POTPOURRI

Jose Irizarry, Agen Ganda DEA—Kartel Kolombia [1]: Pesta-pesta Rumahan dengan DJ dan Pereks Kelas Atas

Tahukah akar persoalan kelancungan itu, setidaknya versi Irizarry? Karena semua agen DEA di dunia sadar, sejatinya tak ada yang bisa mereka lakukan untuk memenangkan perang melawan narkoba. Yang ada, kata dia, hanya sedikit pengurangan kasus, membendung serbuan bah narkoba ke Amerika Serikat, yang dalam setahun saja rata-rata membunuh 100 ribu warga AS akibat overdosis.

JERNIH–José Irizarry sadar, bahkan menerima dirinya sebagai agen kotor dan paling korup dalam sejarah Badan Penegakan Narkoba AS (DEA). Dia juga mengakui telah “menjadi orang lain” saat berkonspirasi dengan kartel Kolombia untuk membangun gaya hidup mewah yang dihiasi aneka mobil sport mahal, perhiasan berlian khas Tiffany, dan sekian banyak kekasih harian di seluruh dunia.

Tapi saat dia menggunakan waktu terakhir kebebasannya untuk menceritakan kisahnya kepada The Associated Press, Irizarry mengatakan dia tidak akan jatuh sendirian. Menurutnya ada sekian banyak rekannya di DEA yang juga telah lama bermain-main dalam jutaan dollar AS uang narkoba. Semua demi mendanai gaya hidup ultra mewah berupa perjalanan mahal ke luar negeri selama lebih dari satu dekade, santapan mewah di hotel-hotel dengan jejeran bintang, kursi utama yang mahal di sekian banyak acara olahraga, serta pesta pora rumahan yang mengundang DJ-DJ mahal datang ke rumah.

Menurut Irizarry, ada lusinan agen federal lain, jaksa, informan dan tentu saja, para penyelundup dari kartel sendiri, yang menikmati gaya hidup seperti itu dalam sebuah kelompok berjuluk “Tim Amerika”. Mereka bergerak dalam pencucian uang narkoba, yang waktunya biasanya bertepatan dengan saat kesebelasan Real Madrid atau petenis Rafael Nadal bermain. Lokasinya termasuk bar-bar mahal kelas VIP di sepanjang Karibia, atau distrik lampu merah di Amsterdam, dan terutama di atas kapal pesiar Kolombia yang meluncur menembus laut dengan bekal sekian banyak krat botol minuman keras dan lusinan pelacur.

“Kami memiliki akses bebas untuk melakukan apa pun yang kami inginkan,” kata Irizarry, kini berusia 48 tahun, kepada AP dalam serangkaian wawancara sebelum memulai hukuman penjara 12 tahun yang ia terima. “Kami mengambil uang di tempat-tempat yang kami datangi. Begitu kami sampai di sana, semua selalu saja berkaitan dengan minum dan perempuan.”

José Irizarry mengakui, dialah agen paling korup dalam sejarah DEA. Tapi dia mengaku tidak sendiri. Ada banyak agen DEA lain yang juga berkonspirasi dengan kartel Kolombia, agar perang melawan narkoba yang digencarkan AS itu bisa pula bermanfaat untuk mendanai gaya hidup mewah mereka.

Tahukah akar persoalan kelancungan itu, setidaknya versi Irizarry? Karena semua agen DEA di dunia sadar, sejatinya tak ada yang bisa mereka lakukan untuk memenangkan perang melawan narkoba. Yang ada, kata dia, hanya sedikit pengurangan kasus, membendung serbuan bah narkoba ke Amerika Serikat, yang dalam setahun saja rata-rata membunuh 100 ribu warga AS akibat overdosis.

“Anda tidak bisa memenangkan perang yang tidak dapat dimenangkan ini. DEA mengetahui hal ini, semua agen mengetahui hal ini,” kata Irizarry. “Ada begitu banyak obat bius keluar Kolombia. Ada banjir uang. Kami tahu, kami tidak pernah membuat perbedaan.”

“Perang melawan narkoba hanyalah permainan, dan itu adalah permainan yang sangat menyenangkan untik kami mainkan.”

Cerita yang meluncur datri mulut Irizarry, yang telah diserang oleh beberapa mantan rekannya sebagai upaya fiktif sekadar untuk mengurangi masa hukumannya, datang dalam beberapa hari wawancara yang penuh penyesalan, pahit, dan terkadang penuh air mata. AP mewawancarainya di kota asalnya, San Juan. Wawancara itu dilengkapi berbagai dokumen pengadilan tersegel, yang diperoleh AP setelah dia mengaku bersalah pada tahun 2020, atas 19 tuduhan korupsi, termasuk pencucian uang dan penipuan bank.

