Cobra Kai Menguak Luka Lama Karate Kid
WWW.JERNIH.CO – Ketika The Karate Kid dirilis pada 2010 yang mengusung Jackie Chan dan Jaden Smith sebenarnya tidak ada kaitan sama sekali dengan cerita The Karate Kid empat sekuel sebelumnya. Namun dari sisi cerita dan plot yang dibangun memang menyerupai dengan The Karate Kid lama. Kisah seorang remaja yang bertemu dengan guru (sensei), kemudian mengalami perundungan dan ditempa hingga mampu melakukan balas dendam.
The Karate Kid yang dirilis pada 1984, 1986, 1989 dan 1994 memiliki benang merah pada sosok Mr Miyagi yang diperankan aktor Amerika-Jepang, Noriyuki Pat Morita. Namun karakter Daniel LaRusso (Ralph Machio) hanya muncul sampai The Karate Kid III. Setelah itu, Mr Miyagi diceritakan punya murid baru, perempuan yang diperankan Hillary Swank.
Sayang, sekuel keempat ini tak sesuai harapan. Bahkan tak mampu mencetak box office melebihi tiga sekuel sebelumnya. Versi Hillary Swank hanya meraup 15,8 juta dolar. Padahal di The Karate Kid III bisa menembus 38,9 juta dolar. Namun angka ini pun masih kalah jauh dengan The Karate Kid II yang mencapai rekor yaitu meraih pendapatan 115 juta dolar.
Meski begitu, The Karate Kid III diam-diam menyimpan cerita yang belum berakhir. Meskipun Daniel LaRusso memenangkan pertarungan karate pada turnamen yang digelar di All Valley melawan Johnny Lawrence (William Zabka) dengan tendangan bangaunya, namun ternyata ada luka atas kekalahan itu.
Luka itu kemudian dikuak kembali dalam sebuah serial di YouTube (kanal eksklusif YouTube Red) pada 2018. Serial dengan judul Cobra Kai.
Cobra Kai adalah dojo yang dulu merupakan tempat Lawrence ditempa menjadi karateka andal dan amat ditakuti. Dojo itu sendiri sudah tak ada lagi.
Menghidupkan kembali tokoh-tokoh The Karate Kid era Machio seolah hendak menjerat mata dua generasi bapak-anak. Bapak yang dulunya remaja generasi baby boomers dan anak-anak (atau bahkan sudah punya cucu) generasi milenial.
Tren meneruskan babak baru film-film lawas tampaknya memang tengah jadi tren. Kalau Anda ingat Rambo (Silvester Stallone) adalah pula sebuah uji coba dalam rangka meramaikan pasar. Meski masih memperoleh keuntungan berlipat, namun tidak lagi bisa meraih selayaknya tempo dulu. The Last Blood bahkan gagal meraih angka keuntungan 100 juta dolar. Sementara empat sekuel sebelumnya laku keras.
Tapi berbeda dengan ketika Stallone mengiring sekuel Rocky. Sempat mengalami penurunan pendapatan sampai Rocky V. Namun begitu diganti judul menjadi Creed, seolah menemui jalan baru. Bahkan saat Creed II dirilis pada 2018, pendapatannya melonjak lagi.
Cobra Kai adalah nama baru dari The Karate Kid yang mengisahkan pertemuan era fifty LaRusso yang kaya raya dan berseberangan dengan Lawrence yang miskin habis.
Di belakang layar, tampaknya Cobra Kai adalah sebuah proyek reuni antara Machio dengan Zabka. Mereka berdua dengan beberapa orang bersatu menjadi produser pelaksana keroyokan. Bahkan ada pula Will Smith yang bersama istri (Jada Pinkett Smith) menjadi produser film yang dibintangi putranya itu.
Cobra Kai adalah judul yang menjerat. Bahkan Anda yang bapak-bapak dan pernah menonton seluruh sekuel The Karate Kid tak ngeh dengan nama perguruan karate musuh bebuyutan Mr Miyagi.
Cobra Kai telah menuntaskan musim pertama di YouTube sejak Mei 2018. Berlanjut kemudian ke YouTube Premium di musim kedua. Netflix tampaknya kepincut ingin menambahkan portfolio untuk film-film dengan genre beladiri (martial art). Maka pada session 3, film yang didistribusikan oleh Sony Pictures Television ini pun pindah ke jaringan streaming film terbesar itu.
Film ini dipresentasikan dengan memadukan antara action dan komedi. Amat berbeda dengan The Karate Kid yang lebih kuat pada sisi action. Tokoh sentral sepertinya lebih banyak dibebankan kepada Lawrence. Persinggungan dengan LaRusso seolah hanya sekadar memantik luka lama kekalahan yang ternyata masih bergaung hingga hari ini di publik.
Lawrence yang berantakan, tetapi banyak belajar dari duet Mr Miyagi – LaRusso. Buktinya prinsip karate yang dulunya dikenal keras dan brutal di Cobra Kai, ia balikkan menjadi karate sebagai cara hidup di masyarakat. Persoalannya, nama Cobra Kai kadung memviral sampai kemudian sensei lama yang merupakan guru Lawrence sekitar 40 tahun silam itu muncul.
Setiap episode tak panjang hanya 27 hingga 30 menit. Cukup untuk tontonan seusai membereskan pekerjaan kantor di rumah. Anda tidak diajak untuk berkerut dan menggugah emosi seperti ketika menonton The Karate Kid hampir 40 tahun silam lalu. Cukup rileks dan sedikit-sedikit tersenyum menyimak plot kocak di dalamnya.
Namun karena kemasan seperti itu pula Cobra Kai merebut minat banyak pasang mata. IMDb bahkan memberi poin 8,5 (ini luar biasa), sedangkan Rotten Tomatoes menilai 94% (ini juga jempolan). Tak heran jika Netflix sudah meneruskan dengan session 4.
Dan, konflik sepertinya dibangun multi. Gesekan antara LaRusso dengan Lawrence, dan hadirnya pemilik asli nama Cobra Kai, John Kreese. Cobra tetaplah Cobra yang brutal dan mematikan, ini prinsip Kreese yang masih dipegangnya. Tetapi berbeda di tangan Lawrence.
Wow, krisis apa lagi yang bakal terjadi? (*)