POTPOURRI

Ini Penjelasan BMKG tentang Penyebab Kualitas Udara di Jakarta Buruk

BMKG mencatat, pada 16-17 Juni konsentrasi PM 2,5 cenderung turun dibandingkan konsentrasi yang cukup tinggi pada 15 Juni. Namun terjadi kenaikan konsentrasi PM 2,5 pada tanggal 18 Juni hingga mencapai 147,5 µg/m3.

JERNIH-Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati akhirnya memberi penjelasan terkait polusi udara di Jakarta yang terjadi dalam beberapa waktu terakhir dan menjadi sorotan berbagai pihak.

Pasalnya, kualitas udara di DKI disebut sebagai yang terburuk di dunia versi lembaga data kualitas udara IQ Air, dimana sejak tanggal 15 Juni 2022, konsentrasi PM2.5 mengalami peningkatan dan mencapai puncaknya pada level 148 µg/m3 (mikrogram per meter kubik).

“Konsentrasi PM2.5 memperlihatkan pola diurnal yang mengindikasikan perbedaan pola antara siang dan malam hari,” kata Dwikora, pada Sabtu (25/6/2022).

Ia juga mengatakan, hasil pantauan konsentrasi PM2.5 di BMKG Kemayoran Jakarta menunjukkan bahwa sepanjang bulan Juni 2022 ini konsentrasi rata-rata PM2.5 berada pada level 49.07 µg/m3.

baca juga: SPBU Curang di Banten Kena Sanksi Tutup Enam Bulan

Ditambahkan Dwikora, pada dini hari hingga pagi konsentrasi PM2.5 cenderung mengalami peningkatan selanjutnya pada pada waktu siang hingga sore mengalami penurunan.

Namun pada tanggal 15 Juni 2022, angka PM2.5 mengalami lonjakan peningkatan konsentrasi dan tertinggi berada pada level 148 µg/m3.

Sedangkan Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Urip Haryoko, menyebut ada lima faktor yang berpengauruh pada konsentrasi PM2.5 serta memicu penurunan kualitas udara Jakarta, yakni;

Pertama, adanya berbagai sumber emisi baik yang berasal dari sumber lokal, seperti transportasi dan residensial, maupun dari sumber regional dari kawasan industri dekat dengan Jakarta.

Emisi ini dalam kondisi tertentu yang dipengaruhi oleh parameter meteorologi dapat terakumulasi dan menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi yang terukur pada alat monitoring pengukuran konsentrasi PM2.5.

baca juga: Ini Motif Promo Gratis Miras Holywings

Kedua, proses pergerakan polutan udara seperti PM2.5 dipengaruhi oleh pola angin yang bergerak dari satu lokasi ke lokasi yang lain. Angin yang membawa PM2.5 dari sumber emisi dapat bergerak menuju lokasi lain sehingga menyebabkan terjadinya potensi peningkatan konsentrasi PM2.5.

Pola angin lapisan permukaan memperlihatkan pergerakan massa udara dari arah timur dan timur laut yang menuju Jakarta, dan memberikan dampak terhadap akumulasi konsentrasi PM2.5 di wilayah ini.

Ketiga, peningkatan konsentrasi PM2.5 memiliki korelasi positif atau hubungan yang berbanding lurus dengan kadar uap air di udara yang dinyatakan oleh parameter kelembapan udara relatif.

Pada beberapa hari terakhir, tingginya kelembapan udara relatif menyebabkan peningkatan proses adsorpsi yang dalam istilah teknisnya merujuk pada perubahan wujud dari gas menjadi partikel. Proses ini menyebabkan terjadinya peningkatan konsentrasi PM2.5 yang difasilitasi oleh kadar air di udara.

Keempat, kelembapan udara relatif yang tinggi dapat menyebabkan munculnya lapisan inversi yang dekat dengan permukaan. Lapisan inversi merupakan lapisan di udara yang ditandai dengan peningkatan suhu udara yang seiring dengan peningkatan ketinggian lapisan.

Dampak dari keberadaan lapisan inversi menyebabkan PM2.5 yang ada di permukaan menjadi tertahan, tidak dapat bergerak ke lapisan udara lain, dan mengakibatkan akumulasi konsentrasi partikulat yang terukur di alat monitoring.

Kelima, penyebab lain memburuknya kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya adalah adanya stagnasi pergerakan udara yang menyebabkan polutan udara yang telah terakumulasi di wilayah ini tidak beranjak dan berimbas pada kondisi yang cenderung bertahan lama.

Kondisi stagnasi udara ditandai oleh kecepatan angin rendah yang tidak hanya berimbas pada akumulasi PM2.5, tetapi juga dapat memicu produksi polutan sekunder udara lain seperti ozon permukaan (O3), yang keberadaannya dapat diindikasikan dari penurunan jarak pandang.

“Masyarakat diimbau untuk menggunakan pelindung diri seperti masker yang sesuai untuk dapat mengurangi tingkat paparan terhadap polutan udara di luar ruangan,”. (tvl)

Back to top button