Inilah 10 pertanyaan teratas yang ditanyakan publik kepada WHO, seputar Covid-19
JERNIH— “Kebohongan beterbangan, dan Kebenaran datang dengan pincang setelah itu,” adalah bunyi kutipan yang dikaitkan dengan satiris Jonathan Swift pada tahun 1700-an. Ada pula pepatah yang barangkali telah berulang kali kita dengar, “Sebuah kebohongan berjalan dua kali di seluruh dunia, sebelum kebenaran mengikat tali sepatunya.”
Ada banyak lagi kata-kata, kalimat, pemeo, yang mengingatkan kita bahwa di keseharian, barangkali yang akan banyak kita dapatkan tak lain hanyalah kebohongan. Hoaks, entah sengaja dan diproduksi massal sebagaimana di zaman post-truth ini, atau tanpa kesengajaan.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mungkin memperhatikan pepatah dalam menyusun apa yang disebutnya daftar penghancur mitos untuk pandemi virus corona. Berikut adalah 10 tanggapan yang dikumpulkan WHO untuk kueri teratas di Google tentang Covid-19, penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Kebanyakan orang yang terjangkit Covid-19 akan pulih
Mayoritas orang yang terkena penyakit ini mengalami gejala ringan atau sedang dan kemudian sembuh. WHO menyarankan siapa pun yang mengalami batuk, demam, atau kesulitan bernapas untuk mencari perawatan medis lebih dini. Organisasi itu menambahkan bahwa bagi mereka yang mengalami demam dan tinggal di daerah yang terkenal dengan malaria dan demam berdarah, untuk bersegera mencari perawatan medis.
Minum alkohol tidak membunuh virus corona di dalam tubuh Anda
Karena mencuci tangan dengan gel hidroalkohol disarankan sebagai perlindungan terhadap virus, tampaknya beberapa orang berpendapat bahwa minum alkohol dapat membunuh virus. Padahal tentu saja tidak demikian, menurut Dr Hanan Balkhy, penasihat WHO dan spesialis penyakit menular pediatrik. “Virus tidak sensitif terhadap alkohol yang kita minum,” katanya. “[Selain itu,] alkohol dalam gel hidroalkohol jauh lebih pekat, dan ini jelas bukan sesuatu yang dapat Anda minum tanpa efek samping yang serius,” katanya dalam video di situs web pembasmi mitos WHO.
Jaringan telekomunikasi seluler 5G tidak menyebarkan virus corona
Sars-CoV-2, nama resmi untuk patogen penyebab Covid-19, adalah virus dan virus tidak menyebar melalui gelombang radio atau jaringan ponsel. Virus ini menyebar melalui tetesan pernapasan (droplet bahasa kerennya, ludah atau iler bahasa gaulnya) ketika orang yang terinfeksi melalui batuk, bersin, atau berbicara. Orang juga dapat terinfeksi dengan menyentuh permukaan yang terkontaminasi dan kemudian menyentuh mata, mulut, atau hidung mereka. WHO menunjukkan bahwa negara-negara tanpa infrastruktur 5G telah mengalami wabah Covid-19.
Paparan sinar matahari tidak menawarkan serangan virus corona
Artinya, tidak lantas serangan virus jadi lebih ‘tawar’, begitu. Meskipun sinar matahari adalah sumber terbaik vitamin D, yang membantu mendukung sistem kekebalan tubuh, tidak ada bukti bahwa sinar matahari dapat membunuh virus corona. “Beberapa negara dengan iklim panas telah mengalami wabah, tetapi negara-negara dengan iklim dingin juga mengalami wabah,” kata Dr Sylvie Briand, direktur departemen penyakit pandemi dan epidemi WHO.
WHO juga menyarankan masyarakat untuk tidak menggunakan lampu ultraviolet untuk mendisinfeksi tangan atau bagian kulit lainnya karena dapat menyebabkan iritasi kulit. Pembersih tangan dan sabun berbasis alkohol adalah pilihan yang paling efektif, menurut WHO.
Cuaca dingin dan salju tidak membunuh virus corona
Suhu dingin tidak berpengaruh pada pengendalian penyebaran virus dan tidak membunuh virus Covid-19, menurut WHO. Hujan dan salju dapat mencairkan jejak virus pada objek, tetapi virus ini terutama menyebar langsung di antara manusia.
