Crispy

Bersaing dengan Dampak Ekonomi Virus Corona, Mendagri Respons Cepat Arahan Jokowi untuk Optimalkan Dana Daerah

Gebrakan Tito bisa memastikan Indonesia terhindar dari dampak susulan berupa ekses wabah virus Corona Wuhan terhadap perekonomian Indonesia

JAKARTA— Menteri Dalam Negeri Muhammad Tito Karnavian merespons cepat arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk mengoptimalkan dana desa melalui pembelanjaan yang memiliki multiplier effect tinggi, berupa program padat karya. Dengan demikian diharapkan hal itu akan segera berdampak pada perekonomian masyarakat khususnya di perdesaan, dan segera terasa dalam mewujudkan kesejahteraan rakyat.

Yang menarik, mekanisme sosialisasi Mendagri agar arahan Presiden tersebut segera ditangkap dan dilaksanakan dengan tepat oleh kepala daerah yang jumlahnya 74 ribu di seluruh Indonesia itu, patut dipuji. Menurut Tito, dirinya menyampaikan kepada Presiden bahwa akan sangat efektif bila sekali-sekali para kepala desa tersebut dikumpulkan. “Tetapi  kalau mengumpulkan 74 ribu kepala desa serentak di Jakarta tentunya repot,” kata Tito saat memberikan sambutan pada acara Rapat Kerja Percepatan Penyaluran dan Pemanfaatan Dana Desa Tahun 2020, yang digelar di Holy Stadium, Komplek Grand Marina Semarang, Jawa Tengah, Selasa (18/02) lalu. 

Untuk itulah, kata dia, mekanisme sosialisasi ke seluruh kepala desa itu dibuat per provinsi. Semua dilakukan hanya dalam dua pekan. “Kita buat tim-tim dalam tiga gelombang, sehingga 33 provinsi itu kita sentuh semua. Gelombang pertama ada sembilan provinsi,  gelombang dua, tujuh provinsi. Gelombang ketiga 17 provinsi dalam waktu dua minggu,”ujar Mendagri. Untuk itu, kata Mendagri, dibentuk tim khusus antarsektor yang melibatkan Kemendagri, Kemenkeu dan Kemendes. Tiga kementerian itulah yang terkait erat dengan dana desa.

Dengan cara itu Mendagri berharap dana desa yang jumlahnya Rp 72 triliun plus dana-dana lainnya yang mengalir untuk pembangunan perdesaan, dapat berfungsi optimal.  Intinya, menurut Mendagri, dana desa itu harus dipakai secara tepat sasaran guna membangun desa, sesuai kebutuhan dan  potensi masing-masing. “Sehingga  kemudian dana desa  ini bisa berputar dan masyarakat juga yang menikmati,” kata Mendagri Tito.  Dengan kalimat sederhana Tito mengatakan, dirinya dan jajaran Kemendagri menginginkan agar para pejabat di daerah secepat mungkin memastikan bahwa warga mereka cukup makan, cukup beras dan cukup uang untuk kebutuhan sehari-hari. Tito yakin, bila dana tersebut secepatnya mengalir, beredar dan menggerakkan perekonomian hingga ke desa-desa, dipastikan akan timbul daya tahan ekonomi di masyarakat.

Gebrakan Tito tersebut direspons positif oleh masyarakat. Ketua Indonesia Bureaucracy and Service Watch, M Nova Andika, misalnya, mengatakan bahwa gebrakan Tito tersebut bisa memastikan Indonesia terhindar dari dampak susulan berupa ekses wabah virus Corona Wuhan terhadap perekonomian dunia, termasuk Indonesia. “Bagaimanapun dampak susulan wabah tersebut nyata,”kata Nova.  Yang paling jelas dan mulai dirasakan di Cina dan para mitra dagangnya, kata Nova,  adalah ekses wabah tersebut kepada perekonomian. ” Sejak maraknya pemberitaan soal virus Corona, aktivitas ekonomi di Republik Rakyat Cina  bergerak ke titik nol. Buruh-karyawan pabrik diliburkan, pabrik dan aneka usaha ditutup. Bagaimana hal itu tidak berdampak langsung kepada pasokan bahan baku dan nasib perekonomian pemasoknya, termasuk mungkin Indonesia?” kata dia.

Karena itulah, menurut Nova, apa yang dilakukan Mendagri Tito tak hanya sangat berasalasan, melainkan merupaja respons cepat yang sangat tepat dilakukan.

Gebrakan Tito memang seharusnya lebih diapresiasi, didukung dan dikembangkan berbagai kementerian dan pihak-pihak lain, termasuk swasta, untuk menjaga agar Indonesia tak menerima dampak yang lebih buruk dari kasus wabah virus Corona. Bagaimanapun Indonesia harus setidaknya mempertahankan grafik hubungan dagang dengan Cina, kalau tidak memperbesar sebagaimana seharusnya.

Pada setahun kepemimpinan Presiden Jokowi, 2015, nilai perdagangan Cina-Indonesia telah mencapai 48,2 miliar dolar AS. Jauh melejit dari satu dekade sebelumnya yang ‘hanya’ mencatatkan angka 8,7 miliar dolar AS. Apalagi di masa kepemimpinan kedia Jokowi, saat Republik Rakyat Cina sudah menggantikan Jepang sebagai mitra dagang terbesar Indonesia.

Apalagi ekonom terkemuka Universitas Indonesia Muhammad Chatib Basri juga telah menyatakan bahwa dampak wabah virus Corona terhadap perekonomian Indonesia itu nyata. Dia memprediksi pertumbuhan ekonomi negara bisa anjlok di bawah lima  persen hingga 4,7 persen akibat penyebarannya yang masif. [ ]

Back to top button