Crispy

Turis Shalat Berjamaah di Bandara Paris, Pemerintah Prancis Malu dan Marah

  • Prancis itu negara super sekuler dan melarang atribut keagamaan di depan publik.
  • Turis Yordania tidak membawa atribut keagamaan, tapi shalat berjamaan di ruang tunggu keberangkatan Bandara Charles de Gaule.

JERNIH — Sejumlah gambar wisatawan Muslim shalat berjamaah di Bandara Charles de Gaule, Paris, beredar di media sosial sepanjang Senin 6 November. Prancis ‘kepanasan’ dan berjanji melakukan tindakan.

Pers Prancis memberitakan shalat berjamaah itu berlangsung Minggu 5 November di ruang keberangkatan. Shalat diikuti lelaki dan perempuan yang akan melakukan perjalanan ke Yordania.

Kontroversi dipicu oleh situasi panas di Prancis menyusul perang di Gaza antara Hamas dan Israel. Prancis adalah rumah bagi komunitas Muslim dari Eropa utara terbesar dan Yahudi.

Menteri Transportasi Prancis Clement Beaune menulis di X bahwa otoritas Bandara Charles de Gaule berkomitmen penuh untuk menerapkan aturan dan berjanji akan menindak tegas.

30 Orang Shalat 10 Menit

Pegawai Bandara Charles de Gaule mengatakan shalat berlangsung di terminal 28, dan diikuti sekitar 30 orang. Shalat berlangsung sepuluh menit. Tidak ada keterangan soal waktu shalat.

Bandara Charles de Gaule menyediakan area tertutup untuk semua umat beragama menjalankan ibadah secara pribadi. Namun arena itu tidak cukup untuk shalat berjamaan yang melibatkan puluhan orang.

Prancis adalah negara sangat sekuler dan menerapkan pembatasan ibadah di ruang publik seperti sekolah dan gedung-gedung, termasuk bandara.

“Insiden ini sangat disesalkan,” kata Augustin de Romanet, kepala eksekutif operator Aeroports de Paris (ADP), di akun X. “Ada tempat ibadah khusus, tapi mereka tidak menggunakannya.”

Polisi segera dikerahkan untuk mencegah insiden serupa terulang. Romanet juga mengingatkan untuk tidak membesar-besarkan insiden ini, apalagi mengaitkan dengan konflik Hamas-Israel.

Back to top button