Data Israel Ungkap Fakta Mengerikan, 83 Persen Korban di Gaza adalah Warga Sipil

JERNIH – Di tengah gempuran tanpa henti, sebuah data mengejutkan muncul dari pihak Israel sendiri. Data internal yang baru dirilis menunjukkan bahwa 83% dari korban tewas di Jalur Gaza adalah warga sipil. Angka rasio yang sangat tinggi ini terungkap saat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) secara resmi menyatakan status bencana kelaparan di wilayah yang hancur lebur itu.
Menurut laporan dari +972 Magazine, Local Call, dan The Guardian, sebuah basis data rahasia intelijen militer Israel mencatat bahwa hingga Mei 2025, sekitar 8.900 militan Hamas dan Jihad Islam Palestina telah tewas. Namun, ketika data ini dibandingkan dengan angka total korban tewas dari Kementerian Kesehatan Gaza yang mencapai 53.000 jiwa, terlihat bahwa mayoritas korban—lebih dari 44.000 jiwa—adalah warga sipil.
Ironisnya, angka ini berbanding terbalik dengan klaim publik para pejabat Israel yang sempat menyebutkan telah membunuh 22.000 militan. Militer Israel sendiri kemudian membantah laporan ini, menyebut data yang disajikan “tidak benar” dan “tidak mencerminkan data yang tersedia.”
Di tengah terkuaknya angka korban yang masif, tentara Israel terus melancarkan serangan ofensif ke Kota Gaza. Sekretaris Jenderal PBB telah mengecam langkah ini, memperingatkan bahwa serangan tersebut berpotensi menyebabkan “kematian dan kehancuran besar-besaran.”
Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz, pada Jumat (22/8/2025) bahkan mengeluarkan pernyataan keras, “Segera, gerbang neraka akan terbuka” di Kota Gaza jika Hamas tidak menyetujui syarat-syarat Israel untuk mengakhiri perang. “Jika mereka tidak setuju, Gaza, ibu kota Hamas, akan menjadi Rafah dan Beit Hanoun,” tambahnya, merujuk pada dua wilayah yang telah luluh lantak rata dengan tanah.
Pernyataan ini muncul setelah Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyetujui rencana militer untuk menduduki Kota Gaza, meskipun Hamas mengumumkan telah menyetujui usulan gencatan senjata yang diajukan oleh mediator Qatar dan Mesir. Serangan bom di berbagai permukiman di Gaza City pun terus meningkat, bahkan merenggut nyawa 12 orang di sebuah sekolah di lingkungan Sheikh Radwan pada Jumat pagi.
Sejak pertengahan Maret, PBB melaporkan bahwa 95% dari pengungsian yang tercatat adalah warga yang melarikan diri dari Kota Gaza. Total pergerakan pengungsi mencapai 796.000 jiwa.