Cuci Uang Tiga Miliar Dolar, Keluarga Mafia Hong Kong Ditangkap
Keluarga yang terdiri dari orang tua dan tiga anak itu memiliki lebih dari 100 rekening bank pribadi dengan 6.000 transaksi mencurigakan
JERNIH– Bea dan Cukai Hong Kong menangkap lima anggota keluarga mafia yang dituduh melakukan pencucian lebih dari 3 miliar dolar Hong Kong, atau sekitar 387 juta dolar AS melalui lebih dari 100 rekening bank pribadi. Mereka ditangkap bersama pemilik bisnis penukaran uang, dalam kasus terbesar dari jenis ini selama lima tahun terakhir.
Menurut penyidik, keluarga tersebut, yang terdiri dari orang tua, dua putra, dan seorang putri, telah menyalurkan uang tunai melalui rekening mereka, yang telah mereka buka di sembilan bank berbeda untuk menangani 3 miliar dolar Hong Kong dalam dugaan hasil kejahatan sejak 2018. Petugas mengatakan, keluarga tersebut memiliki total pendapatan bulanan sekitar 70 ribu dolar HK, tetapi memiliki aset 30 juta dolar HK, yang sekitar 15 juta dolar HK di rekening bank mereka, dan dua properti senilai 15 juta HK.
“Aset yang dimiliki oleh keluarga ini tidak sesuai dengan profil dan latar belakang mereka,” kata Inspektur Senior Mark Woo Wai-kwan, yang memimpin Biro Investigasi Kejahatan Terorganisasi Kepolisian Hong Kong, Senin (14/9). “Kami menduga keluarga ini memiliki pendapatan tersembunyi yang mungkin merupakan hasil kejahatan dari membantu pencucian uang.”
Kasus tersebut merupakan yang terbesar di Departemen Bea dan Cukai yang melibatkan penukar uang. Woo mengatakan, dana tersebut berasal dari sumber yang tidak diketahui atau dari perusahaan cangkang.
“Ada lebih dari 6.000 transaksi keuangan yang mencurigakan, melibatkan lebih dari 3 miliar dolar HK. Transaksi tunggal terbesar adalah 22 juta dolar HK, ”ujarnya.
Woo mengatakan mereka masih menyelidiki asal-usul uang dan jenis kegiatan ilegal yang terlibat. Tetapi sebuah sumber mengatakan, penyelidikan mengindikasikan “beberapa individu pihak ketiga atau pemilik perusahaan cangkang yang terlibat, berasal dari Cina daratan”.
Petugas pertama kali mulai menyelidiki putra tertua keluarga itu awal tahun ini, setelah mendapat informasi dari bank. Menurut pejabat Kepolisian, orang tua mereka–58 dan 62 tahun, menganggur, sedangkan anak tertua, 34 tahun hanya seorang teknisi. Sementara anak keduanya, 30 tahun, bekerja sebagai manajer di perusahaan penukaran uang yang terlibat dalam kasus tersebut. Putri bungsu pasangan itu, 25 tahun, adalah petugas layanan pelanggan.
Woo mengatakan dia yakin keluarga tersebut membantu sindikat lain untuk mencuci hasil kejahatan dengan imbalan uang tunai. Aset keluarga tersebut telah telah dibekukan. Pengusaha berusia 60 tahun itu ditangkap karena perusahaannya terlibat transaksi keuangan mencurigakan senilai total 170 juta dolar HK. Menurut Woo, perusahaan itu hanya melaporkan sekitar 30 juta dolar HK transaksi tahun ini ke Bea dan Cukai.
“Kami menduga perusahaan menggunakan beberapa rekening bank dalam kegiatan pencucian uang, dan rekening yang terlibat tidak dilaporkan dalam transaksi bisnisnya,” ujar Woo. Woo mengatakan lisensi perusahaan penukaran uang itu telah ditangguhkan setelah pemiliknya ditangkap.
Sumber di kalangan Kepolisian menyebutkan, kasus pencucian uang terbesar tercatat pada 2015, melibatkan 6,5 miliar dolar HK dan penyelundupan logam mulia. Pada tahun 2016, seorang penukar uang terlibat dalam kasus berbeda dengan total 450 juta dolar HK.
Superintenden Grace Tang, kepala Tim Investigasi Keuangan, mengatakan, keluarga tersebut diduga telah mencuci uang tunai melalui transfer uang berlapis, sehingga sulit untuk menyelidiki pemilik asli dan penerima akhir dana tersebut. Sumber penegak hukum mengatakan uang tersebut biasanya dipindahkan dari rekening bank milik keluarga dalam satu atau dua hari.
Selama operasi berkode “Shadow Hunter ” tersebut petugas menyita sejumlah besar dokumen, termasuk laporan bank bersama dengan komputer. Keenam tersangka dibebaskan dengan jaminan, setelah ditahan pada hari Kamis pekan lalu.
Di Hong Kong, pencucian uang membawa hukuman maksimal 14 tahun penjara, dan denda 5 juta dolar HK.
The Joint Financial Intelligence Unit, yang terdiri dari Kepolisian dan Bea Cukai, menangani 51.588 laporan aktivitas keuangan yang mencurigakan pada 2019, turun 30 persen dibandingkan dengan 73.889 pada 2018. Lebih dari 92.000 transaksi semacam itu dilaporkan di sepanjang tahun 2017, dan itu adalah jumlah terbesar yang diterima unit tersebut dalam satu tahun sejak 2012.
Data itu juga mewakili kenaikan 20 persen dari 76.590 laporan yang diterima pada tahun 2016, sementara ada 23.282 laporan yang diterima pada tahun 2012. [Clifford Lo / South China Morning Post]