CrispyVeritas

Berburu Harta Karun Nazi Lewat Buku Harian dan Surat Cinta Perwira SS

  • Von Stein, perwira SS, jatuh cinta kepada seorang wanita di Istana Minkowskie.
  • Dalam surat kepada Inge, wanita itu, Von Stein berpesan tetaplah menjaga simpanan itu.
  • Usai Perang Dunia II, Inge menjalani kehidupan normal. Ia menikah dengan pria lokal.
  • Inge benar-benar menjalankan tugas dari sang kekasih, dengan tidak berbicara kepada siapa pun soal harta karun itu sampai mati.
  • Namun surat-surat cintanya membimbing pemburu harta karun ke Istana Minkowskie.

JERNIH — Pekan depan sebuah tim pemburu harta karun akan menggali sebuah istana di Polandia, yang digunakan Nazi sebagai rumah bordil, untuk menemukan 48 peti emas milik Adolf Hitler.

Lokasi penggalian terletak di sekitar, atau bagian dalam istana abad ke-18 di Desa Minkowskie di selatan Polandia. Harapannya para pemburu menemukan 10 ton emas bernilai setengah miliar pound, atau Rp 10 triliun.

Emas itu adalah hasil curian jelang akhir Perang Dunia II. Adalah Heinrich Himmler, bos Schutzstaffel (SS), yang menginstruksikan pencurian dan penyembunyian barang-barang itu untuk mendapai penciptaan Reich Keempat.

Tidak hanya emas, tapi juga perhiasan dan benda-benda yang dianggap berharga oleh elite Nazi yang tinggal di wilayah itu.

Setelah Nazi kalah di hampir semua front timur, dan Tentara Merah Rusia bergerak maju, elite Nazi dikabarkan menyerahkan seluruh hartanya agar tidak jatuh ke tangan musuh. Harta itu juga ikut disembunyikan

‘Emas Breslau’, demikian harta karun itu disebut, menghilang dari markas polisi di kota Wroclaw, Polandia, dan menjadi barang jarahan tersembunyi.

Pemburu harta karun dari Silesian Bridge, sebuah yayasan nirlaba, yakin memastikan lokasi persembunyian setelah menjelajahi dokumen rahasia, buku harian petugas SS, serta peta yang mereka terima dari keturunan perwira Nazi yang sering mengunjungi loji rahasia berusia seribu tahun itu.

Quedlinburg, loji abad ke-10, dibangun masa pemerintahan Raja Henry The Fowler, raja Jerman pertama. Himmler sangat mengidokan raja yang satu ini, sampai menyebut diri reinkarnasi Raja Henry The Fowler.

Anggota Quedlinburg dianugerahi posisi tertinggi di banyak institusi Nazi, karena sepakat membentuk aliansi Third Reich.

Keturunan Quedlinburg menyerahkan catatan-catatan orang tua mereka, dan dipandang sebagai kembalinya warisan dunia, setelah perjalanan panjang rekonsiliasi.

Salah satu catatan itu berbentuk buku harian, dan diyakini ditulis perwira SS berpangkat tinggi bernama alias Michaelis. Buku harian inilah yang menjadi kunci penemuan lokasi harta hasil curian itu.

Sebuah entri dengan tulisan pensil bertanggal 12 Maret 1945 membahas tentang simpanan di Istana Minkowskie berbunyi; Sebuah palung telah digali di tanaman jeruk, yang merupakan rumah aman untuk peti dan kontainer yang dikirim.”

Michaelis melanjutkan; “48 peti dari Reichsbank dalam kondisi baik dan tersembunyi, sangat tertutup tanah dan dihijaukan dengan tanaman masih hidup.”

Pilihan

Memoar itu juga mengungkap istana lain di wilayah itu, tempat 28 ton barang berharga diyakini terkubur di dasar sumur.

Namun, Silesian Bridge lebih memilih menggali Istana Minkowskie karena simpanannya lebih mudah diakses.

Dokumen indikatif lainnya adalah surat seorang perwira senior SS bernama Von Stein. Surat ditulis seorang wanita yang bekerja di istana, dan menjadi kekasihnya.

“Sayangku Inge,saya akan memenuhi tugas saya dengan kehendak Tuhan. Beberapa tranportasi berhasil. Sisa 48 peti Reichsbank yang berat, dan semua peti keluarga, dengan ini saya percayakan kepada Anda,” tulis Von Stein.

“Hanya Anda yang tahu di mana mereka berada. Semoga Tuhan membantu Anda dan saya memenuhi tugas saya.”

Ini adalah petunjuk tentang apa yang dilakukan antek-antek Hitler di waktu luang, dan indikasi banyaknya rampasan Nazi.

Roman Furmaniak, kepala Silesian Bridge, mengatakan beberapa orang ikut menyembunyikan simpanan mereka di Minkowskie. “Salah satunya seorang perwira bernama Von Stein,” katanya.

Von Stein sering mengunjungi Minkowskie karena punya kekasih. Perwira SS sering mengunjungi tempat ini karena dianggapnya rumah bordil.

Inge diyakinkan untuk mengawasi harta karun ini, dan senang hati menuruti perintah Von Stein. Alasannya sederiana, Inge mencintai Von Stein yang ganteng dengan seragam SS hitam.

“Ada masa dua bulan ketika Von Stein harus bersembunyi di hutan dari kejaran orang-orang Rusia,” kata Furmaniak. “Ketika kembali, Minkowskie sama sekali tidak terjamah.”

Von Stein tidak menggali lubang dan mengambil sesuatu, karena tahu itu akan sia-sia. Polandia jatuh ke tangan Jerman. Usai perang orang-orang Jerman dibersihkan dari wilayah itu, dan orang-orang Polandia — yang sekian tahun mengungsi ke Ukraina — kembali.

Inge menyesuaikan penampilan dan identitasnya dan bersembunyi di keramaian populasi baru. Ia menikah dengan pria lokal, dan terus menjalankan tugas mengawasi harta yang disembunyikan Von Stein.

Sampai kematiannya 60 tahun kemudian, Inge benar-benar tidak berbicara soal harta karun itu.

Istana Minkowskie dibangun jenderal Prusia Friedrich Wilhelm von Seydlitz. Bangunan ini menjadi markas Tentara Merah dan Tentara Polandia setelah Perang Dunia II berakhir.

Bangunan bersejarah itu sempat digunakan sebagai kantor dewan lokal, asrama anak-anak, dan bioskop. Silesian Bridge, sebagai bagian perburuan harta karun, menyewanya untuk jangka panjang.

Furmaniak berharap menemukan karya seni dan mengembalikan ke pemiliknya, sebagai jalan membawa persatuan. Nazi mencuri sekitar 600 ribu karya seni berharga dari seluruh Eropa, dan nilainya mencapai miliaran pound saat ini.

Back to top button