Crispy

Cina Uji Coba Robot Taksi di Seluruh Negeri

  • Cina mencoba mewujudkan gagasan Elon Musk lebih cepat, dengan menguji kendaraan robot di seluruh negeri.
  • Masih ada kendala teknologi, tapi Cina yakin menghadirkan kendaraan robot dalam dua atau tiga tahun ke depan.
  • Paul Lewis, peneliti kebijakan Pusat Transportasi Eno di AS, mengatakan kita masih jauh dari gagasan mobil robot.

Shanghai — Cina menantang dominasi teknologi AS, dengan meluncurkan proyek percontohan robot taksi di seluruh dunia.

Perusahaan teknologi Cina; Baidu dan AutoX, yang didukung Alibaba, DiDi Chuxing, berlomba meluncurkan kendaraan otonom yang bisa dipesan via online di seluruh negeri.

Cina sadar perlu bertahun-tahun sebelum mobil otonomi sepenuhnya beroperasi tanpa campur tangan manusia meluncur di jalanan, dan gagasan taksi robot menjadi kenyataan.

Ada kendala teknologi, peraturan, masalah keselamatan penumpang, yang masih harus dipecahkan.

Di AS, AutoX juga melakukan hal serupa. Xiao Jianxiong, CEO AutoX, mengatakan kepada AFP bahwa kendaraan otonom pertama akan berada di jalan raya akhir tahun ini.

Taksi robot dan layanan pengiriman dianggap ideal untuk mengumpulkan data sebanyak mungkin dan dipelajari. Di Cina, dengan masyarakat tergila-gila serba online, data yang diperlukan akan bisa diperoleh dengan mudah.

DiDi Chuxing, yang meluncurkan taksi robot di Shanghai, mendapat banyak data yang diperlukan sejak hari pertama proyek percontohan robot taksi diluncurkan.

Publik antre naik taksi robot, seolah ingin menjadi orang pertama yang mencoba teknologi baru. Setiap orang di pusat kota berebut memesan lewat online, dan menunggu di pinggir jalan sampai mobil yang dipesan muncul.

Belum Sepenuhnya Robot

Mobil yang dioperasikan mungkin sepenuhnya robot, tapi manusia masih berada di belakang kemudi. Namun, manusia di belakang kemudi tidak mengemudi, tapi mencatat kinerja mobil dan bersiap mengambil alih kemudi jika terjadi masalah.

Da Xuan, seorang pekerja media sosial, mengatakan sangat senang bisa terlibat dalam proyek percontohan ini.

“Saya dengar Uber dan Tesla juga sedang menguji kendaraan otonom. Saya ingin tahu apa yang dilakukan perusahaan Cina,” katanya. “Saya ingin tahu apakah Cina bisa menghasilkan robot taksi, dan menjadi orang pertama yang mengalami berada dalam mobil robot.”

DiDi menggunakan mobil Volvo, dengan aplikasi seluler yang dikembangkan sendiri. Ada radat berputar di atas mobil, dan seperangkat teknologi tinggi.

Mobil yang ditumpangi Da Xuan meluncur di jalan-jalan pinggir kota, tanpa kendala apa pun. Mobil tahu kapan menambah dan menurunkan kecepatan, mengerem, berbelok, dan menaati aturan lalu lintas.

Saat truk besar tiba-tiba memotong jalur mobil, pengemudi artificial intelligence (AI) Didi menginjak rem dengan mulus. Begitu pula ketika tiba-tiba muncul penyeberang jalan.

Meski demikian, mobil robot masih perlu latihan. Masih ada campur tangan manusia agar mobil robot tidak menekan rem mendadak, yang membuat penumpang terhuyung ke depan.

Campur tangan manusia masih diperlukan saat kendaraan harus berbelok mendadak, dan ke luar dari rute direncanakan.

Meng Xing, COO DiDi Chuxing, mengatakan sistem AI-nya cukup pintar menangani sebagian besar situasi. Terbukti, staf di belakang kemudi nyaris tidak perlu mengambil alih kemudi atau menginjak rem.

Cina cukup percaya diri mampu mewujudkan gagasan Elon Musk, CEO Tesla, akan adanya mobil otonom. Namun tidak demikian dengan Paul Lewis, peneliti kebijakan di Pusat Transportasi Eno di Washington.

“Pengembang teknologi mulai menyadari batasan kecerdasan buatan dan manfaat otak manusia dalam menangani beberapa tugas mengemudi,” katanya. “Kita masih jauh dari gagasan mobil tanpa pengemudi.”

Berbeda dengan Lewis, Xiao Jianxiong yakin mobil tanpa pengemudi akan tersedia dalam dua atau tiga tahun lagi, dengan regulasi dan teknologi sebagai kendala utama.

“Mewujudkan gagasan mobil robot hanya masalah waktu, sebab tidak ada pertanyaan ilmiah tersisa untuk dipecahkan,” ujarnya.

Baidu, raksasa teknologi Cina, punya rencana mengeuji mobil otonom di lebih 10 kota di Cina, termasuk Beijing. Armada lebih kecil, dengan 45 mobil, telah diuji-coba di Changsa — kota seluas 130 meter persegi — dan sukses.

Back to top button