kamil dan tokoh lain di Paguyuban Pasundan hanya menjadi corong oligarki dan didorong kepentingan politik sesaat tanpa peduli dengan kesejahteraan di jangka panjang.
“Jangan-jangan hanya jadi corong oligarki dan partai politik saja,”katanya menilai.[]