Bom Vakum atau Bom Termobarik, Apa Itu?
- AS menggunakan bom termobarik untuk menghadapi Afghanistan, lima tahun sebelum angkat kaki.
- Uni Soviet dan AS mengembangkan bom termobarik sejak 1960, dan tak pernah berhenti memproduksi.
- Bom termobarik mampu menguapkan tubuh manusia ke udara.
JERNIH — Ukraina menuduh Rusia menggunakan bom curah, atau cluster bomb, dan bom vakum untuk mempercepat perang. Apa itu bom vakum dan bom curah, dan bagaimana cara kerjanya?
Bom vakum, juga dikenal dengan nama bom termobarik, adalah salah satu senjata non-nuklir terkuat yang pernah dikembangkan, dan dilarang digunakan di bawah Konvensi Jenewa.
Peledak bertenaga tinggi ini, yang menggunakan atmosfer sebagai bagian ledakan, melenyapkan korban, membuat korban mati dengan seluruh organ tubuh hancur, mengubah kota menjadi puing, dengan orang-orang tak sempat berteriak dan mati.
BACA JUGA:
- Vladimir Putin Evakuasi Keluarganya ke Bunker Rahasia di Siberia
- Kronologi Konflik Rusia-Ukraina: Dari Protes Maidan Sampai Perang tak Seimbang
Rusia, lewat situs SputnikNews, membantah menggunakan bom ini untuk meluluh-lantakan Ukarina. Namun, penggunaan peluncur roket termobarik pada kendaraan TOS-1 memperlihatkan Rusia menggunakan senjataitu.
Rekaman video juga memperlihatkan penggunaan cluster bomb, atau bom curah, atau bom karpet (carpet bombing). Bom ini juga dilarang Konvensi Jenewa.
Bom cluster, sejenis senjata peledak yang menyebarkan bom di satu area. Rusia menggunakannya di wilayah warga sipil Kharkiv.
Namun, kita tidak boleh lupa betapa AS juga menggunakan bom ini di Vietnam. Istilah carpet bombing kali pertama muncul di Perang Vietnam, karena saat itu AS melepas bom napalm seberat bola tenis dan dalam jumlah besar ke wilayah yang dikuasai Vietcong.
AS juga menggunakan bom cluster di Irak dan Afghanistan sebagai cara mempercepat penaklukan. Di AS, menurut Daily Mail, AS menjatuhkan bom termobarik seberat 21.600 pon untuk menaklukan Taliban tahun 2017.
Tidak diketahui berapa prajurit Taliban yang menguap, mati dengan seluruh organ tubuh hancur, atau selamat tapi mengalami kerusakan sebagian besar saraf-nya, akibat serangan itu. Yang pasti, bom itu meninggalkan kawan selebar lebih dari 300 meter yang masih bisa dilihat sampai saat ini.
Aktivis anti-perang di Ukraina mengatakan bom cluster, atau bom tandan, juga menghancurkan sekolah di Okhtyrka dengan tiga orang tewas di dalamnya.
Dari Pabrik Tepung
Dua senjata itu sebenarnya bukan baru. AS dan Uni Soviet mengembangkan senjata termobarik tahun 1960-an, dan terus meningkatkan kemampuannya.
September 2007, misalnya, Rusia meledakan senjata termobarik terbesar yang pernah dibuat, yang menghasilkan ledakan setara 39,9 ton. Senjata termobarik versi AS dikembangkan dengan biaya masing-masing 16 juta dolar AS, atau Rp 229,8 miliar.
Bom vakum menghisap oksigen dari udara sekitarnya untuk menghasilkan ledakan suhu tinggi. Biasanya, gelombang ledakan dengan durasi jauh lebih lama dibanding bom konvensional, sehingga mampu menguapkan tubuh manusia.
Daily Mail menulis bom termobarik menerapkan prinsip-prinsip yang mendasari ledakan awan uap tak terbatas, yang tidak disengaja. Contoh paling menarik adalah ledakan pabrik tepung di Inggris abad ke-19.
Senjata termobarik paling awal dibuat dengan melepas aerosol, yang terdiri dari partikel sangat halus; logam, debu mudah terbakar, atau tetesan bahan kimia.
Journal of Military and Veteran’s Health menulis awan aeorosol mengalir di sekitar obyek, ke dalam rongga dan struktur, menembus bukaan kecil bunker, gedung, dan kendaraan lapis baja.
Sumber pengapian menyalakan awan partikel, pembakaran cepat menyebabkan ledakan dan ruang hampa di sekitarnya.
Menurut laporan, Rusia menggunakan sistem roket termobarik yang disebut TOS-1 Buratino, yang disebut sebagai penyembur api. Oksana Markova, dubes Ukraina di AS, mengatakan telah bertemu dengan anggota Kongres AS untuk mengatakan Rusia menggunakan bom vakum.
Sir Richard Barrons, mantan kepala komando pasukan gabungan Inggris, mengatakan masih belum jelas apakah Putin memerintahkan pasukannya menggunakan senjata itu. Sebab, konsekuensi penggunaan bom itu sangat menghancurkan.
“Melepas bom termobarik dan penggunaan artileri berat yang terkonsentrasi secara massal akan menyebabkan pembantaian puluhan ribu orang tidak bersalah,” kata Sir Barrons.
Sir Barrons melanjutkan; “Yang tidak kita ketahui, dan tidak ada yang tahu, adalah maksud di balik penggunaan bom itu. Sebab, tidak ada yang tahu apa yang ada di benak Putin.”