Tetapi setelah bertahun-tahun menggambarkan Irizarry sebagai agen nakal yang bertindak sendiri, para penyelidik Departemen Kehakiman AS dalam beberapa bulan terakhir mulai mau mendengar kisahnya. Mereka mengikuti peta jalan pengakuannya, memeriksa dan menginterogasi dua lusin lebih agen dan jaksa DEA saat ini, serta para mantan yang dituduh Irizarry sejenis dengan dirinya.

Dengan keriuhan yang terjadi, penyelidikan difokuskan pada para mantan mitra Irizarry dan beberapa rekan DEA lainnya yang disebut-sebut terkait dengan pencucian uang secara internasional. Di sisi lain, setidaknya ada tiga jaksa federal dan seorang mantan yang telah pula menghadapi serenceng pertanyaan tentang pesta-pesta Irizarry yang mereka hadiri. Di antara mereka termasuk satu yang masih bertugas sebagai jaksa senior di Miami, seorang yang muncul di TV dalam acara  “The Bachelorette” dan mantan jaksa Ohio yang beralih profesi sebagai pengacara di Cleveland, sebelum tiba-tiba mengundurkan diri karena alasan keluarga yang tidak jelas.

Investigasi yang meluas terjadi ketika lembaga penegak hukum dan narkotika AS diguncang skandal pelanggaran berulang kali di 4.600 jajaran agennya. Ada yang terbukti menerima suap dari penyelundup narkoba, yang lain dituduh membocorkan informasi rahasia ke target penegakan hukum, dan sebagainya. Tetapi sejauh ini focus terbesar public adalah Irizarry, yang pengkhianatannya terhadap lencana DEA merupakan jantung dari tinjauan eksternal yang sedang berlangsung terhadap operasi DEA yang meluas di 69 negara.

Agen yang sejatinya pernah memiliki prestasi menonjol itu menuduh beberapa mantan rekannya di Grup 4 DEA, yang berbasis di Miami, telah menggembungkan kantong mereka dengan dana haram narkoba. Dana itu yang mereka gunakan untuk tamasya-tamasya  mewah ke berbagai negara selama lebih dari satu dekade, hingga pengunduran diri Irizarry pada 2018.

Dia menuduh ada aparat Imigrasi dan Bea Cukai AS yang menerima suap 20 ribu dollar (sekitar Rp310 juta dalam kurs Rp 15.500). Baru-baru ini, FBI, Kantor Inspektur Jenderal dan seorang jaksa federal mewawancarai Irizarry di penjara seputar aparat negara lainnya yang ia tuduh telah berlaku lancung.

“Mungkin mereka menganggap aneh bahwa semua ini benar-benar terjadi,” kata Irizarry tentang para penyelidik itu. “Dakwaan menggambarkan saya sebagai  agen korup yang melakukan seluruh skema ini. Mereka pura-pura tak tahu ada banyak agen lain di DEA. Jelasnya, saya bukan dalangnya.”

Hakim federal di Tampa yang menghukum Irizarry tahun lalu tampaknya setuju bahwa agen-agen lain pun dirusak oleh “daya pikat uang mudah”, dan itu perlu diselidiki. “Ini harus dihentikan,” kata Hakim Charlene Honeywell. Kepada jaksa ia menambahkan, Irizarry adalah “Orang yang tertangkap, tetapi jelas di pengadilan ini (seharusnya) ada lagi orang lain.”

Kepada AP, Departemen Kehakiman menolak berkomentar. Sementara seorang juru bicara DEA mengatakan, “José Irizarry adalah penjahat yang melanggar sumpahnya sebagai petugas penegak hukum federal dan melanggar kepercayaan rakyat Amerika. Selama 16 bulan terakhir, DEA telah bekerja keras untuk lebih memperkuat disiplin dan kebijakan perekrutan untuk memastikan integritas dan efektivitas pekerjaan penting kami.”

Penelusuran AP menguatkan beberapa tuduhan Irizarry itu melalui ribuan catatan penegakan hukum rahasia dan lusinan wawancara dengan mereka yang dianggap mengetahui klaim Irizarry. Penyelidikan pun sedang berlangsung, termasuk beberapa yang berbicara dengan syarat anonim karena mereka mengaku tidak berwenang untuk membahas soal itu.

Sebagian penyelidikan difokuskan pada George Zoumberos, salah satu mantan mitra Irizarry yang sering bepergian ke luar negeri untuk penyelidikan pencucian uang narkoba. Irizarry mengatakan kepada AP, Zoumberos menikmati akses tanpa batas ke apa yang disebut dana komisi. Ia juga telah menyeleweng dengan memanfaatkan uang itu untuk pembelian pribadi dan ongkos perjalanan yang tidak beralasan, menggunakan nama orang yang tidak ada, dalam laporan DEA guna membenarkan ekses tersebut. [Bersambung–Jim Mustian/Joshua Goodman/ Associated Press]

Back to top button