Gempa Turkiye/Suriah: Mengenang Fidel Castro Sebagai Si Miskin yang Membantu Dunia
- Bertahun-tahun AS berusaha membunuh Fidel Castro. Bertahun-tahun pula Castro meyelamatkan ribuan orang.
- Kini, Fidel Castro hadir di Turkiye dan Suriah sebagai orang miskin yang selalu mengulurkan tangan membantu dunia.
JERNIH — Hanya beberapa jam setelah kabar gempa 7,8 dan 7,7 skala Richter (SR) mengguncang Turkiye dan Suriah, Kuba melepas tim medis untuk memberi perawatan kepada korban luka.
Ada upacara khusus untuk melepas tim medis, dengan foto besar almarhum Fidel Castro terpasang. Upacara yang tepat, karena solidaritas medis internasional yang secara teratur diperluas Kuba ke setiap negara terkena bencana adalah gagasan brilian almarhum.
Sebaris kalimat pemimpin ikonik itu, yang diucapkan tahun 2003, dibacakan, yaitu; Kuba tidak mengirim bom ke negara lain, tapi mengirim dokter.
Castro meninggal November 2016, tapi dia masih memimpin dalam solidaritas dan perdamaian. Selama bertahun-tahun, dokter-dokter Kuba dikirim ke lebih 70 negara, termasuk 40 negara berbeda sepanjang 2020 untuk memerangi Covid-19.
Tahun 201, New York Times mengakui sukses kampanye Kuba melawan epidemi kolera yang merebak di Haiti pasca gempa bumi. Kolera dibawa relawan Nepal, dan menular hebat di negara itu.
Tahun 2014, New York Times memuji Kuba yang sukses memerangi Ebola di Afrika, dengan menulis:
“Kuba adalah negeri pulau yang miskin, yang terputus dari dunia dan terletak 4.500 kilometer dari Afrika Barat, tempat Ebola menyebar dengan kecepatan mengkhawatirkan. Namun, Kuba berjanji mengerahkan ratusan profesional medis ke garis depan pandemi dan memainkan peran paling kuat di antara banyak negara yang berusaha mengendalikan virus.”
Kuba dan Pembunuh Che Guevara
Semua kontribusi Kuba di bidang medis dimaksudkan untuk meningkatkan posisi internasionalnya yang terkepung. Selama puluhan tahun Kuba menghadapi embargo AS, pengkhianatan jutaan rakyatnya, dan upaya CIA membunuh Fidel Castro.
Semua itu tak menghentikan Kuba untuk terus berkontribusi kepada dunia. Selain mengirim tim medis ke lokasi bencana, Kuba juga sukses mengembangkan metode operasi mata, yang disebut Operasi Keajaiban.
Pasien dari 26 negara Amerika Latin dan Karibia datang ke Kuba untuk memulihkan penglihatan mereka. Salah satunya adalah Mario Teran, prajurit Bolivia pembunuh Che Guevara. Dokter Kuba mengobati Teran tanpa rasa dendam.
Bagi rakyat Kuba, Che Guevara adalah figur penting yang membantu Fidel Castro menggulingkan diktator Fulgencio Batista. Desember 1958 pasukan Che Guevara memenangkan pertempuran di Santa Clara, yang memaksa Batista melarikan diri ke Republik Dominika.
Bantuan Gratis Negara Terbelakang
Fidel Castro layak menerima Nobel Perdamaian, tapi itu tidak mungkin. Selama Perang Dingin Timur-Barat, Castro adalah sosok harus dienyahkan CIA, meski perannya bagi perdamaian dunia sangat besar.
Tahun 2014 Castro menerima Confucius Peace Awards atas upayanya mengakhiri ketegangan dengan AS, dan menghapus senjata nuklir. Ia memprakarsai, dan menjadi tuan rumah, pembicaraan damai Kolombia dan gerilyawan komunis FARC untuk mengakhiri perang sipil brutal 52 tahun.
Itu bukan satu-satunya peran bersejarah Castro. Tahun 1960-an, Kuba membantu Aljazair — negara di Afrika utara yang baru saja mendapatkan kemerdekaan dari Prancis. Padahal, Kuba saat itu dalam kondisi ekonomi dan sosial sangat parah setelah terjadi pelarian dokter besar-besaran ke AS.
