Crispy

Indonesia Kutuk Serangan Brutal Israel Terhadap Kedubes Iran di Damaskus

Di Teheran, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, bersumpah pada Selasa (2/4/2024) untuk membalas dendam kepada Israel atas serangan udara yang menewaskan dua jenderal penting dan lima penasihat militer lainnya itu. “Rezim Zionis akan dihukum oleh tangan orang-orang pemberani kami. Kami akan membuatnya menyesali kejahatan ini dan kejahatan lain yang telah dilakukannya,” kata Ayatullah Khamenei, sebagaimana dikutip Reuters.

JERNIH—Dalam hitungan jam dari serangan brutal Israel terhadap Gedung Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Damaskus, Suriah, pemerintah Indonesia pada Selasa (2/4/2024) mengeluarkan pernyataan mengutuk perbuatan pengecut yang menewaskan tujuh penasihat militer Iran tersebut. Indonesia menyatakan serangan itu merupakan pelanggaran hukum internasional dan Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

“Indonesia mengutuk keras serangan Israel terhadap gedung dan fasilitas diplomatik Iran di Damaskus,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, di platform media sosial X. “Serangan ini merupakan satu dari sekian banyak aksi Israel yang meningkatkan eskalasi konflik dan dapat menghapus prospek perdamaian di kawasan,” kata Kemlu.

Pernyataan Indonesia itu senada dengan suara perwakilan Iran di PBB, yang menggambarkan serangan itu sebagai “pelanggaran mencolok terhadap Piagam PBB, hukum internasional, dan prinsip dasar yang tidak dapat diganggu gugat di tempat diplomatik dan konsuler.” Seraya menyebut serangan itu sebagai “ancaman signifikan terhadap perdamaian dan  keamanan regional”, misi Iran mendesak Dewan Keamanan PBB untuk mengutuk serangan tersebut. Iran juga mengatakan bahwa Teheran mempunyai hak untuk “mengambil tindakan tegas”.

Kementerian Pertahanan Suriah mengatakan serangan rudal terjadi sekitar pukul 17.00 waktu setempat, ketika Israel melancarkan agresi dari arah Dataran Tinggi Golan Suriah yang diduduki, dengan target pasti Gedung Kedutaan Iran.

Korps Garda Revolusi Iran (IRGC) mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa tujuh penasihat militer Iran yang tewas dalam serangan itu termasuk komandan senior Pasukan Quds, Mohammad Reza Zahedi.

Tidak hanya Indonesia, sebelumnya  serangkai negara Muslim termasuk Irak, Yordania, Oman, Pakistan, Qatar, Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, mengutuk serangan tersebut. Rusia juga mengutuk serangan itu.

Di Jakarta, Kedutaan Besar Republik Islam Iran jua mengutuk keras serangan yang “tidak beralasan dan melanggar hukum” tersebut. Menurut Dubes Iran dalam pernyataan pers yang kami terima, tindakan mengerikan itu merupakan pelang-garan yang jelas dan serius terhadap standar hukum internasional, termasuk Konvensi Wina tentang Hubungan Diplomatik tahun 1961.

“Serangan terhadap misi diplomatik tidak hanya merusak keselamatan dan keamanan personel diplomatik tetapi juga melanggar prinsip kedaulatan dan non-intervensi yang merupakan landasan hubungan internasional dan diplomasi. Komunitas internasional, bersama dengan PBB, harus mengecam dengan tegas pelanggaran ini dan mengambil langkah tegas untuk mengatasinya,”kata Dubes Iran untuk Indonesia, Mohammad Boroujerdi, dalam pernyataan tersebut.

Di Teheran, Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatullah Ali Khamenei, bersumpah pada Selasa (2/4/2024) untuk membalas dendam kepada Israel atas serangan udara yang menewaskan dua jenderal penting dan lima penasihat militer lainnya itu. “Rezim Zionis akan dihukum oleh tangan orang-orang pemberani kami. Kami akan membuatnya menyesali kejahatan ini dan kejahatan lain yang telah dilakukannya,” kata Ayatullah Khamenei, sebagaimana dikutip Reuters.

Tak hanya itu, penasihat politik Khamenei, Ali Shamkhani, dalam sebuah unggahan di X, mengatakan AS turut bertanggung jawab langsung, baik mereka sadar atau tidak  untuk melakukan serangan itu.

Presiden Iran Ebrahim Raisi tak hanya mengutuk serangan itu, melainkan menjanjikan pembalasan. “Mereka harus tahu bahwa mereka tidak akan pernah mencapai tujuannya, dan kejahatan pengecut ini tidak akan dibiarkan begitu saja,” kata Presiden Raisi. [berbagai sumber, termasuk Reuters]

Back to top button