Wapres Mohammad Mokhbar Pegang Kekuasaan Eksekutif Tertinggi Iran
Pengangkatan Mokhbar yang berlaku berdasarkan Pasal 131 Konstitusi Republik Islam Iran tersebut, berlaku sejak Senin (20/5), dengan persetujuan penuh Ayatollah Seyed Ali Khamenei, pemimpin agung Republik Islam Iran.
JERNIH–Wakil Presiden Pertama Republik Islam Iran, Mohammad Mokhbar, diangkat sebagai ketua Kekuasaan Eksekutif, menyusul meninggalnya Presiden Republik Islam Iran, Ayatollah Ebrahim Raisi, dalam kecelakaan pesawat helikopter saat berada di perjalanan ke kota Tabriz, Iran, Ahad (19/5) lalu. Pengangkatan Mokhbar yang berlaku berdasarkan Pasal 131 Konstitusi Republik Islam Iran tersebut, berlaku sejak Senin (20/5), dengan persetujuan penuh Ayatollah Seyed Ali Khamenei, pemimpin agung Republik Islam Iran.
Kepastian tersebut kami dapatkan berdasarkan siaran pers Kedutaan Besar Republik Islam Iran di Jakarta, yang kami terima Selasa (21/5). “Wakil Presiden Pertama dengan persetujuan Pimpinan Agung, mengambil alih kendali kekuasaan eksekutif, dan kemudian dewan yang terdiri dari Ketua Parlemen, Ketua Kekuasaan Yudikatif dan Wakil Presiden Pertama, dibentuk dengan tujuan mempersiapkan platform yang diperlukan untuk menyelenggarakan pemilihan umum presiden dalam jangka waktu paling lama lima puluh (50) hari,”bunyi pernyataan Kedubes Iran tersebut.
Pemerintah Iran menyatakan, meski besarnya bencana yang menimpa bangsa dan pemerintahan Republik Islam Iran dalam syahidnya Presiden dan Menteri Luar Negeri mereka, hal tersebut tidak akan mengganggu roda pemerintahan. “Hal itu justru akan menjadi faktor pemersatu semua pihak dan arus internal untuk lebih memperkuat fondasi Republik Islam Iran,”kata pemerintah Iran, melalui Kedubes mereka di Jakarta.
Selain itu, meskipun peran Ayatollah Seyed Raisi dan Menlu Dr. Amir Abdollahian sangat sentral dalam memperkuat poros perlawanan dan mendukung rakyat Palestina yang tertindas, terutama sejak delapan bulan lalu,”Kesyahidan keduanya tidak akan mengubah posisi fundamental Republik Islam Iran dalam hal mendukung Palestina,”kata pernyataan tersebut.
Pemerintah Iran juga menyatakan ucapan terima kasih dan apresiasi yang sangat tiggi atas berbagai pesan bela sungkawa dan solidaritas dari pemerintah dan masyarakat Republik Indonesia berkaitan dengan insiden tersebut.
Yang turut disayangkan, peristiwa menyedihkan itu terjadi hanya dua hari menjelang peringatan kunjungan Presiden Raisi ke Indonesia, yaitu pada 23-24 Mei 2023. “(Itu) Sebuah perjalanan yang dianggap sebagai titik bersejarah perkembangan lebih lanjut hubungan antara dua negara besar, Republik Islam Iran dan Indonesia,”kata pernyataan itu. Dalam kunjungan tersebut telah ditanda-tangani 10 nota kesepahaman, yang sebagian besar tengah dilaksanakan dan sebagian lagi dalam tahap koordinasi.
Ahad (19/5) lalu, Presiden Ayatollah Seyed Ebrahim Raisi, Menlu Dr. Hossein Amir Abdollahian dan dua pejabat lain yang ikut dalam rombongan Presiden dalam rangka peresmian Bendungan “Ghiz Ghalesi”, proyek bersama antara Iran dan Azerbaijan, mengalami kecelakaan pesawat dalam perjalanan. Pesawat tersebut jatuh dalam perjalanan ke Kota Tabriz, Iran. [ ]