
Becoming Led Zeppelin adalah tambahan berharga bagi katalog musik di Netflix, menawarkan perjalanan nostalgia yang autentik. Bagi penggemar, ini adalah pengingat akan akar band legendaris; bagi pemula, ini pintu masuk sempurna ke dunia rock 1970-an.
JERNIH – Dalam dunia musik rock, sedikit band yang mencapai status legendaris seperti Led Zeppelin. Band yang dibentuk pada akhir 1960-an ini telah menjadi ikon dengan lagu-lagu epik seperti “Stairway to Heaven” dan pengaruhnya yang mendalam terhadap generasi musisi. Pada tahun 2025, dokumenter resmi pertama tentang mereka, Becoming Led Zeppelin, dirilis dan kini tersedia di Netflix sejak Juni 2025.
Film ini, disutradarai oleh Bernard MacMahon, menyelami tahun-tahun awal band, dari formasi hingga kenaikan mereka menjadi superstar. Berbeda dari film biografi musik lainnya, dokumenter ini menawarkan pandangan autentik melalui footage langka dan wawancara langsung, membuatnya menjadi tontonan wajib bagi penggemar rock klasik.

Becoming Led Zeppelin memiliki keunikan sebagai dokumenter resmi pertama yang disetujui oleh anggota band yang masih hidup, yaitu Jimmy Page, Robert Plant, dan John Paul Jones. Film ini fokus pada periode awal band—dari pertemuan mereka pada musim panas 1968 hingga penampilan ikonik di Royal Albert Hall—tanpa menyentuh era puncak seperti “Stairway to Heaven” yang sudah sering dibahas.
Keunikan utamanya terletak pada penggunaan footage arsip yang belum pernah dilihat sebelumnya, wawancara langsung dengan anggota band, dan narasi yang hangat serta penuh humor, yang membuatnya terasa seperti perayaan daripada kritik mendalam. Beberapa penonton menyebutnya “mengagumkan” karena mampu “merekatkan penonton ke kursi” dengan detail kontekstual yang kaya, bahkan bagi non-penggemar.
Bandingkan dengan Bohemian Rhapsody (2018), film biografi tentang Queen yang memenangkan Oscar. Bohemian Rhapsody adalah drama fiksi yang mengandalkan aktor seperti Rami Malek sebagai Freddie Mercury, dengan elemen naratif dramatis, rekonstruksi konser, dan fokus pada konflik pribadi serta perjuangan band sepanjang karir mereka. Sebaliknya, Becoming Led Zeppelin adalah dokumenter murni, tanpa aktor atau rekonstruksi fiksi; ia mengandalkan wawancara asli dan materi arsip untuk menceritakan kisah. Hasilnya, film ini terasa lebih autentik dan kurang sensasional, meskipun beberapa kritikus menyebutnya “sugar-coated” atau terlalu manis untuk penggemar hardcore yang sudah tahu banyak tentang band.

Perbedaan ini membuat Becoming Led Zeppelin lebih seperti pengingat bahwa “legenda tidak datang sepenuhnya terbentuk,” sementara Bohemian Rhapsody lebih berfokus pada hiburan dramatis.
Misi utama Becoming Led Zeppelin adalah untuk mengungkap asal-usul band dan bagaimana mereka menciptakan suara unik yang menggabungkan blues, folk, dan rock. Film ini bertujuan merayakan perjalanan empat anggota—Jimmy Page, Robert Plant, John Paul Jones, dan John Bonham—melalui scene musik 1960-an, menekankan bagaimana pertemuan mereka menghasilkan ledakan kreativitas.
Sebagai dokumenter resmi, ia ingin memberikan wawasan mendalam bagi penggemar baru dan lama, mengingatkan bahwa kesuksesan mereka adalah hasil dari bakat individu dan kolaborasi. Di Netflix, platform ini memungkinkan akses luas, terutama setelah penayangan terbatas di bioskop dan IMAX pada awal 2025, sehingga misinya juga untuk memperkenalkan Led Zeppelin kepada generasi muda yang mungkin lebih familiar dengan biopic seperti Bohemian Rhapsody.
Informasi spesifik mengenai biaya produksi Becoming Led Zeppelin tidak diungkap secara publik dalam sumber-sumber yang tersedia. Anggaran untuk film dokumenter seperti ini biasanya bervariasi, tergantung pada faktor seperti pencarian arsip, restorasi rekaman, biaya lisensi musik, dan distribusi ke platform seperti IMAX dan Netflix.

Namun, mengingat film ini melibatkan pencarian bahan arsip langka selama lima tahun di berbagai belahan dunia, penggunaan teknik restorasi audio-visual canggih untuk rekaman berusia 55 tahun, serta distribusi eksklusif di IMAX, biayanya kemungkinan besar signifikan, meskipun tidak setinggi film biografi fiksi seperti Bohemian Rhapsody (diperkirakan 50-55 juta dolar). Dokumenter serupa, seperti The Beatles: Get Back, memiliki anggaran sekitar 10-20 juta dolar, dan Becoming Led Zeppelin mungkin berada di kisaran ini.
Secara keseluruhan, film ini bertindak sebagai “perayaan” dengan nada hangat, meskipun tidak selalu mendalam untuk penggemar berpengetahuan.
Proses pembuatan Becoming Led Zeppelin memakan waktu lima tahun, sebagaimana diungkapkan oleh produser dan penulis Allison McGourty. Periode ini mencakup penelitian ekstensif, pencarian rekaman arsip langka di loteng dan ruang bawah tanah di seluruh dunia, serta restorasi audio-visual untuk memastikan kualitas optimal di layar IMAX.
Film ini pertama kali diumumkan pada 2019, bertepatan dengan peringatan 50 tahun album debut Led Zeppelin, dan versi awal diputar di Festival Film Venesia pada September 2021. Setelah itu, film mengalami pembaruan dengan tambahan cuplikan baru sebelum rilis resmi di IMAX pada 7 Februari 2025, dan kemudian di Netflix pada Juni 2025.
Respon penonton terhadap Becoming Led Zeppelin campur aduk tapi mayoritas positif, terutama di kalangan penggemar rock klasik. Di Rotten Tomatoes, skor kritikus mencapai 82%, sementara Metacritic memberikan 57 untuk kritikus dan skor user 6.0 (mixed), dengan 55% rating positif.

Banyak penonton memuji film ini sebagai “must-see” dan “outstanding,” dengan komentar seperti “saya menemukan rasa hormat baru terhadap betapa briliannya Jimmy Page” atau “membawa kembali kenangan saat membeli album mereka.”
Di platform X post-post antusias menyebutnya “great showing” dan merekomendasikannya untuk penggemar old-school rock, dengan banyak yang menonton di Netflix dan berbagi playlist Led Zeppelin setelahnya.
Namun ada pula kritik. Beberapa menyebutnya “generic” atau “tidak enlightening” untuk penggemar hardcore, karena fokusnya pada tahun awal dan kurangnya kedalaman pada kontroversi band. Satu review menyebutnya “mengilhami lebih banyak bad times daripada good times” karena eksekusi yang kurang inovatif.(*)
BACA JUGA: Sejarah dan Musik Berpadu, Giona dan Nur Alam Hadiri Symphony Night 2024 di K-Toz Kendari Square