Crispy

Dampak Covid-19, Ini Harapan Sektor Creatif Company

JAKARTA – Penyebaran pandemi virus Corona (Covid-19) memberikan dampak luar biasa terhadap perekonomian nasional. Bahkan hampir seluruh sektor usaha dan bisnis, rontok akibat meluasnya virus mematikan itu.

Salah satunya sektor creative company milik Rina Novita, DNA Productions. Diketahui, perusahaan ini memiliki empat core business. Mulai dari licensing dan merchadising business, production house, manajemen artis hingga event organizer.

Dengan bisnisnya ini, ia menjadi orang pertama yang memboyong serial ‘Upin dan Ipin’ dan ‘Boboiboy’ ke Tanah Air.

Setelah berhasil menggarap rumah produksi pertama, hasil kerjasama dengan Fuji TV Jepang dengan memproduksi FTV Aishiteru dan When You Wish Upon Sakura. Unit bisnis lainnya, yakni manajemen artis Islam seperti Maher Zain, Raef, dan Harris J., hingga pertunjukan musik.

Rina mengakui, sejak pandemi Covid-19 muncul, tidak sedikit project kerjasama dan pekerjaannya tertunda. Salah satu yang terberat adalah pihaknya tidak bisa shooting. 

“Ada program travel dan games bekerjasama dengan SBS TV Korea yang tidak bisa dijalankan karena tidak bisa shooting di Indonesia maupun Korea,” kata Rina.

Jika banyak perusahaan atau pelaku usaha melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dengan alasan inefisiensi, Rina justru sebaliknya.

“PHK mungkin tidak tepat. Kasihan dengan para pegawai yang telah bekerja keras dan loyal ke perusahaaan. Yang kami lakukan adalah memotong gaji dan mengefisiensikan beberapa biaya, seperti transportation, entertaiment, dan lain-lain,” ujarnya.

Sebisa mungkin, lanjut Rina, karyawan diusahakan untuk tetap bekerja di rumah dan tetap di gaji walaupun ada pemotongan gaji. Adapun, untuk mengatasi dampak virus terhadap keberlangsungan hidup bangsa, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelontoran anggaran stimulus Rp405,1 triliun.

Sebagian besar, atau nyaris 40 persen dari itu, dialokasikan untuk pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp150 triliun. Sementara alokasi terbesar kedua adalah jaring pengaman sosial (JPS) atau social safety net senilai Rp110 triliun. Berikutnya, alokasi dana kesehatan Rp75 triliun. Terakhir Rp70,1 triliun untuk insentif perpajakan.

Dirinya mengaku belum mendapatkan informasi mengenai stimulus tersebut. “Kami datang ke bank untuk menanyakan relaksasi cicilan dan bunga saja bank-nya masih belum mau. Terus terang sebagai pengusaha kita sedih, karena semuanya belum jelas di tataran bawah,” katanya.

Meskipun pandemi belum diketahui kapan berakhir, Rina tetap berusaha beraktivitas dan menerapkan social distancing sesuai anjuran pemerintah guna memutus mata rantai Covid-19.

“Selama pandemi, saya banyak memikirkan konsep-konsep untuk OTT maupu diversifikasi bisnis baru. Akan terjadi perubahan mendasar dalam semua aspek bisnis ini yang sedang saya pelajari. Selain itu saya mengadakan sharing sessio setiap minggu di live Instagram. Dari sharing session, banyak bertemu partner-partner baru untuk kerjasama,” kata dia.

Rina berharap, situasi ini cepat berakhir dan ekonomi nasional segera pulih. Juga berharap pemerintah ada ketegasan dari pemerintah pusat mengenai dukungan terhadap pengusaha-pengusaha yang terdampak.

“Ketegasan ini juga harus operasional, artinya pihak-pihak yang tidak mengikuti akan dikenakan sanksi berat . Komunikasi pemerintah juga sangat kurang terhadap pengusaha. Hanya terbatas pihak elit yang berada di atas saja,” ujarnya.

Rina juga mengeluhkan hal lain, terkait sikap tak kooperatif leasing company. “Kami lelah juga ke bank atau leasing company. Mereka sama sekali tidak kooperatif mengenai ini. Mereka merasa pemerintah tidak bantu duit, jadi mereka tidak mau memberikan kemudahan ke klien mereka,” katanya.

Back to top button