Jokowi Hentikan Penerbangan ke Cina, BPS Beberkan Dampaknya
JAKARTA – Instruksi Presiden Joko Widodo (Jokowi), atas semua penerbangan dari dan ke Tiongkok dihentikan sementara terhitung mulai Rabu (5/2/2020) pukul 00.00 WIB. Rupanya, dapat mempengaruhi jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Suhariyanto, mengatakan kontribusi turis dari Cina ke Indonesia sekitar 12 persen pada 2019. Karena itu, dbakal berdampak pelarangan memasuki Indonesia.
“Kalau kita lihat ada larangan kunjungan dari Pemerintah Cina untuk bepergian ke negara lain dan ada juga larangan dari Indonesia, pasti nanti akan berdampak. Kalau ada larangan, pasti berpengaruh,” ujarnya di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Ia menjelaskan, dari total kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia yang mencapai 16,11 juta kunjungan. Sepanjang Januari-Desember 2019, kedatangan turis asal Cina mencapai 12 persen.
“Artinya terdapat 2 juta kunjungan turis asal Cina ke Indonesia tahun lalu. Angka ini turun tipis dari 2,1 juta kunjungan pada 2018. Jadi 12 persen itu kan se-perdelapannya dari 16,11 juta. Pasti akan berpengaruhi,” katanya.
Sebelumnya, untuk melindungi masyarakat Indonesia dari penyebaran virus corona secara optimal, pemerintah terus melakukan upaya. Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman, mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah menginstruksikan semua penerbangan dari dan ke Tiongkok dihentikan untuk sementara terhitung mulai Rabu (5/2/2020) pukul 00.00 WIB.
“Juga kepada pendatang yang tiba dari Tiongkok dan sudah berada di sana selama 14 hari, tidak diijinkan masuk dan transit di Indonesia,” katanya di Jakarta, Senin (3/2/2020).
Bahkan pemerintah menghentikan fasilitas bebas visa kunjungan dan visa on arrival ke Indonesia untuk warga negara Tiongkok. Hal tersebut dilakukan agar lebih optimal perlindungan kesehatan seluruh penduduk Indonesia.
“Presiden Joko Widodo meminta seluruh WNI tidak melakukan perjalanan ke Tiongkok hingga wabah virus corona ini dinyatakan selesai oleh pihak berwenang seperti Kementerian Kesehatan dan WHO,” kata dia.
Ia mengucapkan terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia atas keikhlasan dan kebesaran hati, menerima keprihatinan bersama saudara sebangsa yakni 238 WNI dalam evakuasi kemanusiaan dari Provinsi Hubei, Republik Rakyat Tiongkok pada Minggu (2/2/2020).
“Sekali lagi pemerintah menjamin 238 WNI bersama 42 tim penjemput tersebut sehat walafiat dan akan menjalani transit observasi di Natuna selama 14 hari,” ujar dia.
Sementara tujuh Warga Negara Indonesia (WNI) yang berada di Hubei, Cina tak bisa dievakuasi oleh tim. Setelah 238 WNI yang tinggal di Wuhan berhasil dievakuasi dan telah tiba di tanah air.
Pemerintah tak lepas tengan pada ketujuh orang tersebut. Bahkan saat ini masih dalam pemantauan.
“Tujuh WNI yang tetap berada di Hubei akan terus dipantau dan berhubungan dengan KBRI, kita harapkan mereka juga bisa melewati masa-masa sulit ini,” ujarnya.
Fadroel menegaskan, semua prosedur telah dilaksanakan secara profesional sesuai protokol Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan dikoordinasikan pada kementerian dan lembaga terkait untuk bekerja sesuai fungsinya dalam Inpres Nomor 4/2019. [Fan]