Cina Peringati Perang Korea, Mengklaim Menang Besar
- Presiden Xi Jinping mengatakan PLA mengalahkan Angkatan Darat (AD) AS yang legendaris.
- Kemenangan PLA saat itu adalah pesan bagi bangsa tertindas di mana pun.
Beijing — Cina, Jumat 23 Oktober 2020, memperingati Perang Korea dan mengklaim kemenangan besar untuk menyelamatkan Korea Utara.
Peringatan ditandai pidato Presiden Xi Jinping di Aula Rakyat di pusat kota Beijing. Acara dihadiri sejumlah veteran Perang Korea, yang menghening cipta sejenak untuk mengenang 200 ribu personel Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) yang tewas dalam konflik itu.
Perang Korea diperingati Cina tepat saat PLA melintasi perbatasan Korea Utara tahun 1950. Lebih tepatnya, ketika PLA menyeberangi Sungai Jalu, perbataan alami Cina-Korea Utara.
Cina menyebut Perang Korea sebagai Perang untuk Melawan Agresi AS dan membantu Korea.
Saat Presiden Xi Jinping berpidato, Presiden Donald Trump dan calon presiden AS Joe Biden berdebat mengenai bagaimana dan siapa lebih pantas menangani Cina. Keduanya berjanji melawan kebangkitan Cina, yang — menurut Presiden Rusia Vladimir Putin — sedang dalam proses menjadi negara adidaya.
Dalam pidatonya, Presiden Xi menyoroti dugaan tindakan agresi AS terhadap Cina selama Perang Korea, dan menekankan klaim militer Cina yang kalah persenjataan tapi mengalahkan kekuatan AS yang legendaris.
Sebagai presiden, Xi Jinping adalah panglima tertinggi PLA. Ia memperingatakan bahwa Beijing menginginkan perdamaian, tapi Cina tidak akan mundur dari pertempuran.
“Kita harus berbicara dengan penjajah dalam bahasa yang mereka pahami,” kata Presiden Xi.
Di Cina, Perang Korea dipuji sebagai kemenangan besar kendati Korea Utara gagal memperoleh keuntungan dalam perang itu.
Perang Korea dimulai dengan invasi Korea Utara (Korut) ke Korea Selatan (Korsel). Korut nyaris menguasai seluruh Korsel, sebelum AS dan sekutunya datang dengan bendera PBB dan di bawah pimpinan Jenderal Douglas McArthur.
Setelah pendaratan AS di Incheon, teater perang berubah. Korsel, dibantu AS dan sekutunya, masuk ke wilayah Korut sampai ke perbatasan Cina.
Oktober 1950, Cina mengerahkan satu juta tentaranya melintasi perbatawan dan membantu sesama komunis. Pasukan AS perlahan-lahan terpukul oleh taktik banjir manusia yang diperagakan Cina.
“Setelah upaya melelahkan, PLA dan Korea (Utara) mengalahkan lawan, dan menghancurkan Angkatan Darat (AD) AS yang legendaris, yang seharusnya tak terkalahkan,” kata Presiden Xi.
Menurut Presiden Xi, kemenangan Cina dalam Perang Korea adalah pesan untuk bangsa dan rakyat tertindas di seluruh dunia.
Pasukan AS dan sekutu mundur sampai ke garis demarkasi Korut dan Korsel. Pekan-pekan berikutnya, Perang Korea relatif terbatas hanya di sekitar perbatasan, sampai kedua kubu yang berseteru kelelahan dan berunding menghentikan perang.
Perang Korea berhenti, bukan berakhir, karena kedua negara tidak pernah menanda-tangani perjanjian damai. Perang Korea dihentikan oleh perjanjian gencatan senjata.
Cina tidak pernah benar-benar mendesak pasukan AS dan sekutunya sampai masuk ke wilayah Korsel. Namun, mendorong AS dari Korut merupakan prestasi besar bagi PLA.