Tak Bisa Lari ke Luar Negeri, Pria Rusia Menangis Saat Direkrut Paksa Jadi Tentara
- Rusia mendirikan pusat-pusat perekrutan tentara di seluruh kota.
- Ini bukan mobilisasi parsial, tapi menyeluruh dan menyasar pria usia 16 sampai 60 tahun.
JERNIH — Ribuan pria di seluruh Rusia didatangi tentara, diberi formulir perekrutan, dan menangis. Satu LSM yang membantu wajib militer dikabarkan kebanjiran permintaan bantuan.
The Moscow Times memberitakan seorang warga Moskwa, yang ditahan bersama suaminya seelah demonstrasi anti-mobilisasi, mengatakan pengunjuk rasa diberi surat wajib lapor ke kantor polisi.
“Ada seorang perwira perekrutan memberikan formulir perekrutan kepada orang-orang yang ditahan,” katanya.
“Ketika orang pertama diminta masuk ke dalam ruang terpisah, kami tidak mengerti apa yang sedang terjadi,” lanjut pedemo itu. “Ketika orang itu kembali dengan formulir perekrutan, dia menangis.”
Vladimir Putin mengatakan Rusia akan menerapkan mobilisasi parsial, yang menargetkan tentara cadangan dengan pengalaman miltier. Namun, yang sedang berlangsung adalah mobilisasi menyeluruh.
Yanina Nimaeva, warga Ulan-Ude di Siberia, mengatakan suaminya yang tidak punya pengalaman militer dihubungi pihak berwenang. “Pihak berwenang menanyakan keberadaan suami saya. Saya terkejut, telepon saya matikan,” kata ibu lima anak itu.
Pada Kamis pagi, menurut Nimaeva, tentara mengunjungi apartemen untuk memeriksa apakah suami saya ada si rumah. “Kami mencoba menghubungi aktivis hak asasi manusia,” katanya lagi.
Menurut hukum Rusia, formulir perekrutan dan pernyataan kesediaan direkrut sebagai tentara harus diserahkan secepatnya. Tidak semua menerima formulir itu, tapi yang mendapatkannya harus mengisi dan mengembalikan.
Seorang pria di kota Chita, dekat perbatasan Cina, mengatakan kepada RIA Novosti bahwa dirinya telah menyerahkan draft pernyataan wajib militer.
“Mereka mengatakan kepada saya untuk hadir di pusat wajib militer sekita pukul 10:00 dengan pakaian hangat,” kata pria itu.
Rusia membuka kantor perekrutan di seluruh kota, mulai dari St Petersburg sampai ke Timur Jauh Rusia. Artinya, pria berusia 18 sampai 60 tahun berisiko dimobilisasi.
Di pintu-pintu perbatasan, antrean kendaraan pribadi terlihat sejak Kamis 22 September. Yang paling mencolok adalah antrean di perbatasan Finlandia, Mongolia, dan Georgia.