Piero Gleijeses, profesor di John Hokpkins University, menuliskan situasi ini dalam buku Conflicting Missions. “Bagaimana mungkin sebuah negara terbelakang menawarkan bantuan gratis kepada negara lain yang kesulitan,” tulis Prof Gleijeses.
Menteri Kesehatan Masyarakat Kuba Machado Ventura saat itu mengatakan; “Ini seperti seorang pengemis yang menawarkan bantuan, karena kami tahu orang-orang Aljazair membutuhkannya. Mereka pantas mendapatkannya.”
The Washington Post: Castro Pahlawan Afrika
Terlalu sedikit yang diketahui dunia tentang peran Kuba membebaskan pengaruh AS di selatan Afrika dan Afrika Selatan. Dari sedikit yang tahu terdapat Nelson Mandela. Alasan inilah yang membuat Mandela mengunjungi Kuba setelah dibebaskan dari penjara Pulau Robben.
Mandela menyampaikan terima kasih kepada Castro, dan memuji sang pemimpin secara terbuka. The Washington Post mengakui Fidel Castro adalah pahlawan Afrika.
Setelah bencana Chernobyl 1989, Kuba menerima dan merawat 24 ribu anak-anak terdampak. Banyak dari anak-anak itu dan keluarganya amsih tinggal di Kuba.
Tindakan solidaritas ini tidak bisa diremehkan mengingat kondisi ekonomi Kuba yang tak pernah beranjak baik. Selama Perang Dingin, Kuba menerima banyak manfaat ekonomi dari Uni Soviet, setelah 1989 bantuan itu hilang karena dan dua tahun kemudian imperium komunis di Moskwa runtuh.
Tanpa Uni Soviet, Kuba memasuki apa yang disebut Periode Khusus. Banyak orang memperkirakan rezim Castro akan berakhir dengan keruntuhan Uni Soviet. Ternyata, Castro dan Kuba bertahan, dan terus memberi bantuan ke seluruh dunia di saat kesulitan memberi makan rakyatnya.
AS Mencekik Kuba, Kuba Membantu Dunia
AS di bawah Donald Trump mengintensifkan blokade dan sanksi ekonomi terhadpa Kuba. Joe Biden melanjutkan kebijakn biadab itu. Kuba mengatakan Washington melakukan genosida ekonomi yang merugikan Kuba 1,1 triliun dolar AS.
Ekonomi Kuba memasuki Periode Khusus paling sulit selama pandemi Covid-19. Washington benar-benar ingin membunuh Kuba dengan memblokir pengiriman masker dan peralatan diagnostik, tapi Kuba bertahan.
Kuba tak punya akses ke vaksin Covid-19 untuk negara miskin, tapi mereka mengatasinya dengan membuat vaksin sendiri. Sebuah upaya luar biasa dari negara yang kesulitan makan.
AS menghukum Kuba bukan karena sakit hati dengan sukses Fidel Castro menggulingkan rezim boneka Washington pimpinan Fulgencio Batista, tapi karena sukses Castro tetap bernafas dalam cekikan ekonomi Paman Sam.
Kuba mengontraskan diri dengan AS, yang sejauh ini memasok bom wilayah perang yang dibuatnya. Ketika AS mengirim bom ke Suriah, Kuba mengirim dokter untuk merawat orang-orang yang menjadi korban bom Washington.
Jose Marti, penyair revolusioner Kuba yang menginspirasi Fidel Castro, mengatakan ada dua jenis orang di dunia ini; mereka yang mencintai dan mencipta, dan yang membenci dan menghancurkan.
Castro dan Kuba memilih untuk menjadi yang pertama. Kini di Turkiye dan Suriah, kecintaan Kuba terwujud dalam bentuk bantuan medis dan lusinan dokter bekerja siang-malam membantu korban luka akibat gempa.
Fide Castro hadir di Turkiye dan Suriah untuk dikenang atas perannya sebagai orang miskin yang membantu dunia.