BMKG Peringatkan Pemprov Banten Ada Multi Ancaman di Kota Cilegon
“Bencana ikutan akibat gempa bumi dan tsunami juga berpotensi terjadi di kawasan industri Cilegon, berupa kebakaran, sebaran zat kimia yang berbahaya, ledakan akibat bahan kimia, ataupun tumpahan minyak,” kata Dwikorita.
JERNIH-Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memberi peringatan tegas kepada Pemeintah Provinsi Banten, karena ada multi ancaman yang membahayakan masyarakat kota Cilegon dan sekitarnya jika terjadi gempa bumi kuat.
Dalam keterangan tertulis pada Selasa (15/2), Kepala BMKG Dwikorita Karnawati menyebutkan, Kota Cilegon punya tingkat kerentanan tinggi terhadap dampak gempa yang berpotensi tsunami di wilayah tersebut. Sebab letaknya, ada di ujung barat Pulau Jawa, di tepi Selat Sunda.
Memang, lokasi tersebut sangat strategis, namun juga menyimpang bahaya cukup besar jika sewaktu-waktu terjadi gempa dan tsunami. Terlebih, kawasan ini dikenal sebagai kota industri dengan banyaknya pabrik di sana, termasuk obyek vital seperti Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading Habeam Centre, Krakatau Steel, PLTU Suralaya, PLTU Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plant, Rencana Lot Pembangunan Jembatan Selat Sunda, serta Rencana Lot Kawasan Industri Berikat Selat Sunda.
Jika gempa kuat disusul tsunami terjadi, maka bencana kegagalan teknologi berupa kerusakan infrastruktur, lingkungan , penyakit dan kematian sudah pasti menyusul.
“Artinya, ada multiancaman yang membahayakan masyarakat Kota Cilegon dan sekitarnya saat terjadi gempa bumi kuat yang diikuti tsunami,” kata Dwikorita.
Di kawasan itu, setidaknya ada empat sumber potensi gempa bumi dan tsunami yakni, zona Megathrust berstatus rawan, zona sesar Mentawai, Semangko dan ujung kulon dengan status rawan gempa dan tsunami, zona Graben Selat Sunda rawan longsor dasar laut, serta Gunung Anak Krakatau yang jika erupsi juga mampu memicu gelombang tinggi.
Berdasarkan pemodelan yang dilakukan BMKG, jika gempa terjadi di Zona Megathrust Selat Sunda maka terdapat potensi kekuatan gempa hingga mencapai magnitudo 8,7. Diperkirakan, kawasan Cilegon akan terdampak dengan tingkat intensitas guncangan VI-VII MMI, yang dapat menimbulkan kerusakan ringan, sedang, hingga berat.
Dengan kekuatan maksimum 8,7 tersebut, potensi genangan tertinggi diperkirakan mencapai 8,28 meter, yaitu di sekitar Pelabuhan Merak Kota Cilegon. Sebab posisinya berada pada teluk menghadap celah sempit (selat) berseberangan dengan Pulau Merak Besar yang memungkinkan terjadinya amplifikasi atau penguatan gelombang tsunami di lokasi tersebut.
Genangan tsunami diperkirakan mencapai jarak maksimum sekitar 1,5 km dari tepi pantai di Kelurahan Tegalratu, Kecamatan Ciwandan dan Kelurahan Warnasari, Kecamatan Citangkil di Kota Cilegon, yang merupakan kawasan landai.
“Bencana ikutan akibat gempa bumi dan tsunami juga berpotensi terjadi di kawasan industri Cilegon, berupa kebakaran, sebaran zat kimia yang berbahaya, ledakan akibat bahan kimia, ataupun tumpahan minyak,” kata Dwikorita.[]