Rela Jalan Kaki 1.600 Kilometer Jeddah-Qatar demi Piala Dunia
- Abdullah Alsulmi terbiasa berjalan jauh, dan pernah melakukannya di Kanada dan Australia.
- Sepanjang perjalanan Alsulmi tersengat matahari. Saat malam ia tidur ditemani kalajengking.
JERNIH — Abdullah Alsulmi, seorang penduduk Jeddah, Arab Saudi, berjalan kaki sendirian ke Qatar untuk menyaksikan Piala Dunia 2022.
Piala Dunia 2022 akan berlangsung mulai 20 November tahun ini, dan berakhir 18 Desember. Alsulmi diperkirakan akan tiba di Qatar sebelum pembukaan.
Mengenakan topi lebar dan ransel di punggung, Alsulmi memulai perjalanan pertengahan September 2022 lalu. Ia akan menempuh jarak 1.600 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar dua bulan.
Ditemui kantor berita AFP saat berteduh dari terik matahari di kota Al-Khasrah, 340 kilometer barat daya Riyadh, Alsulmi mengatakan berkisah pendek tentanng tekadnya jalan keki ke Qatar untuk menyaksikan Piala Dunia.
“Bermula dari pidato seorang pejabat senior Qatar, yang menyebut Piala Dunia 2022 menjanjikan pengalaman luar biasa bagi setiap pendatang,” katanya.
Ia melanjutkan; “Saat itulah saya bertekad pergi ke Doha apa pun yang terjadi, bahkan jika harus berjalan kaki.”
Kalima terakhir itulah yang akhirnya dipilih Alsulmi. Ia menyampaikan niatnya kepada kerabat dan rekan dekat. “Semua mengatakan saya gila,” ujarnya.
Alsulmi mendokumentasikan perjalanan untuk ribuan pengikut Snapchat-nya. Ia juga berniat menyoroti antusiame regional untuk Piala Dunia, yang oleh pejabat Arab Saudi dianggap sebagai tonggak sejarah untuk semua orang Arab.
Matahari dan Kalajengking
Alsulmi bukan tanpa pengalaman berjalan sendirian menempuh jarak sedemikian jauh. Ia pernah melakukannya di Kanada dan Australia, dua negara yang pernah ditinggalinya.
Namun, perjalanan melintas gurun Semenanjung Arab jauh lebih keras dan menantang. Alsulmi istirahat total malam hari, dan mulai berjalan lagi pada pukul 10:00 atau 10:30, dan harus istirahat beberapa jam menghindari teik matahari.
Sore hari, setelah matahari tak lagi terik, Alsulmi berjalan lagi. Ia akan istirahat lagi setelah matahari terbenam. Sesekali ia berjalan di malam hari karena targetnya adalah menempuh 35 kilometer per hari.
Untuk meringankan beban di punggung, Alsulmi hidup dari makanan yang dibeli di pom bensin. Seringkali ia hanya makan ayam dan nasi selama berhari-hari.
Setiap ketemu masjid kecil, ia akan selalu singgah untuk mandi, shalat, dan mencuci pakaian.
Postingan media sosialnya memperlihatkan rincian kehidupan di jalan setapak. Ia juga menangkap hal-hal menakutkan. Salah satunya kalajengking yang tertidur di dekat tendanya.
Ia juga merekam percakapannya dengan orang-orang Arab Saudi yang ditemui di sepanjang perjalanan. Banyak di antaranya menawarkan makanan ringan, jus, dan lainnya.
“Ada saat pasang surut. Ada yang menyampaikan kata-kata manis, misal Kami mendukung Anda, dan lainnya,” kata Alsulmi.
Menurut Alsulmi berjalan dari Jeddah ke Doha sangat menarik dan berbeda. Setiap 100 kilometer ada gumuk pasir, lalu gunung, lahan kosong, kemudian tanah pertanian.
“Itu sesuatu yang indah yang akan saya lalui,” katanya.
Semoga Menginspirasi
Alsulmi punya terselubung di balik aksi gila jalan kaki ke Piala Dunia, yaitu menginspirasi warga Arab Saudi mengikuti jejaknya melintasi tanah air.
“Saya ingin mengatakan hiking dan jalan kaki adalah olahraga yang indah,” katanya. “Namun, cuaca Arab Saudi sangat sulit, medannya juga sulit, tapi semua bisa melakukannya.”
Mengenai laga Piala Dunia yang akan disaksikan, Alsulmi berharap mendapatkan tiket pertandingan Arab Saudi-Argentina pada 22 November.
“Argentina adalah tim favorit saya. Arab Saudi adalah negara saya,” katanya. “Menyaksikan laga keduanya membuat saya mengalami momen berbagi kesetiaan.”
Alsulmi berharap Arab Saudi tidak sekedar hadir di Piala Dunia dan gagal di penyisihan grup, tapi mencapai sistem gugur.
“Hanya sekali Arab Saudi mencapai babak sistem gugur, yaitu di Piala Dunia 1994, saat itu pelatihnya Herve Renard dari Prancis,” katanya.