Cina Lelang Properti Muslim Uighur yang Ditahan di Kamp Interniran
- Analis mengatakan Cina berusaha memiskinkan orang kaya Uighur.
- Pemiskinan ini dilakukan di Hotan, kota konsentrasi kekayaan etnis tertindas itu.
JERNIH — Cina melelang rumah-rumah warga Muslim Uighur yang ditahan, dan menghasilkan puluhan juta dolar AS.
The Wall Street Journal (WSJ) melaporkan pihak berwenang Cina melalang aset Muslim Uighur dan mengumulpak 84,8 juta dolar AS, atau Rp 1,2 triliun, sejak 2019.
Properti itu juga dijual di situs e-commerce oleh pengadilan setempat. Rumah-rumah itu berasal dari 21 Muslim Uighur yang ditahan.
Tidak hanya rumah, Cina juga menjual berbagai peralatan rumah tangg. Proyek Hak Asasi Manusia Uighur mengumpulkan data itu, dan WSJ memverifikasi.
Lelang tampaknya ditujukan untuk membongkar kekayaan di komunitas Uigur, dan menargetkan para pemimpin bisnis, tulis WSJ.
Salah satu orang yang propertinya akan dilelang adalah Abduljelil Helil, seorang eksportir yang ditahan atas tuduhan mendanai kegiatan terorisme sejak 2017.
Helil harus menyerahkan aset senilai 11 juta dolar AS, atau Rp 157,4 miliar. Salah satu bangunannya dijual dengan harga 8,3 juta dolar, atau Rp 118,8 miliar, di Taobao.
Peningkatan pesanan untuk membekukan aset milik pengusaha Uighur dimulai tahun 2018. Kegiatan ini terkonsentrasi di Hotan, kota yang menjadi konsentrasi kekayaan Muslim Uighur. Itu dilakukan kira-kira satu tahun setelah Cina menggiring Muslim Uighur ke kamp interniran.
Kini, lebih satu juta Muslim Uighur ditahan di kamp-kamp interniran di Xinjiang. Cina beralasan semua itu dilakukan untuk menghilangkan ekstremisme.