Tanpa Gas Rusia, Eropa Kembali ke Zaman Batu(Bara)
- Tidak ada yang menginginkan PLTU batu bara beroperasi lagi, tapi situasinya mendesak.
- Ursula von der Leyen mengusulkan energi terbarukan. Itu artinya investasi besar-besaran.
JERNIH — Badan Energi International (IEA) mengingatkan Eropa barus bersiap menghadapi kemungkinan Rusia menutup keran gas pada musim dingin.
Kepala IEA Fatih Birol mengatakan kepada Financial Times bahwa langkah yang diambil pemilin Uni Eropa belum cukup jauh dalam memastikan pasokan energi siap saat pemutusan pasokan gas Rusia terjadi.
Menurur Birol, Uni Eropa butuh rencana darurat, terutama dalam gas. Salah satu rencana darurat itu adalah menghidupkan kembali pembangkit listrik tenaga batubara.
EuroNews menulis jika itu terjadi Uni Eropa mengalami kemunduran, dan menginkari menekan emisi untuk untuk mengurangi dampak perubahan iklim.
Beberapa negara anggota UE juga mempeingatakan akan kemungkinan membakar lebih banyak batu bara, demi menjembatani kesenjagan energi.
Pekan lalu, Rusia memangkas kapasitas pipa Nord Stream 1 sebesar 6 persen, dengan menyalahkan masalah teknis. Pengamat menilai tindakan itu hanya salah satu cara Rusia menekan Eropa.
Jerman dan Austria juga mengumumkan restart darurat pembangkit listrik tenaga batubara. Belanda mengikuti langkah ini, dengan mencabut pembatasan pembangkit listrik bahan bakar fosil.
Italia diperkirakan akan mengikuti jejak Jerman, Austria, dan Belanda, dengan membuk kembali pembangkis listrik batu bara jika krisis energi memburuk.
Peningkatan penggunaan batu bara menimbulkan kekhawatiran akan kemajuan peralihan ke listrik alternatif yang lebih rendah polusi. Batu bara adalah bahan bakar fosil paling kotor.
Peringatan Von der Leyen
Saat yang sama presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengingatkan negara-negara Uni Eropa untuk tidak kembali menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara. Dia mendesak setiap pemerintah fokus pada investasi besar untuk energi terbarukan.
“Kita harus memastikan bahwa kita menggunakan krisis ini untuk bergerak maju, bukan bergerak mundur dengan menggunakan bahan bakar fosl yang kotor,” katanya.
Komisi Eropa, lanjutnya, akan melakukan segala cara untuk memastikan Uni Eropa berkata kami membuat pilihan tepat.
Laporan terbaru IEA menyebutkan hampir 23 triliun akan diinvestasikan di sektor energi. Ini merupakan rekor pengeluaran untuk energi terbarukan.