Crispy

Mungkinkah Berhubungan Seks di Luar Angkasa? Bisa Aja Sich tapi Nggak Mudah

  • Pria dan wanita yang berada di luar angkasa sulit terangsang karena tekanan darah menyebabkan jaringan penis pria mengkerut.
  • “Dalam gravitasi mikro, darah naik ke kepala, bukan ke kelamin,” kata Mills.

JERNIH — Astronot Suni Williams dan Barry ‘Butch’ Wilmore seharusnya berada di luar angksa 10 hari. Akibat kerusakan Boeing Starliner, keduanya harus bertahan hingga Februari 2025.

Beberapa orang yang berpikiran kotor berspekulasi keduanya dapat berhubungan seks untuk mengatasi kebosanan, atau menghabiskan waktu.

New York Post menulis berhubungan seks di luar angkasa tampak keren. Setidaknya, mereka telah memikirkan apa yang tak dipikirkan manusia lain.

Secara teknis, berhubungan seks di luar angkasa memungkinkan, tapi bukan yang disukai.

Menurut para ahli, ada banyak masalah logistik yang harus diatasi, termasuk berputar-putar tanpa gravitasi. John Mills, fisikawan dan astronom, mengatakan kepada The Sun Online tahun 2018 bahwa berhubungan seks di luar angkasa sama denagn aktivitas serupa saat terjun payung.

“Semuanya berputar di sekitar lingkungan jatuh bebas, gravitasi mikro,” katanya. “Bayangkan terlibat dalam aktivitas seksual saat terjun payung — setiap dorongan atau hentakan akan mendorong Anda ke arah berlawanan.”

Sentuhan yang paling ringan pun akan menyulitkan untuk tetap berhubungan jika kedua orang tidak berlabuh dengan benar. Para astronot perlu menahan diri di stasiun luar angkasa.

Sulit Terangsang

Mills menjelaskan pria dan wanita yang berada di luar angkasa sulit terangsang karena tekanan darah menyebabkan jaringan penis pria mengkerut, kadar testosteron juga turun drastis.

“Dalam gravitasi mikro, darah naik ke kepala, bukan ke kelamin,” kata Mills.

Kurangnya gravitasi akan menyebabkan berbagai cairan; keringat, cairan vagina, dan sperma, mengambang di sekitar kabin.

Dalam buku Life in Space, teknisi NASA Harry Stine mengatakan berhubungan seks sambil melawan gravitasi adalah mungkin. Namun, katanya, harus ada orang ketiga yang membantu menahan salah satu dari yang berhubungan seks.

“Jika tidak ada orang ketiga, bisa juga berupa peralasan sejenis jungle gym yang memungkinkan orang memposisikan diri dengan tepat pada sistem tali yang menahan mereka bersama-sama, atau pakaian yang memiliki fungsi sama,” kata Mills.

“Pikiran yang imajinatif akan menciptakan sesuatu yang cerdik. Saya yakin itu,” katanya.

Paul Root Wolpe, mantan ahli NASA, mengatakan kepada DW bahwa seseorang harus kreatif saat berada di luar angkasa. “Semua yang ada di dinding stasiun luar angkasa dilapisi Velcro. Jadi, Anda dapat memanfaatkannya dengan menempelkan satu pasangan ke dinding,” saran Wolpe.

Menurutnya, kita tidak tahu seberapa besar gravitasi membantu kita berhubungan seks. Seks melibatkan tekanan. Di luar angkasa, tanpa gaya penyeimbang, Anda harus terus-menerus mendorong pasangan menjauh.

Dr Adam Watkins, profesor madya fisiologi reproduksi dan perkembangan Universitas Nottingham, seks di luar angkasa memungkinkan tapi tidak semudah di Bumi.

Back to top button