Veritas

Protes Merebak di Pakistan Usai Percobaan Pembunuhan Terhadap Mantan PM Imran Khan

Pemimpin PTI dan mantan menteri hak asasi manusia Shireen Mazari menuduh Sanaullah mengancam Khan, dengan mengatakan dia harus ditangkap karena percobaan pembunuhan. “Mereka yang berada di belakang layar, para establishment, bertanggung jawab atas serangan pembunuhan terhadap Imran Khan ini,” katanya di Twitter, merujuk pada tatanan militer yang kuat.

JERNIH—Pakistan Tehreek-e-Insaf, partai politik mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan, menyerukan kecaman atas apa yang mereka sebut “upaya pembunuhan yang direncanakan dengan baik”, setelah mantan perdana menteri itu ditembak dalam serangan bersenjata terhadap konvoi ‘long march‘-nya. Upaya pembunuhan yang gagal itu memicu protes dalam negeri.

Serangan itu terjadi saat Khan memimpin pawai ke ibukota dalam upaya untuk menekan pemerintah agar mengumumkan pemilihan lebih awal. Gerakan itu dimulai dari kota Lahore, Jumat lalu, dan berhenti di kota-kota yang berbeda, dalam  setiap hari perjalanan ke ibukota, Islamabad. Konvoi direncanakan sampai ke ibukota pada 11 November. Para pengikut Khan memenuhi sekian banyak truk dan mobil yang ikut serta dalam konvoi itu. Banyak juga di antara mereka yang berbaris bersama dengan berjalan kaki.

Pada Kamis (3/11/2022) rombongan Khan sedianya berhenti di kota Wazirabad, di Distrik Gujranwala, Punjab. Wazirabad berjarak hampir 200 km (120 mil) dari Islamabad.

Menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI), Khan dan ajudan dekatnya, Senator Faisal Javed, terluka dalam tembakan seorang penembak yang berdiri di jalanan, sementara para politisi itu berada di atas sebuah kontainer.

“Itu adalah upaya pembunuhan yang direncanakan dengan baik terhadap Imran Khan, pembunuh berencana untuk membunuh Imran khan dan pimpinan PTI,” kata ajudan Khan, Chaudhry Fawad Hussain. Ia mengatakan, senjata yang digunakan pembunuh itu adalah jenis senjata otomatis.

Dr. Faisal Sultan, yang memimpin tim medis yang merawat Khan, mengatakan kepada media di luar Rumah Sakit Shaukat Khanum bahwa kondisi Khan stabil.

“Pecahan peluru ada di kakinya,” kata spesialis penyakit menular di Lahore di mana Khan dipindahkan itu. Ia menambahkan bahwa satu tulang Khan terkelupas. “Dia telah dibawa ke ruang operasi.” Sultan menolak berkomentar lebih lanjut, mengatakan lebih banyak informasi akan dibagikan setelah pemeriksaan terperinci.

Foto dan rekaman video yang dibagikan oleh media sosial dan saluran TV menunjukkan pendukung Khan turun ke jalan di banyak kota di negara itu setelah serangan senjata, termasuk Islamabad, Lahore, Karachi dan Peshawar.

Di Karachi, pusat keuangan negara, pendukung PTI memblokir Shahrah-e-Faisal, jalan raya utama yang melintasi kota Pelabuhan itu. Protes dilaporkan di setidaknya 24 lokasi di kota itu, menciptakan kemacetan lalu lintas yang parah.

Para pendukung juga turun ke jalan di kota-kota Lahore di Provinsi Punjab, Peshawar di Khyber Pakhtunkhwa dan kota Gilgit dan Lembah Khaplu di wilayah terpencil Gilgit-Baltistan.

Ketika pertanyaan muncul secara nasional tentang apakah gerakan protes akan berlanjut sehubungan dengan insiden penembakan, Senator Faisal Javed mengatakan pawai akan berlanjut.

“Imran Khan selamat,” katanya dalam komentar kepada media di luar rumah sakit, mengenakan shalwar kameez putih berlumuran darah, dengan perban di wajahnya. “Semangat [PTI] kami tinggi dan insya Allah gerakan ini tidak akan berhenti.”

