Calon Presiden Prancis Marine Le Pen: Jika Saya Terpilih, yang Pake Hijab Kena Denda
- Marine Le Pen tidak lagi mengikuti jejak ayahnya dengan melunakan retorika anti-imigran.
- Isu anti-hijab membuat popularitas Marine Le Pen naik.
JERNIH — Marine Le Pen, kandidat presiden sayap kanan Prancis, Kamis 7 April berjanji akan mengenakan denda bagi wanita yang mengenakan hijab di depan umum.
“Orang-orang itu akan didenda dengan cara sama seperti tidak mengenakan sabuk pengaman saat berkendara,” kata Le Pen seperti dikutip Daily Sabah. “Polisi akan sangat mmpu menegakan tindakan ini.”
BACA JUGA:
- Presiden Macron Dilempar Telur Rebus
- Ibu Negara Prancis, Brigitte Macron, Hadapi Tudingan Dirinya Transgender
Marine Le Pen adalah putri tokoh sayap kanan Prancis Jean Marie Le Pen, yang beberapa kali gagal menjadi presiden. Sebagai penerus ayahnya, Marine Le Pen masih mengusung kampanye yang diwariskan sang ayah; anti-Islam, anti-imigran, dan semua yang berbau non-Prancis.
Kampanye Marine Le Pen tampaknya mengikis margin keunggulan Emmanuel Macron. Semula, Macron menikmati keunggulan tak tergoyahkan jelang putaran pertama pemilihan, Minggu ini.
Marine Le Pen, menurut Daily Sabah, tampaknya memiliki peluang untuk memenangkan pemilihan putara kedua pada 24 April. Sedangkan partai-partai sayap kanan dan kiri tradisionalis Prancis menghadapi bencana pemilu.
Kandidat sayap kiri Jean-Luc Melenchon, misalnya, berada di posisi ketiga. Namun dia masih yakin bisa lolos ke putaran kedua.
Melunak
Marine Le Pen relatif tidak lagi mengikuti ayahnya. Ia melunakan retorika anti-imigran selama kampanye tahun in. Sebagai gantinya, ia mengusung pengeluaran rumah tangga, dan anti-Islam.
Khusus yang terakhir, Marine Le Pen akan menggunakan referendum untuk mencoba menghindari tantangan konstitusional terhadap banyak undang-undang yang diusulkan atas dasar melanggar kebebasan pribadi.
UU Prancis sebelumny melarang simbol agama di sekolah, plus penutup wajah di tempat umum. Namun, keduanya diizinkan atas dasar itu berlaku untuk semua warga dengan pengaturan tertentu.
Survei terbaru menunjukan Marine Le Pen kini menempel ketat Macron yang berhaluan tengah. Rincinya, Macron unggul 54 persen, dan Marine Le Pen 46 persen.
Hanya satu hal yang paling mungkin mencegah Marine Le Pen menjadi orang nomor satu Prancis, yaitu semua Muslim di negeri itu menggunakan hak pilihnya. Cara serupa dilakukan masyarakat imigran untuk mencegah Jean Marie Le Pen menjadi presiden hampir 20 tahun lalu.