Perbatasan Kosovo-Serbia Tegang, Kedua Negara Siap Perang
- Presiden Serbia Aleksandar Vucic mengirim panglima militer Jenderal Milan Mojsilovic ke perbatasan Kosovo.
- Konflik baru di kawasan Balkan tinggal tunggu pemicu.
JERNIH — Mengabaikan seruan NATO, Serbia menempatkan pasukan di sepanjang perbatasan dengan Kosovo dalah keadaan siaga tinggi.
“Presiden Aleksandar Vucic memerintahkan tentara Serbia berada dalam keadaan siap tempur, yaitu pada tingkat penggunaan senjata,” ujar Menteri Pertahanan Serbia Milos Vucevic seperti dikutip DailySabah.
Menteri Dalam Negeri Serbia Bratislav Gasic mengatakan polisi dan unit keamanan lainnya juga telah ditempatkan di bawah komando kepala staf militer, sesuai rencana operasional.
“Saya bertindak atas perintah Presiden Aleksandar Vucic, sehingga semua langkah diambil untuk melindungi rakyat Serbia di Kosovo,” katanya.
Presiden Vucic juga telah mengirim panglima militer Jenderal Milan Mojsilovic ke perbatasan dengan Kosovo, untuk menghadapi perlawanan Kosovo.
Kosovo mendeklarasikan kemerdekaan tahun 2018, tapi Beograd tak mengakui. Sikap ini mendorong 120 ribu etnis Serbia di Kosovo menentang otoritas Pristina.
Mayoritas penduduk Kosovo, sekitar 1,8 juta, adalah etnis Albania. Etnis Serbia terkonsentrasi di bagian utara Kosovo.
Serbia mengangagap Kosovo Metohija, demikian orang Serbia menyebut wilayah itu, bagian tak terpisahkan Republik Serbia. Etnis Albania di Kosovo menolak berada di bawah kendali Beograd.
Konflik etnis Albania-Serbia di Kosovo bisa muncul setiap saat, dengan alasan sederhana. Terakhir, Pristina mengeluarkan kebijakan mengganti nomor plat mobil di Kosovo, warga Serbia menolak.
Perlawanan etnis Serbia terakhir adalah pemogokan massal ratusan pekerja etnis Serbia di Kepolisian Kosovo. Diikuti pemogokan karyawan etnis Serbia di bagian peradilan, seperti hakim dan jaksa.
Akibatnya, terjadi kekosongan keamanan di Kosovo. Pristina mengatasinya dengan menggelar pasukan polisi di kota-kota etnis Serbia. Beograd marah.
Kosovo Force (KFOR), pasukan perdamaian internasional yang dipimpin NATO, kesulitan mengendalikan situasi. Tindakan apa pun yang diambil KFOR akan mendapat perlawanan dari kedua pihak.
Terakhir, tentara Latvia — yang menjadi bagian dari KFOR — dihujani tembakan entah dari mana. Kecurigaan ditujukan kepada Serbia, tapi KFOR tidak bisa menuduh tanpa bukti.
Serbia dan Kosovo berada di ambang perang. PM Serbia Ana Brnabic membenarkannya.