Cara Singkat Memahami Metaverse
- Pandemi Covid-19 membuat minat terhadap metaverse meningkat.
- Orang bosan berinteraksi di Internet dengan cara biasa.
- Metaverse akan menghadirkan suasana baru.
JERNIH — Facebook telah menghancurkan hubungan sosial manusia. Kini, menurut penulis Helen Buyniski, Mark Zuckerberg bergerak menghilangkan harapan yang tersisa dari privasi kita lewat metaverse.
Apa itu metaverse?
Metaverse adalah istilah yang luas. Umumnya mengacu pada lingkungan dunia maya bersama yang dapat diakses orang melalui internet.
Istilah ini dapat merujuk pada ruang digital yang dibuat lebih hidup dengan penggunaan virtual reality (VR), atau augmented reality (AR).
Bukan hanya Zuckerberg, beberapa orang juga menggunakan kata metaverse untuk menggambarkan dunia game, karena pengguna memiliki karakter yang dapat berjalan-jalan dan berinteraksi dengan pemain lain.
Ada juga metaverse tertentu, yang menggunakan teknologi blockchain. Pengguna dapat membeli tanah virtual dan asset digital lainnya, menggunakan cryptocurrency.
Banyak buku dan fiksi ilmiah berlatar metaverse yang lengkap — dunia digital alternatif yang tidak dapat dibedakan dari dunia fisik nyata.
Masih Fiksi
Saat ini sebagian ruang virtual lebih terlihat seperti bagian dalam video game dibanding kehidupan nyata.
Facebook Inc dikecam regulator dan pembuat undang-undang atas praktik bisnis yang mengeruk keuntungan tanpa memperhatikan kesejahteraan pengguna. Facebook meraup duit dengan menyebar kebencian, berita bohong, dan bikin orang ngamuk.
Facebook, menurut The Verge, berusaha mengubah citra diri — juga dengan nama baru — yang berfokus pada metaverse. Penggemar metaverse melihatnya sebagai tahap berikut pengembangan internet.
Saat ini orang berinteraksi secara online dengan mengunjungi situs web seperti platform media sosial atau aplikasi perpesanan.
Ide metaverse adalah menciptakan ruang online baru tempat interaksi orang bisa lebih multi-dimensi. Pengguna dapat membenamkan diri dalam konten digital daripada hanya melihat.
Minat terhadap metaverse meningkat sebagai akibat pandemi Covid-19. Sebab kain banyak orang mulai bekerja dan bersekolah jarak jauh.
Ada permintaan akan cara interaksi online lebih hidup.