Namun, kata Briand, cuaca yang lebih dingin dapat menyebabkan tingkat infeksi yang lebih tinggi karena lebih banyak orang berkumpul di dalam ruangan di tempat-tempat yang berventilasi buruk dan ramai.
Orang sebaiknya tidak memakai masker bedah saat berolahraga
WHO menyarankan masyarakat untuk tidak memakai masker saat berolahraga, karena penutup tersebut dapat mengurangi kemampuan bernapas dengan nyaman. Namun, penelitian terbaru dari University of Saskatchewan di Kanada menunjukkan bahwa memakai masker wajah bedah atau kain tidak berpengaruh pada kinerja olahraga yang kuat pada individu muda yang sehat. WHO menekankan bahwa tindakan pencegahan utama selama berolahraga adalah menjaga jarak setidaknya satu meter dari orang lain.
Virus corona tidak mungkin menyebar dari pakaian dan sepatu
Virus penyebab Covid-19 dapat menyebar ketika orang yang terinfeksi bersin, batuk, atau menyentuh permukaan dan benda seperti meja dan pegangan tangan. Orang lain mungkin terinfeksi setelah menyentuh permukaan yang terkontaminasi ini, diikuti dengan menyentuh mata, hidung, atau mulut dengan tangan yang tidak dicuci.
WHO mengatakan bahwa meskipun virus corona dapat bertahan di permukaan selama beberapa jam atau hingga beberapa hari, tingkat penularan dari permukaan tersebut rendah. Waktu bertahan hidup virus juga bervariasi menurut jenis permukaannya. Sebuah penelitian di Cina menunjukkan, virus lebih stabil pada permukaan halus seperti plastik dan baja tahan karat, di mana ia tetap dapat bertahan selama tujuh hari pada suhu kamar dalam pengaturan laboratorium. Sedangkan untuk pakaian katun, tidak ada vpenularan virus yang terdeteksi setelah empat hari.
Tetapi WHO menyarankan orang untuk mempertimbangkan meninggalkan sepatu mereka di pintu masuk rumah mereka, terutama di tempat di mana bayi dan anak kecil merangkak di lantai, sebagai tindakan pencegahan.
Pemindai termal (pistol thermometer) tidak dapat mendeteksi Covid-19
Memiliki suhu tubuh yang lebih tinggi dari biasanya merupakan indikator kemungkinan demam, bukan diagnosis Covid-19. Namun, karena demam adalah gejala yang diketahui dari Covid-19, orang harus segera mencari pertolongan medis jika mereka demam.
Antibiotik tidak dapat mengobati Covid-19 yang disebabkan virus, bukan bakteri
Sars-CoV-2 berasal dari keluarga virus yang disebut Coronaviridae. Antibiotik digunakan untuk mencegah dan mengobati infeksi bakteri, bukan infeksi virus. “Pasien hanya boleh menerima antibiotik jika mereka sakit parah, di mana penyedia layanan kesehatan curiga–selain Covid-19— pasien yang mengalami infeksi bakteri,” kata Balkhy.
Risiko terinfeksi dengan menyentuh koin, uang kertas atau kartu kredit dan benda lain sangatlah rendah
Sebuah penelitian di Australia pada bulan Oktober mengungkapkan bahwa ketika disimpan pada suhu kamar dan dalam gelap, virus corona dapat bertahan selama 28 hari pada permukaan yang halus seperti plastik, kaca pada layar ponsel, dan uang kertas. Namun, penelitian tersebut dilakukan dalam kondisi laboratorium terkontrol dan WHO mengatakan risiko infeksi dari benda tersebut sangat rendah.
WHO mengatakan perlindungan paling efektif adalah kebersihan yang baik dan sering membersihkan tangan dengan pembersih atau dengan sabun dan air. [Nadia Lam/ South China Morning Post]
Nadia Lam bergabung dengan Post sebagai reporter Graduate Trainee pada tahun 2020, setelah lulus dengan gelar jurnalisme dari Hong Kong Baptist University. Sebelumnya, dia bekerja sebagai asisten produser di Associated Press.