CrispyVeritas

AIPI Gelar Diskusi Menata Ulang Demokrasi Indonesia, Bahas Musyawarah vs Demokrasi Modern

Meski berangkat dari dunia akademik dan kebudayaan, tema diskusi ini terasa sangat relevan di tengah kemunduran demokrasi belakangan ini—terutama soal bagaimana warisan musyawarah dan mufakat kita bisa berdialog secara setara dengan prinsip demokrasi modern yang kian liberal dan kompetitif.

JERNIH–Di tengah arus globalisasi dan pergeseran nilai-nilai politik, Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) mencoba mengajak publik untuk menengok kembali akar demokrasi Indonesia. Melalui Komisi Kebudayaannya, AIPI akan menggelar Diskusi Terpumpun (DT) Seri 1 bertajuk “Menata Ulang Demokrasi Indonesia: Dialektika Tradisi Musyawarah-Mufakat dan Demokrasi Modern” pada Senin (21/4/2025), pukul 13.00–16.00 WIB.

Acara yang digelar secara hibrid ini akan berlangsung di Gedung Perpustakaan Nasional RI lantai 17–18, Jakarta, dan juga bisa diikuti secara daring lewat Zoom (Meeting ID: 854 9455 3532, Passcode: FGDSeri1).

Diskusi tersebut merupakan kerja bareng antara AIPI, Indonesian Centre for Cultural Studies (ICCS), Fakultas Seni Rupa dan Desain (FSRD) ITB, PT LAPI ITB, dan Institut Teknologi Bandung. Meski berangkat dari dunia akademik dan kebudayaan, tema diskusi ini terasa sangat relevan di tengah kemunduran demokrasi belakangan ini—terutama soal bagaimana warisan musyawarah dan mufakat kita bisa berdialog secara setara dengan prinsip demokrasi modern yang kian liberal dan kompetitif.

Sebagai institusi keilmuan tertinggi yang berdiri sejak 1990, AIPI selama ini dikenal aktif dalam mendorong dialog ilmiah lintas bidang. Sementara itu, ICCS merupakan pusat studi yang kerap membahas persimpangan budaya, demokrasi, dan kemanusiaan, baik di tingkat nasional maupun global. FSRD ITB sendiri tak hanya mengembangkan seni rupa dan desain, tetapi juga menjadi simpul penting bagi refleksi kebudayaan kontemporer.

Diskusi ini terbuka untuk umum dan diharapkan menjadi awal dari rangkaian pembicaraan serius tentang arah demokrasi Indonesia ke depan—antara warisan nilai luhur dan tantangan zaman. []

Back to top button