Jose Irizarry, Agen Ganda DEA—Kartel Kolombia [2]: Ratusan Juta Dolar Cuci Uang Narkoba
“Agen lain pun tidak bodoh. Mereka tahu tidak ada kontrol dan banyak dari mereka bisa melakukan apa yang dilakukan Irizarry,” kata Feitel, yang mewakili mantan agen DEA yang diperiksa dalam penyelidikan. “Garis yang membedakan Irizarry dari yang lain adalah dia melakukannya dengan kedua tangan, dan berulang-ulang. Dia tidak hanya menguji air, dia mencemplung ke dalamnya.”
JERNIH–Zoumberos tetap menjadi agen DEA bahkan setelah dia ditangkap dan ditahan sebentar atas tuduhan penyerangan seksual selama perjalanan ke Madrid pada tahun 2018. Dia mengundurkan diri hanya setelah senjata, lencana, dan izin keamanannya dilucuti karena meminta hak Amandemen Kelima untuk tetap diam saat jaksa yang sama yang mendakwa Irizarry memanggilnya untuk bersaksi di depan dewan juri federal di Tampa, 2019.
Pihak berwenang begitu fokus pada Zoumberos sehingga mereka juga memanggil saudaranya, seorang fotografer pernikahan asal Florida yang bepergian dan berpesta di seluruh dunia dengan agen DEA. DEA bahkan memberinya kekebalan untuk mendorong kerja sama dengannya. Tetapi Michael Zoumberos yang menolak untuk bersaksi telah dipenjara di luar Tampa, sejak Maret lalu, karena “penghinaan sipil”–taktik untuk menekannya.
“Saya tidak melakukan kesalahan apa pun, saya pun tidak akan berbicara tentang saudara laki-laki saya,” kata Michael Zoumberos kepada AP dalam sebuah wawancara di penjara. “Saya pada dasarnya ditahan sebagai tahanan politik FBI. Mereka ingin memaksa saya untuk bekerja buat mereka.”
Beberapa agen DEA aktif dan yang sudah mantan mengatakan klaim Irizarry adalah rekayasa yang berlebihan. Seorang mantan agen ICE mencemooh tuduhan Irizarry bahwa dia menerima suap 20 ribu dollar AS. Dia mengatakan, sejak awal dia sudah tak percaya Irizarry. Pengacara untuk Zoumberos bersaudara pun mengatakan, jaksa sedang dalam “ekspedisi memancing” untuk membawa lebih banyak dakwaan karena skandal memalukan Irizarry.
“Semua orang yang mereka hubungkan dengan José tidak terlibat dalam pencuriannya,” kata pengacara Raymond Mansolillo. Menurutnya, aparat hukum tengah mencari kejahatan yang sesuai dengan kasus ini, sebagai lawan dari kejahatan yang benar-benar terjadi. “Tetapi apa pun yang terjadi, mereka akan menuntut seseorang dengan pasal apapun, karena mereka tidak ingin urusan ini, setelah lima tahun mereka hanya berhasil mendakwa José.”
Membuat tuduhan Irizarry lebih mengerikan, aparat datang setelah laporan Inspektur Jenderal tahun 2015, yang mengecam agen DEA karena berpartisipasi dalam “pesta seks” dengan para pelacur yang disewa oleh kartel Kolombia. Itu telah menyebabkan skorsing atas beberapa agen dan pengunduran diri Michele Leonhart, administrator DEA saat itu.
Inti dari penyelidikan Irizarry adalah hubungan yang terlalu nyaman yang dikembangkan antara agen dan informan — dilarang keras di bawah pedoman federal — dan kontrol yang longgar pada operasi pencucian uang narkoba DEA yang terlarang, yang hanya diketahui sedikit sekali orang Amerika.
Setiap tahun, DEA mencuci puluhan juta dolar AS atas nama kartel narkoba paling kejam di dunia, melalui perusahaan cangkang. Itu sebuah taktik yang disebut-sebut dalam penyelidikan luar negeri yang sudah berjalan lama laiknya Operasi White Wash yang mengakibatkan lebih dari 100 penangkapan dan penyitaan lebih dari 100 juta dollar AS dan satu ton kokain.
Tetapi DEA juga menghadapi kritik karena membiarkan sejumlah besar uang dalam operasi tidak disita. Itu memungkinkan kartel terus melakukan perdagangan mereka, dan karena gagal memantau dan melacak dengan ketat, sulit untuk tahu dan mengevaluasi hasilnya.
