Crispy

Cina Intimidasi Taiwan dengan Taktik Zona Abu-abu

  • Cina juga menggunakan kapal nelayan dipersenjatai untuk mempertahankan kepentingan.
  • Cina coba melelahkan pertahanan Taiwan, seraya mengumpulkan hidrologi antara Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan.
  • Cina dan Taiwan tidak pernah bersepakat soal garis tengah Selat Taiwan. Itulah zona abu-abu yang dimaksud.

Taipei — Kali keenam dalam dua pekan, dan kali keempat berturutan, pesawat tempur Republik Rakyat Cina menerobos wilayah udara Taiwan. Cina sedang mengintimidasi Taiwan menggunakan taktik zona abu-abu.

Pesawat-pesawat tempur Taiwan segera mengudara, dan menghalau keluar pesawat-pesawat tempur Cina.

Di laut, kapak keruk Cina berlayar ke dekat Pulau Penghu, yang dikelola Taiwan, dan menambang pasir. Penjaga pantai Taiwan segera menghalau kapal keruk Cina.

Kapal keruk itu adalah satu dari 1.200 armada RRC yang beroperasi di perairan Pulau Penghu sejak Januari 2020.

Menerobos wilayah udara (fly-bys) dan mengeruk pasir di Pulau Penghu, menurut para pengamat, adalah taktik zona abu-abu untuk mengintimidasi Taiwan, melelahkan pertahanannya tanpa bertempur konvensional.

Analis militer mengatakan strategi ini juga peringatan bagi Washington, yang memberkuat dukungan kepada Taiwan meski AS mengakui satu Cina.

Beijing menganggap Taiwan sebagai provinsi membangkang, dan harus dirangkul dengan cara damai atau paksa. Berkali-kali Cina mengingatkan AS untuk tidak memasok senjata ke Taiwan.

Khawatir

Aktivitas kapal-kapal Cina di Pulau Penghu menimbulkan kekhawatiran khusus di Taiwan. Pulau ini dikenal sebagai Bank Taiwan, dan dipandang sebagai jembatan potensial pendaratan pasukan Cina ke Taiwan.

Chen Po-wei, legislator dari Partai Statebuilding Taiwan yang pro-kemerdekaan, mengatakan kapal-kapal daratan telah beroperasi secara ilegal di Bank Taiwan sejak 2014.

Dalam pertemuan degnan pejabat militer bulan lalu, Chen bertanya; “Dengan melanjutkan pengerukan di sana, apakah itu akan menciptakan masalah keamanan. Apakah penggalian itu sebagai bagian dari upaya PLA menyembunyikan kapal selam, yang dapat menyerang kapal-kapal selam Taiwan di masa depan?”

Pejabat militer mengatakan itu tidak mungkin karena butuh waktu bertahun-tahun untuk mewujudkannya. Namun, Taiwan tidak dapat mengesampingkan motif politik dan militer di balik kegiatan itu.

Alexander Huang Chieh-cheng, profesor studi strategis dan hubungan internasional Universitas Tamkang di Taipei, mengatakan fly-bys Cina di Taiwan memiliki sejumlah manfaat bagi Tentar Pembebasan Rakyat (PLA).

“Pertama mereka menciptakan pola dan normal baru jika bukan fait accompli, yang mengabaikan pemahaman tak terucap antara kedua pihak selama beberapa dekade,” kata Huang, merujuk pada pemahaman bahwa kedua pihak tidak menghindari persimpangan garis tengah Selat Taiwan.

“Kedua, ini dapat dilihat sebagai operasi psikologis yang menargetkan masyarakat umum Taiwan agar tidak panik,” lanjutnya.

Dalam prosesnya, lanjut Huang, PLA juga melelahkan personel pertahanan udara Taiwan, menguji, dan mengumpulkan data sinyal dari sistem pertahanan pulau.

“Terakir, fly-bys — atau menerobos wilayah udara — membantu PLA mengumpulkan data dan lebih memahami hidrologi antara Taiwan dan Filipina, di antara Laut Cina Selatan dan Selat Taiwan,” ujar Huang.

William Chung, peneliti dari Lembaga Penelitian Pertahanan dan Keamanan Nasional, mengatakan Beijing diperkirakan akan menggunakan taktik itu di masa depan.

Paul Huang dan Hung Ming-te, rekan William Chung, mengatakan Cina juga menggunakan kapal penangkap ikan bersenjata untuk mempertahankan kepentingannya, sambil menunggu partai berkuasa di Taiwan merespon secara militer.

Back to top button