Bagaimana Hamas Menipu Mossad dan Merencanakan Serangan Dadakan?
- Serangan dirancang sejak Mei 2021, dengan melatih 1.000 pejuang terlibat perang kota.
- Israel sangat yakin Hamas akan fokus memulihkan ekonomi, dan memindahkan pasukan ke Tepi Barat.
JERNIH — Pejabat Israel meyebut serangan mendadak Hamas ke Israel sebagai kegagalan intelejen 9/11 versi negara Yahudi. Orang dalam kedua pihak mengungkapkan bagaimana Hamas menipu Israel.
Serangan Hamas 7 Oktober direncanakan sejak Mei 2021, atau ketika kali terakhir kedua pihak berperang. Sumber yang dekat dengan militan Hamas mengatakan Israel tertipu karena percaya kelompok garis keras Palestina lebih tertarik memulihkan ekonomi di Gaza ketimbang memulai konflik baru.
Sekitar 1.000 pejuang dilatih untuk serangan kejutan 7 Oktober, dan tidak satu pun dari mereka tahu untuk apa mereka dipersiapkan. Bahkan banyak pula pemimpin Hamas tidak tahu rencana rahasia itu.
Bahkan ketika 1.000 pejuang itu melakukan latihan perang kota di tempat terbuka, di wilayah yang dibuat seperti permukiman Yahudi, Israel menganggap ancaman yang ditimbukan Hamas sangat rendah.
Israel sangat yakin Hamas tidak akan memulai perang, dan memindahkan pasukan ke Tepi Barat untuk mengamankan permukiman Yahudi.
Pemerintah Israel mencoba meringankan ketegangan dengan memperlukan blokade Gaza yang berlangsung sejak 2007. Pemerintah Israel mengeluarkan 15 ibu izin bagi penduduk Gaza untuk bekerja di Israel dan Tepi Barat.
Hamas menguasai Gaza dalam bentrokan sengit dengan Fatah setahun setelah mengalahkannya dalam pemilu 2006. Lebih dua juta orang berdesakan di area seluas 365 kilometer persegi.
Serangan kilat Hamas melibatkan penemakan 3.000 roket untuk melumpuhkan pertahanan udara Israel, dan memungkinkan pengerahan pasukan dengan paralayang di atas tembok perbatasan. Pasukan pendahulu mengamankan daerah itu, dan memberi waktu untuk menembus benteng dengan bahan peledak.
Satuan elit Hamas yang mengendarai sepeda motor mengejutkan pasukan Israel, menghambat komunikasi, menambah kebingungan, dan memperlambat respon Israel.
Pejuang Hamas menyerang warga sipil, menyandera ratusan orang, yang rencananya akan ditukar dengan tahanan Palestina di Israel.
Iran memuji Hamas tapi membantah terlibat dalam perencanaan dan penyerangan. New York Times mengatakan Hamas menggunakan rudal Rajum, yang lebih sulit dicegat Iron Dome. Rajum adalah senjata rancangan Iran.
Marjorie Taylor Greene, anggota Kongres AS dari Partai Republik, mengindikasikan penggunakan senjata buatan Paman Sam oleh Hamas dalam serangan ke Israel. Ia meminta Washington menginvestigasi bagaimana senjata itu diperoleh Hamas.