Begini Cara Gus Miftah Minta Maaf Setelah Dianggap Bikin Gaduh
“Pokoknya Miftah salah dan harus minta maaf. Ok salahkan saya jangan dalangnya, pokok e salahnya Miftah. Ok fine .. Saya minta maaf atas kegaduhan yang terjadi, bukan karena nanggap wayangnya,” kata dia berapi-api dalam tulisannya itu.
JERNIH-Dalamnya laut bisa diukur, tai hati orang siapa yang tahu. Setelah diserbu netizen lantaran mengakomodir pementasan wayang kulit berpeci dan berjenggot, kemudian membacakan sajaknya yang dinilai malah memperkeruh suasana, Gus Miftah akhirnya mengaku salah.
“Oke fine.. Saya minta maaf atas kegaduhan yang terjadi, bukan karena nanggap wayangnya,” tulis dia di akun Instagram pribadi @gusmiftah, pada Rabu (23/2).
Sebelumnya, publik menilai bahwa pementasan wayang kulit itu erat kaitannya dengan pernyataan Ustadz Khalid Basalamah yang dianggap mengharamkan wayang.
Setelah wawancara antara TvOne dengan Ki Warseno Slank yang bertindak sebagai Dalang di pementasan wayang kulit itu, Miftah angkat bicara.
Dia bilang, dengan segala otoritasnya, dalang tak bisa diintervensi atas lakon yang dibawakan.
“Dalang independen dengan lakon yang dibawakannya. Tapi kan pentasnya di pondoknya Miftah. Yang salah ya Miftah!!!” tulis dia di akun Instagram-nya.
Apalagi, musnahnya wayang itu diakibatkan persoalan sederhana yakni tak ada lagi yang nanggap. Sedangkan Miftah yang sudah mengakomodir pementasan supaya lestari, malah disalahkan.
“Pokoknya Miftah salah dan harus minta maaf. Ok salahkan saya jangan dalangnya, pokok e salahnya Miftah. Ok fine .. Saya minta maaf atas kegaduhan yang terjadi, bukan karena nanggap wayangnya,” kata dia berapi-api dalam tulisannya itu.
Sementara itu, Ki Warseno Slank menolak jika tokoh wayang berpeci dan berjenggot dikaitkan dengan Ustadz Khalid Basalamah. Apalagi, selama pementasan dia juga tak pernah menyebut nama.
“Ngga mirip, jauh. Ya orang aja tidak bisa memandang dimirip-miripkan ya. Ya monggo, itu kan wayang,” kata Warseno.
Ki Warseno menggambarkan bahwa tokoh wayang itu hanyalah karikatur dan tak bisa dikaitkan dengan Ustadz Khalid, meski banyak pihak menginterpretasikan pementasan itu sebagai respon atas pernyataan Khalid.
Meski pernah mengatakan bahwa pementasan wayang kulit memang rutin digelar di Pondok miliknya, Gus Miftah bilang kalau pagelaran itu spontan diadakan terlepas dari pengharaman wayang kulit.
Bagi dia yang penting, semua ada hikmahnya agar selalu mengingat budaya Indonesia.[]