Dalam rekaman penembakan yang dibagikan di saluran TV dan media sosial, seorang pria dengan pistol ditangkap dari belakang oleh seorang pendukung Khan di pertemuan itu. Dia kemudian mencoba melarikan diri.

Saluran TV menunjukkan rekaman seorang pria yang mereka katakan sebagai tersangka penembak, yang tampaknya berusia dua puluhan atau tiga puluhan. Dia mengatakan dia ingin membunuh Khan dan telah bertindak sendiri.

“Dia [Khan] menyesatkan orang-orang, dan saya tidak tahan,” kata tersangka dalam video tersebut.

Menteri Penerangan mengkonfirmasi rekaman itu direkam oleh polisi.

Belum ada yang didakwa atas serangan itu.

Ajudan dekat Khan dan mantan gubernur Imran Ismail mengatakan kepada Geo News bahwa Khan telah ditembak tiga kali di kaki kirinya. Dia memberi penghormatan kepada keberanian pemimpinnya, mengatakan bahwa selama kekacauan setelah penembakan itu, pemimpin PTI mencoba menenangkan para pendukungnya dan mengatakan kepada mereka “untuk tidak panik.”

Dia mengatakan Khan mengalami pendarahan cukup parah, dan perban diikatkan ke kaki mantan perdana menteri itu sebelum dipindahkan ke rumah sakit Lahore. Senator Javed, kata Ismail, ditembak di wajah dan tangan.

Tayangan TV menunjukkan Khan, perban di kakinya, dievakuasi ke dalam mobil antipeluru. Rekaman tambahan menunjukkan Khan yang meringis kesakitan sedang dibawa oleh pendukung keluar dari mobil.

Dalam sebuah posting Twitter, PM Shehbaz Sharif mengutuk penembakan itu. Ia juga berdoa untuk kesembuhan Khan. Sharif mengarahkan Menteri Dalam Negeri Rana Sanaullah dan kepala polisi di Punjab untuk memulai penyelidikan.

Pemimpin PTI dan mantan menteri hak asasi manusia Shireen Mazari menuduh Sanaullah mengancam Khan, dengan mengatakan dia harus ditangkap karena percobaan pembunuhan.

“Mereka yang berada di belakang layar, para establishment, bertanggung jawab atas serangan pembunuhan terhadap Imran Khan ini,” katanya di Twitter, merujuk pada tatanan militer yang kuat.

Khan, yang pernah secara luas diyakini telah didukung oleh kekuatan militer Pakistan yang kuat, sekarang dianggap telah berselisih dengan tentara sejak penggulingannya melalui mosi tidak percaya parlemen pada April lalu.

Mantan perdana menteri serta anggota dan pendukung partainya Pakistan Tehreek-e-Insaf (PTI) telah mengkritik militer Pakistan, yang telah memerintah negara Asia Selatan itu selama hampir setengah dari 75 tahun sejarahnya. Ia juga mengkritik panglima militer karena tidak melakukan intervensi untuk menghalangi pemecatannya, yang menurutnya merupakan bagian dari “konspirasi asing” yang didukung Amerika Serikat.

Washington, pendukung saingan politik Khan yang sekarang berkuasa dan militer membantah tuduhan itu.

Dalam sebuah pernyataan yang dirilis setelah penembakan itu, sayap media militer mengirim “doa yang tulus” kepada Khan untuk “pemulihan dan kesejahteraannya yang cepat.”

Pakistan memiliki sejarah panjang kekerasan politik. Mantan Perdana Menteri Benazir Bhutto dibunuh pada Desember 2007 dalam serangan senjata dan bom setelah mengadakan rapat umum pemilihan di kota Rawalpindi, di sebelah Islamabad.

Ayahnya dan mantan perdana menteri Zulfikar Ali Bhutto digantung di kota yang sama pada 1979 setelah digulingkan oleh kudeta militer. [ArabNews]

Back to top button