Debat Cagub/Cawagub Sultra, La Ode Muhammad Ihsan: Hanya Pemimpin Perempuan yang Punya Perhatian Khusus pada Kekerasan Berbasis Gender
- Tina-Ihsan akan membuat dan mengoptimalkan regulasi untuk mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender.
- “Kami percaya, dengan pendekatan yang sistematis dan perhatian khusus, Sultra bisa menjadi provinsi yang ramah dan aman bagi semua warga.
KENDARI – Calon Wakil Gubernur Sulawesi Tenggara (Sultra) La Ode Muhammad Ihsan Taufik Ridwan, menyampaikan bahwa hanya pemimpin perempuan seperti Tina Nur Alam yang mampu memberikan perhatian khusus pada isu kekerasan berbasis gender. Pernyataan tersebut disampaikan Ihsan dalam Debat Publik Ketiga Pilgub Sultra 2024 yang digelar di Claro Hotel Kendari, Sabtu, 23 November 2024.
Ihsan menjawab pertanyaan panelis terkait langkah strategis pasangan Tina-Ihsan dalam mengatasi kekerasan berbasis gender yang masih marak di Sultra. Berdasarkan data terakhir, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Sultra tercatat mencapai 1.234 laporan sepanjang 2023, dengan mayoritas korban berasal dari kalangan rentan, termasuk perempuan dan anak-anak.
“Angka kekerasan berbasis gender di Sultra sangat memprihatinkan. Sebagai pemimpin perempuan, Tina memiliki sensitivitas dan kepedulian tinggi terhadap isu ini. Bersama, kami berkomitmen untuk menghadirkan kebijakan yang nyata dan berdampak,” ujar Ihsan.
Untuk mengatasi persoalan ini, pasangan Tina-Ihsan mengusung beberapa program prioritas. Ihsan menjelaskan bahwa pihaknya akan memaksimalkan peran guru dan konselor di sekolah untuk memberikan edukasi tentang kesetaraan gender dan pencegahan kekerasan sejak dini. Selain itu, kelas pra-nikah akan dioptimalkan untuk memberikan pemahaman kepada calon pasangan tentang pentingnya membangun keluarga yang harmonis tanpa kekerasan.
“Kami akan memperkuat konseling di berbagai lini, baik di sekolah maupun masyarakat, sehingga korban kekerasan berbasis gender bisa mendapatkan dukungan dan perlindungan yang lebih baik,” kata Ihsan.
Pasangan ini juga berencana membuat dan mengoptimalkan regulasi untuk mencegah dan menangani kekerasan berbasis gender. Ihsan menegaskan bahwa penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan akan menjadi perhatian utama.
“Kami akan memperkuat regulasi untuk memastikan pelaku kekerasan mendapatkan sanksi tegas. Selain itu, kami akan mendorong adanya perlindungan hukum yang lebih baik bagi korban,” jelasnya.
Tina-Ihsan juga berkomitmen untuk membuka ruang konsultasi dan edukasi yang lebih luas di masyarakat, bekerja sama dengan organisasi perempuan dan lembaga masyarakat sipil. Program-program ini, menurut Ihsan, bertujuan menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi perempuan dan anak di Sultra.
“Kami percaya, dengan pendekatan yang sistematis dan perhatian khusus, Sultra bisa menjadi provinsi yang ramah dan aman bagi semua warganya, terutama perempuan dan anak,” tutup Ihsan