Laporan Inspektur Jenderal Departemen Kehakiman 2020 menyalahkan DEA karena sejak 2006 selalau gagal untuk mengajukan laporan tahunan kepada Kongres. Teguran itu, ditambah rasa malu akibat pengakuan Irizarry, mendorong Administrator DEA, Anne Milgram, memerintahkan peninjauan luar terhadap operasi luar negeri agensi tersebut, yang kini sedang berlangsung.
“Dalam sebagian besar operasi ini, tidak ada yang menonton,” kata Bonnie Klapper, mantan jaksa federal di New York dan kritikus keras terhadap pencucian uang DEA. “Dalam operasi Irizarry, tidak ada yang peduli berapa banyak uang yang mereka cuci. Tidak ada yang peduli bahwa mereka tidak berhasil dalam kasus apa pun. Tidak ada yang mengurus rumah. Tidak ada kontrol.”
Rob Feitel, mantan jaksa federal lainnya, mengatakan bahwa pengawasan DEA yang lemah memudahkan pengalihan dana untuk semua jenis tujuan yang tidak disetujui.
“Agen lain pun tidak bodoh. Mereka tahu tidak ada kontrol dan banyak dari mereka bisa melakukan apa yang dilakukan Irizarry,” kata Feitel, yang mewakili mantan agen DEA yang diperiksa dalam penyelidikan. “Garis yang membedakan Irizarry dari yang lain adalah dia melakukannya dengan kedua tangan, dan berulang-ulang. Dia tidak hanya menguji air, dia mencemplung ke dalamnya.”
Irizarry, yang berbicara dengan nada halus dengan bahasa Inggris dan Spanyol yang fasih, adalah seorang marshal udara federal dan agen Patroli Perbatasan sebelum bergabung dengan DEA pada tahun 2009. Dia mengatakan dirinya mempelajari trik perdagangan sebagai pemula DEA dari polisi veteran yang datang ke New York City pada 1990-an, ketika kokain membanjiri jalan-jalan Amerika.
Tetapi bagian penting lain dari pendidikannya didapat dari Diego Marín, seorang informan lama AS yang dikenal penyelidik sebagai “Raja Penyelundup” Kolombia karena diduga mencuci uang ganja melalui peralatan impor dan barang-barang lainnya. Irizarry mengatakan, Marín mengajarinya lebih baik daripada agen mana pun yang paling ahli dalam pertukaran di pasar gelap narkoba di seluruh dunia.
Untuk melanjutkan skema, Irizarry mengajukan laporan palsu dan memerintahkan staf DEA untuk mengirim uang yang direncanakan untuk penyamaran, ke rekening internasional yang dia dan rekan-rekannya kendalikan. Informan yang mendapatkan komisi besar dari setiap transfer tunai yang disetujui oleh DEA juga turun tangan untuk mendanai sebagian pesta pora, dalam apa yang disebut suap ilegal.
Kebiasaan belanja Irizarry dengan cepat mulai meniru selera para narcos yang menjadi targetnya. Dalam barang rampasan darinya ada sebentuk cincin berlian Tiffany senilai 30.000 dolar AS—sekitar Rp465 juta dalam kurs 15.500) untuk istrinya, mobil sport mewah, dan rumah seharga 767.000 dolar AS—Rp 11,9 miliar– di kota resor Kolombia, Cartagena. Dia terbiasa melakukan perjalanan dengan tiket pesawat kelas satu ke Eropa dengan koper Louis Vuitton dan mengenakan jam tangan emas Hublot.
“Saya sangat bagus dalam apa yang saya lakukan, tetapi saya lalu menjadi seseorang yang bukan saya. Saya menjadi pria yang berbeda,” kata Irizarry. “Saya terjebak dalam gaya hidup. Saya terjebak dengan para informan dan pesta-pesta.”
Irizarry berpendapat sebanyak 90 persen dari perjalanan kerja kelompoknya adalah bohong, didikte oleh pesta dan acara olahraga. Dia juga mengatakan dana pemerintah AS yang digunakannnya itu dijsutifikasi dalam laporan sebagai ’ case-related’ . “Tapi istilah yang sangat kabur,” kata dia.
Contoh kasus: perjalanan Agustus 2014 ke Madrid untuk final sepak bola Piala Super Spanyol, dalam laporan dibebankan sebagai biaya Operasi White Wash.
Irizarry mengatakan kepada penyelidik, para agen DEA menghabiskan waktu dengan makan-makan di restoran mahal yang menghabiskan uang 1.000 euro (sekitar Rp 16.200.000 pada kurs 16.200) sekaligus, selain menikmati kursi di pinggir lapangan yang mahal pada pertandingan kejuaraan antara Real dan Atletico Madrid. [Bersambung–Jim Mustian/Joshua Goodman/ Associated Press]