Israel Tuduh Pekerja Bantuan PBB di Gaza Bantu Hamas Selama Serangan 7 Oktober
- Pekerja PBB itu diduga anggota Hamas dan berafiliasi dengan Jihad Islam Palestina.
- Washington merespon laporan ini dengan penghentian bantuan. Padahal, belum ada verifikasi.
JERNIH — Israel, dalam laporan rahasia yang dikutip New York Times, menuduh sejumlah pekerja Badan Pengungsi Palestina PBB (UNRWA) membantu Hamas menculik warga Yahudi selama serangan 7 Oktober.
Dalam laporan rincinya, Israel mengatakan 12 pegawai UNRWA terlibat dalam Operasi Banjir al-Aqsa. Mereka yang terlibat adalah tujuh guru, dua orang lain yang bekerja dalam kapasitas lain, tiga juru tulis, pekerja sosial, dan manajer gudang.
Sepuluh dari 12 orang itu diduga anggota Hamas. Dua lainnya berafiliasi dengan Jihad Islam Palestina.
Seorang konselor sekolah dari Khan Younis dan putranya diduga membantu Hamas menculik seorang wanita Yahudi. Seorang pekerja sosial dari Nuseirat dikabarkan memindahkan jenazah tentara Israel kembali ke Gaza, dan mendistribusikan kendaraan dan amunisi sebelum Operasi Banjir al-Aqsa.
Tiga pria lainnya diduga menerima pesan teks berisi panggilan ke tempat pertemuan pada 7 Oktober. Salah satunya diperintahkan membawa granat berpeluncur roket.
Belum Verifikasi
Dua pejabat AS mengatakan telah diberi tahu soal tuduhan Israel terhadap UNRWA, tapi belum melakukan verifikasi. Namun, Washington menjadi pihak pertama yang percaya laporan itu dan memotong bantuan untuk UNRWA. Berikutnya adalah Kanada, dan setengah lusin negara lainnya.
UNRWA kini kekeringan cadangan uang tunai darurat. Mereka mungkin harus membatasi layanan penting untuk lima juta warga Palesetina mulai Februari.
Pemotongan dana itu terjadi di tengah ancaman kelaparan yang menghantui warga Palestina di Jalur Gaza. Sebanyak 85 persen warga Gaza telah mengungsi sejak perang dimulai.
Tuduhan Israel ini muncul beberapa hari setelah Mahkamah Internasional memerintahkan Israel mengambil tindakan untuk mencegah genosida di Gaza, termasuk mengizinkan bantuan pangan untuk menjangkau penduduk yang terkepung.
Israel Hayom, surat kabar terbitan Tel Aviv, mengatakan Israel menyembunyikan informasi pekerja UNRWQ bekerja dengan Hamas selama berminggu-minggu. Diplomat Israel mengatakan pemerintah PM Benjamin Netanyahu merahasiakan informasi ini karena ada pemahaman dalam sistem politik Israel ahwa UNRWA harus dipertahankan di Gaza.
Namun Israel Katz, menteri luar negeri Israel, menyeru agar UNRWA diganti dengan badan-badan yang didedikasikan untuk perdamaian dan pembangunan sejati.