Cina akan Batasi Balita dan Anak-anak Bermain Smartphone 40 Menit dan Dua Jam per Hari
- ByteDance, Bilibili, dan Kuaishou membatasi waktu penggunaan aplikasi mereka untuk pengguna lebih muda.
- Media Cina juga menyuarakan kekhawatiran bahwa terlalu banyak waktu layar bagi anak-anak akan meningkatkan rabun jauh.
JERNIH — Badan Siber Cina, regulator internet papan atas Cina, mengusulkan aturan baru yang akan membatasi waktu anak-anak di bawah umur menggunakan ponsel.
SputnikGlobe memberitakan usulan diumumkan Rabu 2 Agustus lalu. Badan Siber Cina juga akan mewajibkan semua perangkat seluler, aplikasi, dan toko aplikasi, menyertakan mode minor yang akan membatasi pengguna di bawah usia 18 tahun hingga maksimal dua jam per hari. Bahkan waktu layar menjadi lebih sedikit untuk kelompok usia lebih muda.
Rincinya, waktu layar untuk anak usia di bawah delapan tahun hanya 40 menit per hari. Waktu layar untuk anak-anak delapan sampai 16 tahun satu jam. Remaja usia 16-18 tahun mendapat waktu layar dua jam penuh.
Semua bocah akan mendapatkan pengingat popup setelah 30 menit tentang pentingnya mengistirahatkan perangkat mereka. Selain itu tidak ada pengguna di bawah usia 18 tahun yang dapat mengakses perangkat mereka antara jam 22:00 sampai 06:00 pagi.
Semua pembatasan akan dapat dikesampingkan oleh orang tua, dan mereka juga tidak akan membatasi akses ke layanan darurat.
Regulator juga mendorong pembuat teknologi menyajikan konten yang menyebarkan nilai-nilai inti sosialis, menjalin rasa kebersamaan bangsa Cina.
Tanggapan Orang Tua
Seorang ibu, yang berbicara dengan media AS, mengatakan usulan aturan baru ini adalah langkah cerdas. Anak-anak sulit mengendalikan diri, dan aturan ini membuat pekerjaan orang tua lebih mudah. Namun seorang ibu lainnya mengatakan aturan ini hanya akan membuat anak-anak mencoba menggunakan akun orang tua.
Beberapa perusahaan teknologi Cina mengadopsi ‘mode remaja’ di aplikasi mereka. ByteDance, Bilibili, dan Kuaishou, misalnya, membatasi waktu penggunaan aplikasi mereka untuk pengguna lebih muda.
Kabar ini mungkin disambut baik orang tua di Cina, tapi tidak bagi investor. Banyak perusahaan teknologi Cina; Bilibili, Wechat, Tencent, Weibo, dan Kuaishou, mengalami penurunan saham dan merugi. Perusahaan teknologi itu rata-rata memiliki satu miliar pengguna di Cina, seperlima dari pengguna berusia di bawah 19 tahun.
Jauh dari Cina, negara bagian Utah di AS mengajukan usulan peraturan yang mengharuskan anak-anak mendapatkan persetujuan orang tua untuk menggunakan media sosial. Namun usulan ini ditentang para kritikus, yang mengatakan membatasi kebebasan berbicara pada akhirnya tidak dapat diterapkan.
Usulan ini muncul akibat kian meningkatnya kecanduan internet di kalangan anak-anak, serta kekhawatiran tentang dampak media sosial terhadap kesehatan mental pengguna, terutama anak-anak.
Media Cina juga menyuarakan kekhawatiran bahwa terlalu banyak waktu layar bagi anak-anak akan meningkatkan rabun jauh dan kurangnya paparan sinar matahari.
Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mengatakan penggunaan media sosial yang berlebihan akan menimbulkan masalah bagi anak-anak dan remaja, yaitu mengganggu perilaku sehat mereka.
Studi tahun 2020 yang diselenggaran Meta Platform menemukan 32 persen anak perempuan melihat tubuh mereka buruk karena kerap melihat orang-orang di Instagram yang pamer kemolekan. Perusahaan juga melacak peningkatan kecenderungan bunuh diri di kalangan remaja akibat pengaruh media sosial.
Studi itu dipublikasikan di media AS, dan Meta menggunakannya untuk membuat dorongan bersama untuk mendatangkan pengguna baru yang lebih muda.