Doktrin Dahiya: Cara Israel Ubah Gaza Jadi Puing, Kembalikan Lebanon ke Zaman Batu
- Doktrin Dahiya diciptakan tahun 2006 untuk mengancam Hizbullah dan Hamas.
- Israel menjalankan doktrin itu di Gaza dan Lebanon, dengan menghancurkan semua, membunuh sebanyak mungkin warga sipil.
- Doktrin mensyaratkan satu hal, ketersediaan bom super tanpa henti, yang membuat AS dan Eropa harus terus memasok.
JERNIH — Kini, hampir sekujur pinggir Beirut — ibu kota Lebanon — menjadi puing setelah hampir setiap hari dihujani bom Israel. Kehancuran serupa juga terlihat di sejumlah kota dan desa di selatan Lebanon.
Lembah Bekaa, misalnya, tidak lagi indah. Israel berulang kali mengebom wilayah ini, dan desa-desa lainnya, yang disebut sebagai lokasi Hizbullah.
Bagaimana menjelaskan situasi ini, dan apa yang menuntun Israel untuk menciptakan tingkat kehancuran yang melampaui klaim Tel Aviv? Gampang…..! Baca saja Doktrin Dahiya.
Apa Itu Doktrin Dahiya?
Situs New Arab menulis Dahiya berasal dari nama wilayah di pinggiran selatan Beirut, yang terdiri dari beberapa kotamadya. Arti harfiah kata dalam Bahasa Arab ini adalah ‘pinggiran kota’.
Kata ini dicomot begitu saja oleh militer Israel sebagai strategi militer, yang menggunakan kekuatan tidak proporsional terhadap lawan. Tujuannya, menimbulkan kerusakan sebanyak mungkin pada infrastruktur sipil dan kepentingan eonomi untuk menekan pemerintah yang bermusuhan. Dalam kasus Lebanon, Israel akan terus menekan Hizbullah dengan bom sampai menyerah.
Kapan Doktrin Dahiya Dibuat?
Doktrin Dahiya kali pertama diperkenalkan Gadi Eizenkot, mantan jenderal Israel, dalam perang musim panas 2006. Saat itu Israel menghadapi perlawanan hebat Hizbullah.
Selama 33 hari israel menghancurkan sebagian pinggiran selatan Beirut — benteng utama Hizbullah. Perang itu menewaskan 1.200 orang, sebagai besar penduduk sipil.
Eizenkt mengancam akan menggunakan strategi serupa di setiap konflik dengan Hizbullah di Lebanon. “Apa yang terjadi pada Dahiya di Beirut akan terjadi di setiap desa yang dibom Israel,” kata Eizenkot saat itu.
Tahun 2008, Eizenkot berkata lagi; “Kami akan menggunakan kekuatan tidak proporsional terhadap desa dan menyebabkan kerusakan dan kehancuran besar. Dari sudut pandang kami, desa bukan diisi penduduk sipil, tapi pangkalan militer. Ini bukan rekomendasi. Ini rencana, dan telah disetujui.”
Doktrin Dahiya di Gaza
Doktrin Dahiya menyaratkan satu hal; pasokan senjata penghancur tanpa henti, karena Israel harus mengubah setiap bangunan menjadi puing, dan membunuh sebanyak mungkin penduduk sipil. Itu terlihat di Gaza.
PM Benjamin Netanyahu, dalam pernyataannya baru-baru ini, mengancam akan mengubah Lebanon seperti Gaza. Itu sangat mungkin